Hal apa yang menjadi titik balik Ibu akhirnya sampai tergerak, bahkan sampai di NTT dan mendapat julukan sebagai sosialista kargo?
Untuk pelayanan kargo terutama urusan para jenazah pekerjaan migran non-prosedural ya terutama itu kami secara pribadi bahwa itu mereka meskipun sudah meninggal atau sudah menjadi jenazah, itu tetap martabat manusia yang harus dijunjung tinggi dan itu perasa kemanusiaan saya terhadap mereka-mereka yang tidak bisa bersuara lagi. Jadi mereka tetap harus dicolong, tetap harus dilindungi terutama keluarga-keluarga mereka yang kehilangan tulang punggungnya untuk keluarga yang kehilangan begitu. Jadi memberikan kekuatan kepada mereka dan ini yang menjadi kekuatan keluarga sehingga doa dan kekuatan itu juga menjadi kekuatan saya juga.
Ada hal yang dirasa kesulitan dari Ibu selama ini menjalankan kegiatan, terutama yang konsen terhadap NTT?
Ya kesulitan-kesulitan pasti ada ya di lapangan terutama kerjasama dengan pemerintah yang awalnya susah tapi sekarang ini sudah mulai terbuka meskipun masih berjuang ya karena masing-masing punya kepentingan, itu yang pertama. Kemudian juga kerjasama antar lembaga, kemudian kerjasama dengan NGO-NGO karena untuk memberantas perdagangan manusia ini tidak bisa sendiri, kita harus berjejaring baik dengan pemerintah, dengan gereja, dengan masyarakat dan orang-orang yang punya kehendak baik.
Harapan ke depan terkait mungkin untuk konseni di soal kasus human trafficking? Yang kita tahu kan masih menjadi isu besar di Indonesia, banyak warga negara kita keluar negeri tanpa jalur-jalur yang resmi?
Ya harapannya agar tetap pemerintah terutama tetap dapat memberantas para pelaku dengan tegas karena kadang-kadang hanya hangat-hangat tai ayam saat ini di seluruh Indonesia saya kira ya. Jadi tetap harus semangat dan tegas menghadapi pelaku-pelaku meskipun itu sangat sulit karena ini jaringan mafia yang banyak opnum di dalamnya sehingga istilahnya bisa membuka benang ruwet itu. Jadi harapannya tetap semangat, tetap harus berusaha untuk tetap apa ya istilahnya berani berbicara benar.
Apa langkah ke depan Ibu, apalagi setelah mendapatkan penghargaan ini?
Ya langkah ke depan kami tetap akan berusaha untuk memberikan edukasi pada masyarakat karena edukasi tidak hanya sekali dua kali, harus terus menerus. Apalagi kami di Nusa Tenggara Timur itu tempatnya sangat berjauhan ya, pulau-pulau kemudian juga tempat-tempat yang sulit itu menjadi apa istilahnya korban ataupun sangat rentan mereka. Jadi memang edukasi harus terus menerus diberikan pada masyarakat. Kalau boleh tahu tadi itu saya lupa nanya, untuk Ibu sendiri kalau misalnya mencumpuk ibaratnya monark mencumpuk yang datang dari luar atau jenazah yang sudah ada kondisi yang tergantung-gantung gitu,
Kalau di NTT sendiri jumlahnya sampai berapa, kalau Ibu menangani?
Ya kami tidak sendiri juga, saya punya tim ya, tim kargo Bandara El Tariq Upang. Terus juga bekerja sama di dalamnya ada BP2MI juga, ada teman-teman dari gereja-gereja lain dan juga lembaga-lembaga lain. Dan kebetulan saya menjadi koordinator di situ. Jadi untuk tahun ini dari Januari sampai April ini sudah lebih dari 30.