Saking gue minoritas, kadang tempat ganti baju aja enggak ada(tempatnya), kan cowo ganti baju dimana aja ya, gitu. Dunia aktivis, ya tetap aja banyakan laki, walaupun perempuan aktivis sekarang banyak.
Jadi kadang-kadang gue butuh reminder, you know what, its okay, kita tu lahirknya bebas kok, kita lahirnya bebas, jadi gue mau buat tato ini as a reminder untuk gue karena gue bukan orangnya yang akan ngomong oh ya gue cinta standar ibu Kartini, ibu Teresa, ngga gitu lho, gue butuh orang yang menguatkan gue secara prinsip, dan kata-kata ini sangat principal banget menurut gue.
Setiap tanggal 8 Maret seluruh dunia memperingati hari Perempuan Internasional, sebagai perempuan yang aktif menyuarakan isu tersebut, bagaiamana situasi perempuan hari-hari ini di Indonesia? Apakah sudah cukup aman dari kekerasan?
First of all gue bukan orang yang bergerak selebrasi ya. Kayak tahun ini diajak lagi gitu,' Ayo ikut dong International women's Day, marching,. Aduh gerah, ngantuk gue kalau pagi. Gue banyak ketemu orang di situ gue berapa kali sih manggung di situ, orasi di situ, dan segala macam ya udah gue ketemu mereka lagi di IWD tahun depannya.
Yang sepanjang tahunnya ikut berjuang paling berapa persen sih? Jadi kayak selebrasi gitu. Tahu enggak sih lo kayak ngomongin AIDS di Hari AIDS, ngomongin perempuan di Hari Perempuan, ngomongin apa malas gue, jadi gue yang tahun ini diajak jujur gue bilang, 'gua ngantuk nih kalau pagi gerah, malas'. Mendingan gue berjuang di kesehariannya.
Nah kalau kondisi perempuan Indonesia sendiri itu tadi maju dan mundur sehingga menurut gue jalan di tempat. First, banyak hal yang perempuan dulu mungkin enggak bisa lakukan ya sekarang sudah perempuan bisa CEO perempuan pernah jadi presiden, ya walaupun begitu, perempuan banyaklah gitu. Sudah bisa jadi hal-hal yang sebelumnya enggak bisa gitu, tapi on the other hand banyak kemunduran gitu.
Banyak korban akhirnya memilih jalur media sosial untuk memviralkan kasus yang dia alami, sampai ada istilah 'belum ditindak kalau belum viral' Melanie setuju dengan cara itu?
Ya karena kita ditanggapi Itu punyanya ada delik pidana perdata delik viral. Iya emang dikerjakan kalau tidak diviralkan? Tapi sekarang dengan banyaknya kasus seperti itu lahirlah lagilah satu undang-undang ITE.
Betapa banyak kasus ibu siapa sih ituh yang gede banget, dia yang dilecehkan gue lupa ada di kota mana ya, sekarang dia yang kena ITE.
Baca Juga: Perjalanan Sunyi Seorang Perempuan dalam Novel 'Tokyo dan Perayaan Kesedihan'
Tahukah lo bahwa betapa banyak kasus kekerasan pada perempuan, hampir sampai angka 80% itu sudah diproses panjang-panjang yang narik perempuannya lagi. Tarik ah atas dasar apa kata tetangga, ibu saya minta narik, kekeluargaan aja. Itu ada delik baru delik kekeluargaan gitu. Ya tapi ya enggak salah gitu jadi gue tuh gini gue tipe orang yang gini gue tidak lagi pernah mau menyalahkan keadaan pada cowok pada apapun. Perempuannya sendiri harus respect perempuan.