Nah enggak berhenti di situ. Sekarang ada Deepseek dari China, mirip seperti ChatGPT. Tapi dia mampu bercakap-cakap dengan kita seolah-olah dia manusia. So dia, aku lihat dari sisi ini, sudah seperti the way human think, right?
Nah, kenapa I bring this up? Orang belum melihatnya sebagai sebuah penemuan. Tetapi once they discover, pada saat mereka coba, mereka langsung terbelalak dan lihat ini adalah revolusi dalam cara kita untuk doing things. Dimulai dari sekarang, di saat kita mengetahui ada teknologi seperti ini, otomatis akan berubah 180 derajat.
Nah ini yang membuat orang harusnya melihat we are in the revolution. Itu pendapat saya dengan AI sekarang, dilihat dari kacamata global.
![SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang mengatakan Artificial Intelligence setara dengan penemuan akbar mesin uap pada 1700an yang mendorong revolusi industri. [Suara.com/Adit Rianto Saputro]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/93607-steve-saerang-indosat.jpg)
Kalo misalnya ternyata AI ini berkembang secara pesat, tapi di Indonesia sendiri perkembangannya menurut Mas Steve apakah akan berjalan dengan semestinya atau agak lambat?
Konteks yang ingin saya berikan adalah melihat dari sisi industri telekomunikasi dulu. Jadi di industri telekomunikasi, kita lihat bahwa ini merupakan backbone. Ini merupakan tulang belakang karena AI bisa berjalan di atas sebuah connectivity. Nah kalau kita ngomong soal connectivity kita bisa melihat bahwa penggunaan AI saat ini di Indonesia lebih banyak digunakan, dikonsumsi, di tahap awal yaitu generative AI.
Contohnya yang tadi saya bilang, ChatGPT ataupun Gemini dari Google or ya semua aplikasi yang men-generate things.
Nah sekarang yang kita lihat lompatan berikutnya di Indonesia, dari generative AI adalah adopsi AI di dalam core function business perusahaan yang ada di Indonesia, mulai dari manufaktur, perbankan dan lain lain. Nah itu dari kacamata industri telekomunikasi kita melihatnya seperti itu. Kenapa? Karena dengan adanya pemanfaatan yang lebih produktif. Yang lebih produktif yang bisa meningkatkan efisiensi.
Di Indonesia ini akan dilihat sebagai sebuah opportunity. Karena siapa yang duluan melihat opportunity ini, dia melihat efisiensi equal dengan productivity. Nah ini opportunity ini yang saya lihat masih ditangkap di level urban, again ini masih konteksnya karena kita lihat dari apa yang berjalan di atas connectivity yang diberikan saat ini ke masyarakat di Indonesia.
Kalau di Indosat sendiri sampai sejauh mana tantangannya?
Baca Juga: Cisco - Indosat : Ancaman Siber Makin Kompleks! Hanya 12 Persen Perusahaan RI Siap
Kalau dari Indosat kita melihat itu bukan sebagai challenge ya. Saya mendengarkan tantangan, saya langsung bilang this is not tantangan. Ini adalah opportunity. Karena kita melihat bahwa belum banyak perusahaan apalagi perusahaan telekomunikasi di Indonesia mengeklaim mengadopsi AI di saat masih awal dan Indosat adalah yang pertama menjadi pionir untuk menyatakan bahwa kita ready untuk bring AI revolusi ke Indonesia. Kita kenapa bisa sampaikan seperti itu, karena sebelumnya sebelum keluar kita coba internal dulu.