Setiap tahun, sebenarnya saya merasa capek belajar di usia saya sekarang. Namun, selalu ada hal baru, ada lagi yang baru, dan ada lagi yang baru. Semua ini bukan hanya tentang cerita baru, tetapi juga teknologi baru yang harus kita pelajari, implementasikan, dan pada akhirnya kita harus berpikir tentang bagaimana menggunakannya dan menyimpannya. Jadi, pola-pola lama dan cara berpikir lama sudah tidak bisa digunakan lagi.
Saya ingin mundur sedikit ke masa pandemi. Waktu itu situasinya seperti apa di Best Western? Bagaimana cara mengatasi krisis tersebut?
Pada awal pandemi, kami semua panik. Langkah yang bisa dilakukan hanya penghematan, termasuk harus merumahkan banyak karyawan. Kami berusaha bertahan dengan kondisi minimal. Perlahan, setelah 6 bulan, okupansi mulai naik di daerah dengan infrastruktur bagus. Di pulau besar seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, hotel-hotel kami tetap menguntungkan selama 12 bulan operasi. Namun, hotel di daerah yang bergantung pada akses pesawat seperti Bali dan Batam sangat terpukul. Kami bertahan dengan menjaga efisiensi dan melakukan maintenance seminimal mungkin.
Kapan mulai kembali pulih, dan bagaimana kondisinya sekarang?
Pemulihan mulai terlihat pada Juli 2022. Pada Desember 2022, angka okupansi cukup baik, meski belum seperti 2019. Namun, pada 2023, angka sudah di atas 2019. Saya merasa tahun 2024 akan lebih baik lagi karena banyak kegiatan diadakan di Indonesia. Pemerintah Indonesia sudah melakukan banyak hal untuk mempercepat rebound setelah Covid-19.
Apa saja inovasi yang dilakukan Best Western untuk membalikkan situasi di tahun 2023?
![Chief Executive Officer Best Western Indonesia, Iwanto Hartojo saat melakukan sesi wawancara dengan tim Suara.com di Jakarta, Senin (27/5/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2024/05/30/72558-ceo-best-western-indonesia-iwanto-hartojo.jpg)
Kami terus menjaga produk melalui regular maintenance dan product improvement. Selain itu, kami mendengarkan survei dari customer dan melakukan perbaikan berdasarkan feedback mereka. Kami juga banyak memasukkan teknologi baru, seperti teknologi untuk mengelola komentar tamu dari berbagai platform online, serta teknologi untuk memanage online travel agent. Ini semua membantu kami bekerja lebih efisien dan meningkatkan kualitas layanan.
Online travel agent bagi hotel itu lebih sebagai akselerator atau hambatan?
Online travel agent adalah akselerator. Kami harus menerima dan mempelajari teknologi baru ini untuk memperbaiki diri. Dengan adanya online, kami harus bekerja lebih baik. Harga dan kualitas layanan kami diketahui semua orang, sehingga kompetisi lebih ketat. Customer yang diuntungkan, karena mereka mendapatkan hasil yang maksimal.
Baca Juga: Teman Sekamar, Istri Witan Sulaeman dan Pacar Marselino Ferdinan Menginap di Hotel Mewah Qatar
Pak Iwanto suka traveling juga nggak? Bagaimana Anda memilih hotel saat bepergian?