Bahkan, kalau teman-teman udah nonton, di Agak Laen, sosok Bang Jongki ini ketika Obet menjelaskan, dia nggak denial, dia nggak terus kayak, 'apaan sih Obet', nggak gitu. Dia justru berusaha pengin dengar, pengin mendengar. Obet ini punya keterbatasan, tapi saya tetap mau tahu keterlibatan dia di sini apa. Jadi, itu juga yang bikin saya akhirnya yakin untuk bisa meranin karakter Obet ini.
Saya paham sih teman-teman yang bikin thread, atau ingin menyuarakan, ingin membela, ingin membuat teman-teman yang punya kondisi spesial, teman-teman difabel, punya ruang juga sih saya memahami.
Cuma dari awalnya kami pun tidak ingin membuat karakter Obet ini buruk. Bahkan, kami ingin membuat bahwa karakter Obet ini punya partisipasi besar dalam kejadian ini.
Bagaimana reaksi Anda waktu pertama kali tahu karakter Obet ini minim dialog?

Ketika tahu karakter Obet ini punya keterbatasan dalam berbicara tuh akhirnya confirm dulu ke Bang Acho bagaimana sosok Obet ini. Ini untuk build karakternya saya sendiri kan musti riset ya, maksudnya nggak boleh sembarangan kan.
Bahkan Obet ini diperankan nggak bercanda, Obet ini serius, jadi saya harus bagaimana caranya memahami bagaimana orang dengan keterbatasan bicara tuh bagaimana beraktivitasnya. Akhirnya juga nyari karena di sekitar lingkungan saya juga ada, kebetulan ada beberapa yang emang punya kondisi keterbatasan dalam berbicara.
Tapi akhirnya diputuskan ada satu posisi yaitu dibangunnya Obet ini punya trauma di kepala. Punya trauma di kepala, akhirnya mengganggu motorik di mulutnya, akhirnya dia punya keterbatasan dalam berbicara. Itulah kenapa si Obet ini kalau santai, ya santai, mulutnya biasa aja. Tapi ketika dia berusaha ingin bicara, mulutnya makin mencong karena dia berusaha keras untuk bicaranya.
Itu pun sesuatu yang saya bahas dengan produser, dengan sutradara kondisi Obet ini nyatanya seperti apa. Nggak boleh sembarangan, nggak bisa.
Anda menghabiskan waktu berapa lama untuk mendalami kareakter Obet?
Kebetulan kalau nggak salah tuh dari reading selisihnya dua minggu. Cuman kan tujuan saya ini, ya ini untik berakting ya, untuk berperan. Jadi nggak terus sehari-hari saya memerankan itu, ya.