Suara.com - Lina Mukherjee baru saja bebas dari penjara. Ia menjalani hukuman 1,5 tahun di Lapas Kelas II A Wanita Palembang Sumatera Selatan atas kasus penistaan agama.
Usai bebas, Lina Mukherjee sempat merasa percaya tak percaya. Sebab selama ini, ia cuma menjalani hari-hari di lapas.
"Rasanya nggak percaya. Ini nyata nggak sih?" kata Lina Mukherjee kepada Suara.com ditemui di Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (21/11/2024).
Lina Mukherjee lantas bercerita seputar kehidupan penjara selama belasan bulan. Termasuk rencananya setelah bebas.
Baca Juga: 8 Potret Lina Mukherjee Dulu dan Sekarang, Makin Cantik Usai Bebas dari Penjara
Berikut wawancara selengkapnya bersama Lina Mukherjee.
Seperti apa kelegaan akhirnya bebas?
Pastinya nggak percaya. Ini nyata nggak sih? Aku percaya ketika kita ikhlas, Allah, alam semesta, bumi pun akan memberikan support. Aku harus kuat, karena kalau bukan kita, siapa lagi? Aku bahkan sudah nggak bisa keluarkan air mata.
Hah? Nggak bisa nangis lagi?
Aku sudah nggak bisa keluarin air mata. Dari tersangka, ditahan, air mata nggak keluar. Satu-satunya waktu itu yang bikin nangis, aku ditinggalkan.
Baca Juga: Lina Mukherjee Akhirnya Bebas Usai Dipenjara Kasus Penistaan Agama
Sama siapa ditinggalkan?
Sedih, aku punya pengacara, sudah keluarin banyak uang tapi aku ditinggalkan. Dapat lagi pengacara, ditinggal lagi. Aku merasa kok aku ditinggalkan terus? Aku sendirian sampai pacar juga (meninggalkan).
Pacar aku nggak ada kabar, uang Rp 400 juta belum dikembalikan. Dia pinjam uang buat bisnis.
Sekarang nggak ada komunikasi sama sekali?
Terakhir September 2023. Uang 400 juta itu uang aku. Tapi ketika aku di penjara, kok dia gak pernah nanya kabar aku. Which is kan cari tau (kabar) dari asisten.
Ada niat untuk menghubungi pacar atau mau langsung bikin laporan?
Aku chat nggak dibalas. Mungkin dia nggak ada uang. Semoga bisa balik, tapi nanti bisa jadi (bikin laporan) kalau pikiran aku berubah.
Selain cobaan uang Rp 400 juta, ada ujian lain nggak selama di lapas? Seperti apa kehidupan di sana?
Aku tuh biasanya bangun jam 11. Tapi di sini, orang-orang jam 4 sudah bangun untuk salat subuh. Kehidupan di sini, disiplin.
Kita ada pelatihan kerja. Aku yang tadinya nggak bisa menjahit, belajar. Ada latihan nail art juga, masak, tata boga, macam-macam.
Di penjara menghabiskan berapa sih ka per hari?
Di Jakarta bisa Rp 12 juta per hari, kalau di sana, Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Buat makan, aku kan jajanin mereka juga.
Uang itu sisa-sisa tabungan kah ka?
Jual tas branded, emas yang aku beli Rp 100 juta, dijual. Bahkan sama asisten, kucingnya dijual.
Makan nasi cadong juga nggak?
Makan, nasi cadong itu di sana, kalau di sini bahasanya ompreng. Lauknya ayam, daging, sehat dan enak. Ada sayur sama buah juga. Cuma porsinya nggak banyak.
Nah, sekarang udah bebas. Kira-kira ada rencana apa?
Aku mau menjadi pribadi yang lebih baik. Bermanfaat untuk orang lain.
Terus kerjaan gimana?
Soal kerjaan, sisa uang (di rekening) Rp 5 juta. Ada kerjasama yang belum selesai, nanti aku juga mau ke pabrik tas di Surabaya.