Suara.com - Dany Beler jadi salah satu stand up comedian atau komika Indonesia yang lagi naik daun. Pria asal Bogor ini sekarang berada di naungan Comika Management, salah satu unit bisnis Comika Company, perusahaan yang dibidani Pandji Pragiwaksono.
Nama Dany Beler mulai dikenal ketika mengikuti Stand Up Comedy Indonesia season 7 (SUCI 7) Kompas TV pada 2017. Perjuangannya di kompetisi tersebut melabuhkan namanya di juara ketiga.
Lepas dari sana, Beler, demikian dia biasa disapa, terus menapaki kariernya di panggung stand up comedy. Belakangan, pemilik nama asli Danny Wahyu Nugraha ini mulai membangun persona 'family man'. Persona adalah karakter yang ditampilkan para komika di atas panggung.
Baru-baru ini, Suara.com mendapat kesempatan berbincang dengan Dany Beler di Markas Comika, Jakarta. Kami membahas banyak hal, terutama dunia stand up comedy yang lagi digelutinya sekarang.
Baca Juga: Indah Permatasari, dari Akting yang Diremehkan hingga Bisa Sabet Penghargaan
Seperti apa obrolan kami dengan Dany Beler? Simak berikut ini.
Apa yang memotivasi Anda menjadi seorang komika?
Dulu gue kerja di salah satu minimarket sebagai kasir. Di tengah-tengah waktu yang nggak ada konsumen datang, gue itu kan depan komputer, jadi iseng nyari 'stand up comedy'.
Waktu itu pertama kali muncul di Open Mic Metro TV kalau nggak salah, nama komikanya Jui Purwoto. Gue tonton, 'ih lucu juga ya orang ngelawak sendiri gitu'.
Gue tonton terus akhirnya gue ngerasa, 'oh ternyata bisa nih ngelucu di atas panggung' gitu. Karena gue basicnya dulu kalau ngelucu tuh di tempat nongkrong gitu.
Nah setelah melihat Metro TV punya open mic stand up comedy, 'ih ternyata bisa nih tanpa tongkrongan pun bisa lucu' gitu.
Baca Juga: Perjalanan Karier Callista Arum, Aktris Cantik yang Dulunya Atlet dengan Segudang Bakat
Akhirnya dari situ mulai dicari tuh, ada nggak ya komunitasnya? Ternyata ada, domisili di Bogor, Stand Up Indo Bogor. Akhirnya ikut gabung, dari situ sih triggernya pengin jadi komika.
Sejak awal sudah merasa lucu nggak?
Wah kacau, tongkrongan kalau nggak ada gue biasa aja, hahaha. Ya predikat lucu kan sering diberikan oleh orang lain ya. Jadi gue tuh di sana sebagai orang yang ngeramain aja gitu.
Bahkan dari dulu, dari zaman sekolah ya di SMA, gue tuh pernah digampar sama guru gara-gara ngelawak.
Jadi dulu tuh ada plesetan, jadi guru Bahasa Inggris bilang 'once upon a time', gue plesetin 'once upon undian' (kupon undian). Jadi teman-teman ketawa, terus gurunya sewot, gue ditampar.
Dari situ, 'ah bisa nih jadi pembangkang' gitu, nggak (bercanda) 'bisa jadi komika nih' gitu.
Siapa komika yang Anda jadikan inspirasi?
Ada, dulu tuh komika namanya Jui Purwoto, asal Bogor. Itu tuh jebolan Metro TV juga. Nah itu pertama kali gue nonton dia, dan pertama kali gue pengin jadi kayak dia.
Sudah mah lucu, terus jokes-nya bisa diterima dengan baik gitu. Kita ngedengarnya juga kayak, 'ih gitu aja bisa lucu ya' gitu.
Ada satu jokes dia yang sampai sekarang gue jadi favoritin gitu. Dia bilang banyak orang yang menyalahkan banjir di Jakarta gara-gara kiriman dari Bogor. Padahal orang Bogor tuh baik-baik, orang Bogor tuh amanah, apa yang kita dapatkan pasti kita sampaikan. Termasuk air.
Oh buat gue itu lucu banget tuh gitu. Dan itu tuh komedinya nggak fisik gitu. Akhirnya bikin kita mikir, 'oh bisa ya kayak gitu, dikemasnya gitu'.
Makanya sekarang, terutama dulu ya, banyak yang menganggap gaya stand up gue tuh mirip kayak gaya stand up Jui Purwoto. Karena memang tiap hari nontonin dia gitu.
Bagaimana Anda mencari ide untuk membuat materi stand up comedy?
Gambaran singkatnya cara ngembangin materi bersumber dari apa yang kita resahkan, apa yang kita gelisahkan. Yang mana yang bikin resah gitu buat jadi materi. Bisa dicari, bisa datang dengan sendirinya. Tergantung dari background-nya masing-masing gitu.
Kalau gue kan sekarang notabene komika yang berkeluarga. Bisa dibilang family man lah gitu. Nah keresahannya tidak jauh dari seputar rumah tangga, seputar anak, seputar istri. Dan kebijakan-kebijakan rumah tangga gitu.
Nah, kalau misalkan nyari keresahan lain sebenarnya bisa. Tapi akan balik lagi ke sini. Betul (karena itu yang dirasain ya, yang masih lagi dijalanin). Tergantung background kita masing-masing sih.
Wah istri sering dijadikan materi dong? Suka tersinggung nggak istri?
Nggak, sih. Yang penting dia mah transferan lancar, hahaha. Soalnya kalau izin dulu biasanya kan nyerahin do and don'ts kan. Kalau nyerahin ke istri lebih banyak don'ts-nya gitu. Jadi mending minta maaf aja daripada minta izin gitu.
Soalnya dia juga ngerti lah nikah sama siapa. Kecuali gue bukan stand up comedian, gue pegawai busway misalkan, terus tiba-tiba ngerosting dia, ya baru 'apa maksudnya nih?' gitu. Tapi kalau dia tau saya stand up comedian mah nggak akan tersinggung.
Pokoknya gue kalau tiap bahas istri, istri gue tuh biasa aja. Cuma tiap diajak ngobrol nggak jawab. Kenapa ya itu? Beda aja referensinya. Bagi gue lucu, bagi dia nggak, atau terbalik gitu.
Sampai sekarang maih suka gugup di atas panggung?
Gemetar. Deg-degan. Sampai sekarang gue masih deg-degan. Buat ngurangin gugup kalau gue biasanya jalan-jalan ke belakang panggung sambil ngebadanin materi. Pokoknya jangan biarkan tubuh ini tuh diam. Nanti jadi kaku di atas panggung. Makanya akhirnya gue tarik napas, jalan-jalan gitu. Sama nggak pengin diganggu sih sebenarnya.
Biasanya kalau mau tampil tuh sekarang sudah spare waktu 30 menit
sebelum tampil, sudah menyendiri aja. Kalaupun ngajak ngobrol, ngajak ngobrol yang penting-penting.
Kayak misalkan penontonnya sudah datang atau siapa yang harus disebut gitu. Tapi sisanya memang sudah menghafal materi aja.
Punya pengalaman nggak enak di atas panggung? Mungkin ada penonton yang tersinggung?
Nggak sih. Kalau sejauh ini ya materi yang diutarakan oleh stand up gue tuh nggak ada yang tersinggung. Karena balik lagi permasalahan yang gue lempar adalah basisnya keluarga.
Keluarga, keluarga gue, istri gue dan anak gue gitu. Kalaupun ada yang tersinggung ya keluarga gue. Nggak pernah ada isu-isu agama yang bikin saya sampai minta maaf.
Alhamdulillah sejauh ini sih ngggak ada ya. Paling minta maafnya ke istri. Tapi aman-aman aja sejauh ini. 'Keluarga-keluarga gue lo kenapa ikut campur' gitu. Makanya di awal tuh batasnya harus ditegasin dulu gitu.
Makanya stand up comedian tuh selalu berbicara tentang aku. Atau gue.
Misalkan ngomongin isu apa, contohnya kayak keluarga gue gitu, nah ketika objek tertawaannya keluarga gue. Kalau misalkan ada penonton tersinggung, ya itu mah pilihan lo tersinggung. Karena kan gue ngomong keluarga gue, bukan keluarga lo gitu.
Isu-isu yang terkini tuh sangat dinanti oleh penonton gitu. Kalau misalkan
hook-nya atau punch-nya berkaitan dengan sosial yang sedang terjadi biasanya lebih oke, lebih ramai. Penonton tuh ketawanya lebih gerr gitu.
Dan itu juga jadi titik balik ketika kita melempar isu baliknya ke keluarga. Kayak misalkan kita ngomentarin kebijakan yang saat ini terjadi nih. Masalah MK, batas usia, Kaesang umur 29-30. Nah kalau gue komentar gue akan balik ke diri gue sendiri. 'Gimana ya saya kalau jadi Pak Jokowi gitu? Mungkin nggak apa-apa deh saya gagal jadi presiden tapi kan saya berhasil sebagai seorang ayah' gitu. Nah balik lagi ke gue sendiri. Jadi apapun kritiknya, apapun pesan yang disampaikan, balik lagi ke gue sebagai keluarga gimana.
Selain SUCI, apa yang menjadi titik balik seorang Dany Beler?
Gue sih percaya selain SUCI, ya menikah tuh membuka pintu rezeki. Gue sangat percaya itu karena kerasa banget nih di masalah finansial. Dulu sebelum menikah tuh job gue paling satu kali dalam sebulan. Setelah menikah alhamdulillah bisa empat sampai lima kali. Jadi lumayan oke tuh secara kuantitas.
Tapi titik baliknya tuh dari SUCI dan berkeluarga bisa bikin gue seperti sekarang gitu. Nggak tahu deh kalau nggak nikah mungkin lebih baik sih. Bercanda, hahaha.
Apa harapan Dany Beler untuk komika-komika baru?
Ya mudah-mudahan komika-komika bisa meneruskan cita-cita yang selama ini digagas oleh para foundernya. Founder kan ada lima ya, ada Panji Pragiwaksono, Raditya Dika, Ernest Prakasa, Isman, sama Rian Adriandi. Mereka ingin komika itu bisa hidup dari karya.
Ada banyak cara untuk menuju ke situ. Salah satunya memanfaatkan media sosial gitu. Nah gue tuh penginnya bisa hidup dari stand up aja. Bikin karya. Apalagi sebagai stand up comedian tuh bikin karya kayak musisi bikin album. Jadi harus.
Nah di tahun ini gue mau bikin spesial juga, spesial show. Jadi komika tuh punya karya namanya spesial show di mana materinya tuh satu jam bahas idealisme dia. Nah judulnya adalah Dany Blues. Tahu dong pelesetan dari apa? Dany Blues, plesetan dari baby blues.
Nah Dany Blues tuh berarti Dany Beler yang sedang Baby Blues. Di dalamnya masalah topik rumah tangga, masalah anak, parenting, marriage is scary, masalah pandangan kita terhadap dunia luar sana, itu tuh akan dibahas di Danny Blues, tanggal 30 November 2024 di Teater Usmar Ismail.