Suara.com - Kinerja Kepolisian Republik Indonesia atau Polri kian hari makin menjadi sorotan publik. Terlebih dengan adanya rentetan kasus penyalahgunaan senjata api (senpi) hingga membuat nyawa seseorang melayang.
Setidaknya ada dua kasus yang belakangan menjadi sorotan yakni aksi polisi tembak polisi di Solok, Sumatera Barat dan kasus polisi menembak pelajar di Semarang. Lantas apa yang sebenarnya yang salah dalam fenomena belangan ini di tubuh institusi Polri?
Suara.com mewawancarai Anggota Komisi III DPR RI fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo perihal masalah arogansi anggota Polri dalam penggunaan senpi.
Rudianto menyampaikan, jika kasus anggota Polri menyalahgunakan senjata api menjadi atensi Komisi III DPR RI sebagai mitra dari kepolisian,. Mulai dari kasus polisi tembak polisi hingga kasus polisi tembak warga sipil tak luput jadi sorotan.
"Bagi kita di Komisi III, dengan terkait kasus ini Komisi I sangat atensi sekali dan perhatikan sekali terbukti dengan kejadian di Solok misalkan Komisi III langsung sejak kejadian hari itu, hari kalau tidak salah hari Jumat, Kamis Jumat, kita Senin langsung mendatangi Polda Sumatera Barat dan di sana kita banyak berdiskusi menanyakan pertanyaan-pertanyaan tajam apa yang menyebabkan sehingga terjadi peristiwa polisi, tembak polisi yang itu di luar nalar kita. Tidak masuk akaI," kata Rudianto saat berkunjung di Kantor Suara.com, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Menurutnya, Komisi III DPR sebenarnya sudah sering mewanti-wanti Polri terkait penggunaan senpi. Pihaknya tak mau ada nyawa melayang apalagi korbannya adalah pelajar.
"Rakyat kita ditembak dengan uang, ini kan pistol menurun dari mana Pak? Dari rakyat juga itu yang kami sampaikan, kami berharap ada koreksi betul-betul dari jajaran petinggi Polri bahwa ini masalah serius," katanya.
Ia mengatakan, sangat wajar jika masyarakat memberikan perhatiannya kepada Polri usai adanya kasus penyalahgunaan senpi tersebut. Sebab, Polri merupakan milik rakyat.
"Apalagi konstitusi kita sudah mendudukkan Polri sebagai alat negara yang tugasnya melayani, mengayomi, melindungi serta peningkatan hukum idealnya seperti itu jadi ketika ada misalkan peristiwa ini kan pistol senjata jangan dibuat gagah-gagahan," ujarnya.
Baca Juga: Klaim Serap Aspirasi Warga, Program Polisi 'Warbin Keliling' Banjir Kritikan: Saingan Starling?
Untuk itu Kapoksi Fraksi Partai NasDem Komisi III DPR ini meminta agar ke depan Polri bisa melakukan evaluasi. Misalnya dengan melakukan tes sebelum polisi diberikan senjata.