Apa ini juga jadi strategi dari PDIP supaya tidak katakanlah 'dijailin'?
Saya tidak pernah berprasangka apapun, sebab dalam pemilihan gubernur itu yang pertama adalah figur, mau dijailin mau tidak kalau figurnya nggak kuat juga nggak bisa. Dan saya merasakan selama 10 hari ini, 12 hari lah ketika saya melakukan sosialisasi saya mendapatkan respons dukungan, apresiasi yang luar biasa dari pemilih. Rata-rata setiap hari itu 9-11 titik sehingga dengan demikian dan termasuk yang muncul di semua TV kalau lihat di media kan hampir, mungkin kamu Ria bosen, tetapi saya harus mengejar kekurangan itu.
Dan alhamdulillah dalam menyampaikan gagasan sekali lagi saya harus menyampaikan bahwa saya nggak mau yang neko-neko yang nggak bisa dikerjakan, semua yang akan kami lakukan adalah apa yang kami gali kami dapatkan dari rakyat di Jakarta.
Dapat dipastikan pasangan Pramono-Bang Doel (Rano) ini bukan menjadi bukti bahwa PDIP sedang tersandera?
Kalau lihat wajah saya kan penuh senyum. Siapa yang mau nyandera wajah yang penuh senyum? Nggak ada.
Saya bilang sama Bang Doel begini, Bang kita berdua lebih baik genuine dan apa adanya. Pertarungan, pertarungan gagasan, ide, keinginan, aspirasi, dan bagaimana memecahkan masalah Jakarta, daripada hal-hal yang bersifat etnisitas, agama, dan sebagainya. Makanya banyak yang menyarankan saya menjadi Bang Pram, nggak, saya tetap Mas Pram. Namanya juga orang Jawa, lahir Kediri, orang tua Jogja sehingga itu lah yang menjadikan kenapa saya minta Ria untuk dipanggil Mas.
Kalau misalkan sudah mulai terjun ke lapangan ke masyarakat tapi kita lihat sendiri gitu Mas Pram, Pak RK dengan Pak Suswono itu mesin politiknya belasan partai politik mendukung gitu. Nggak takut apa?
Jadi sekali lagi pertarungan di Pilgub itu pertarungan figur. Kita punya pengalaman di 2012 ketik Pak Jokowi maju dengan Pak Ahok yang mendukung hanya 18 persen. Sekarang lebih hebat lagi yang mendukung 15 persen melawan 85 persen, 14 partai sehingga kalau saya melihat ini, ini peluang malah lebih bagus karena masyarakat kita itu selalu berempati dengan orang yang lagi dikeroyok.
Saya ini kan lagi dikeroyok rame-rame, tapi saya siap dikeroyok dan saya menikmati untuk dikeroyok. Tapi saya tetap menjalin hubungan baik dengan seluruh partai yang di luar PDI Perjuangan karena selama ini memang di dalam politik itu saya politik merangkul menjadi jembatan bisa diterima siapa saja, dengan pengalaman panjang saya, menurut saya ini hal yang juga menjadi keuntungan saya pribadi.
Baca Juga: KIM Plus Dinilai Setengah Hati Usung Ridwan Kamil, TSRC: Gerindra Sudah Mencapai Tujuan di Jabar

Pak RK ini sudah mencoba beberapa kali mengunjungi masyarakat tapi itu ternyata banyak penolakan. Mas Pram merasa diuntungkan nggak?