Saya dari awal memang suka tantangan baru dan itu mendorong motivasi saya lebih meningkat, termasuk untuk kualitas saya sendiri maupun di dalam Karena di Petrokimia saat itu timnya degradasi, ada keraguan dari suporter Bonek dan pengurus kok Jacksen berani membawa dari Petrokimia, padahal timnya degradasi.
Tapi pada saat saya di Petro itu, prestasi timnya ya terpuruk tapi secara individu sebagai seorang playmaker itu mencetak 19 gol dalam kompetisi.
Itu mungkin jadi poin utama Jacksen sebagai pelatih merekrut saya. Ya meski timnya tidak prestasi, tapi saya mingkin dinilai memiliki kualitas dan teknikal yang bagus. Saya merasa di Persebaya bisa meningkat dan bisa membawa prestasi dan langsung juara di musim pertama.
Ada cerita kurang baik waktu di sana (Persebaya). Setelah tur ke Persipura, saya sakit di apartemen tiba-tiba mulai muntah-muntah malam hari bawa ke rumah sakit dan diberi obat jalan. Setelah diminum, saya sempat istirahat sebentar namun subuh muntah-mintah lagi, dibawa ke IGD lagi sudah hilang (pingsan) saya.
Saya tiga hari koma, pakai alat semua, pemacu jantung dan lain-lain. Saya bisa hidup tiga hari itu karena alat-alat. Setelah di MRI semua dan diperiksa lab, ada sebuah virus yang masuk otak saya sebelah kiri dan di situ terjadi pendarahan. Tapi penyakit apa, dokter tidak bisa diagnosa. Karena dicek lab pun tidak muncul penyakit apa, cuma ada virus di otak.
Setelah saya sadar baru teman-teman cerita. Waktu itu diberi obat satu kapsul dari Jerman kalau tidak salah. Kata dokter kalau satu kapsul itu tidak ada reaksi, dokter angkat tangan. Harganya saat itu kurang lebih Rp 10 juta, kalau sekarang bisa Rp 100 juta ya.
Dikasih kebetulan, ya mukjizat mungkin. Tanggal 8 Juni 2004 tepat hari ulang tahun saya, saya itu seperti melihat cahaya besar dan pintu yang besar buka sedikit, saya mau masuk tapi ada suara dari dalam "kembali, belum saatnya". Saat itu juga saya sadar dan bangun dari koma.
Dari koma itu ada perjuangan berat lagi, dokter menyatakan kemungkinan saya akan lupa ingatan atau bisa lumpuh. Saran dokter saat itu tidak boleh bermain sepak bola lagi. Selama satu bulan pas kompetisi libur dua bulan karena pemilu, saya punya waktu setiap hari minum 25 kapsul obat makanya badan sampai bengkak.
Kebetulan di apartemen ada kolam renang dan pelatih fisik waktu itu Teco (pelatih Bali United saat ini) setiap pagi saya latihan satu jam di kolam renang salama satu bulan. Setelah itu baru turun ke lapangan pelan-pelan, akhirnya step by step kondisi mulai normal fisiknya dan sehat lagi.
Baca Juga: BRI Liga 1: Dewa United Ingin Lengserkan Persebaya dari Peringkat Kedua
Pertandingan terakhir lawan Persija Jakarta, saya kebetulan cetak gol waktu itu dan kita juara menang 2-1. Itu yang mukjizat dan kenangan yang luar biasa dan tidak saya lupakan.