Pada masa itu (1998), memang sedang booming digital telekomunikasi, ya?
Iya, memang begitu. Awalnya, saya tidak bekerja sebagai engineer telekomunikasi, melainkan sebagai programer, membuat software di perusahaan telekomunikasi. Karier saya kemudian berkembang ke bidang IT.
Sebelum menjadi CTO di Indico, Anda sempat berkarier lama di Telkomsel selama 13 tahun lebih. Posisi terakhir Anda adalah Vice President of Data Governance, betul?
Benar, itu posisi terakhir saya.
Apa saja yang Anda lakukan selama menjabat sebagai VP di sana?
Posisinya sedikit berbeda dari peran sebelumnya di IT. Selama tiga tahun terakhir, saya fokus pada data governance dan data protection, yang lebih terkait dengan hukum. Saya mempelajari undang-undang perlindungan data pribadi dan bagaimana melindungi data perusahaan.
Itu seperti kembali sekolah, karena saya harus belajar dan membaca buku-buku hukum serta mengikuti sertifikasi di bidang ini.
Bagaimana pengalaman bekerja di bidang data dan governance ini menjadi pijakan karier Anda selanjutnya di Indico?
Bicara soal data, sekarang orang bilang data itu adalah "new oil." Data menjadi aset berharga, yang jika tidak dikelola dengan baik, malah bisa merugikan. Banyak perusahaan menghasilkan data tapi tidak memanfaatkannya, atau bahkan tidak menjaganya dengan baik. Di Telkomsel, saya berperan dalam membuat kebijakan dan mengawasi praktik perlindungan data, sesuai dengan regulasi yang ada.
Baca Juga: Telkom Perkuat BigBox dengan AI Microsoft, Inovasi Mutakhir untuk Masa Depan Digital Lebih Cerdas
Berarti peran Anda lebih ke pembuatan kebijakan dan pengawasan?