Eksklusif: MALIQ & D'Essentials Bicara Soal Coldplay Effect, Ambisi Anyar, dan Rahasia di Balik Album Baru

Senin, 08 Juli 2024 | 09:30 WIB
Eksklusif: MALIQ & D'Essentials Bicara Soal Coldplay Effect, Ambisi Anyar, dan Rahasia di Balik Album Baru
MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - MALIQ & D'Essentials menjadi salah satu line up yang paling dinantikan pada perhelatan Prambanan Jazz Festival 2024.

Bersama personil yang komplit, MALIQ & D'Essentials merayakan Satu Dekade Bersama Prambanan Jazz Festival pada hari kedua, Sabtu (6/7/2024) di Pelataran Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinginnya malam tak menghalangi MALIQ & D'Essentials untuk memanjakan para penonton dengan penampilan yang begitu manis dan romantis.

Dua track dari album terbaru mereka, Can Machines Fall In Love?, Aduh dan Kita Bikin Romantis berhasil membuat penonton terbawa mesranya suasana yang diciptakan oleh MALIQ & D'Essentials.

Baca Juga: Senja Teduh Pelita MALIQ & D'Essentials: Harmoni dalam Lembayung Senja

Alunan musik yang lambat nan lembut, lirik-lirik yang mengusik rasa yang terpendam, hingga suara menghanyutkan dari Angga dan Indah, semakin mendatangkan surga sementara bagi para D'Essentials yang penantiannya telah terbayarkan.

MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 (Suara.com/Yulia Rosdiana Putri)
MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 (Suara.com/Yulia Rosdiana Putri)

Apalagi album Can Machines Fall In Love? yang dirilis oleh MALIQ & D'Essentials pada tahun 2024 ini mendapatkan ulasan yang positif, baik dari para penggemar maupun dari mereka yang baru mengenal grup musik asal Jakarta ini.

Berkarya sejak lama, Widi Puradiredja selaku drummer, komposer, hingga produser MALIQ & D'Essentials  sempat berbicara mengenai ekspetasi di balik album ini.

Secara eksklusif kepada Suara.com, Widi menyampaikan mengenai kehati-hatian MALIQ & D'Essentials dalam menciptakan ekspetasi dalam diri mereka.

"Ekspetasi banyak, cuma kita mencoba manage (mengatur). Kadang ekspetasi bisa membunuh semangat kalau gak nyampe (kesampaian)," ujar Widi Puradireja pada Sabtu (6/7/2024).

Baca Juga: Melodi Ceria, Lirik Indah dalam Lagu 'Menari' oleh Maliq & D'Essentials

Sembari menyinggung kebersamaan mereka selama 22 tahun, Widi mengungkapkan bahwa MALIQ & D'Essentials mengutamakan ekspetasi secara internal, terutama dalam berkarya.

MALIQ & D'Essentials berharap bisa berkarya dengan cara yang sehat bagi para personil serta tetap bisa diterima dengan baik oleh para pendengar.

"Ekspetasi sebenarnya lebih ke internal untuk album ini. Karena untuk 22 tahun (berkarya) itu tantangannya lebih banyak ke internal supaya bisa tetap kreatif, tetap punya trigger untuk buat karya yang fungsinya luar dan dalam. (Ke) dalam itu sehat, dan ke luar itu bisa diterima oleh masyarakat," jelas Widi.

Kehadiran dari para penggemar dengan ekspetasi mereka pun tidak bisa diabaikan oleh MALIQ & D'Essentials. Meski Widi menegaskan bahwa MALIQ & D'Essentials tidak mengesampingkan adanya keinginan kreatif.

"Apalagi MALIQ (& D'Essentials) sekarang kan ada fans (penggemar bernama D'Essentials). (Mereka) mungkin punya ekpetasi kepada kita, itu yang paling berat, gimana kita me-manage  (mengatur) apa yang diharapkan orang tapi jangan sampai itu membunuh keinginan kreatif kita untuk kemana-mana," lanjut Widi.

MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]
MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]

Melalui kesempatan yang sama, Widi Puradiredja membongkar fakta menarik di balik proses produksi album Can Machines Fall In Love? 

Album kesembilan MALIQ & D'Essentials ini disajikan dengan tujuh track. Diawali dengan Intro yang memperdengarkan alunan singkat yang selaras dengan track kedua mereka, Dadidu di Dada dan diakhiri dengan pendewasaan melalui Hari Terakhir.

Comeback usai lima tahun, MALIQ & D'Essentials ternyata sempat dibuat bimbang dengan salah satu track dalam album Can Machines Fall In Love? Track tersebut justru menjadi yang paling sulit sekaligus lagu pertama yang diciptakan.

"Track paling sulit itu track kedua. Itu sebenarnya lagu pertama yang kita buat," ungkap Widi.

"(Dadidu di Dada) itu dibuat (pada) Juli 2023 namun selesai di (waktu) paling akhir dari (track lainnya) di album ini," lanjut Widi.

Walaupun tersulit dan terlama, MALIQ & D'Essentials  bersikeras mempertahankan dan merilis track tersebut dalam album Can Machines Fall In Love? Alasannya berhubungan dengan rahasia personal dalam proses pembuatan album terbaru mereka ini.

"Lumayan ganti aransemen beberapa kali tapi kita kekeh bahwa lagu ini harus masuk. Karena ada (alasan) personal. Saat worskhop, lagu ini yang (ditemukan) terlebih dahulu," tegas Widi kemudian.

MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]
MALIQ & D'Essentials dalam Prambanan Jazz Festival 2024 [Istimewa]

Lebih lanjut, pria kelahiran Bekasi ini menguak ambisi anyar dari MALIQ & D'Essentials. Terutama usai ciamiknya penampilan mereka dalam konser Coldplay yang digelar di Indonesia pada akhir tahun 2023 lalu.

Menurut keterangan yang diperoleh Suara.com, momen tersebut menjadi pengalaman pertama MALIQ & D'Essentials untuk bernyanyi di Stadion GBK (Gelora Bung Karno). Sekaligus pengalaman pertama mereka tampil bersama band seterkenal dan sebesar Coldplay.

"Itu pengalaman pertama kita manggung di GBK. Pengalaman pertama kita manggung bareng band sebesar itu juga. Jadi, ada aura yang belum pernah kita rasain selama 22 tahun ini," ucap Widi Puradiredja.

Diakui oleh Widi, MALIQ & D'Essentials bukanlah grup musik yang memiliki ambisi untuk go international. Namun pengalaman bersama Coldplay seolah mengubah mereka dan memunculkan ambisi baru yang menggelora.

"Kita sebenarnya bukan tipe band yang ambisius untuk go international tapi ngerasain kemarin (bareng Coldplay), seru juga ya. Kayaknya kalau memang ini masuk akal, untuk kita coba garap pelan-pelan prosesnya, kita coba untuk menggapai market di luar Indonesia," lanjut Widi.

Soal ambisi ini pun, Widi mengingat perbincangan yang dimiliki oleh MALIQ & D'Essentials dengan Coldplay. Dijelaskan bahwa ada relevansi-relevansi yang dilakukan oleh MALIQ & D'Essentials sebagai grup musik asal Indonesia dengan Coldplay.

Namun aspek wilayah tetap berpengaruh besar, dengan Coldplay yang berasal dari negara seberkuasa Inggris. 

"Apa yang dilakukan oleh Coldplay, sebenarnya kita (MALIQ & D'Essentials) ngobrol sama dia (Coldplay), banyak yang sangat relevan dengan musisi Indonesia. Mirip-mirip aja apa yang dilakukan. Cuma mereka (Coldplay) kebetulan dari Inggris dan dapat spotlight," tutur Widi.

"Jadi sebenarnya untuk kita bisa menjadi lebih besar, proses yang  perlu kita lakukan, udah kita lakukan. Tinggal dinaikin aja levelnya," tutup Widi Purajidredja, mewakili MALIQ & D'Essentials.

Selain merayakan Satu Dekade Bersama Prambanan Jazz Festival tahun ini, MALIQ & D'Essentials tengah menyiapkan tur untuk album terbaru mereka, Can Machines Fall In Love

Melalui Instagram, MALIQ & D'Essentials membongkar beberapa kota yang mungkin akan disambangi. Adakah di antaranya adalah kotamu, wahai D'Essentials?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI