Jadi Abdi Abadi, Kisah Rudolf Puspa Pertahankan Eksistensi Seni Teater di Tengah Era Digital

Senin, 29 Januari 2024 | 07:10 WIB
Jadi Abdi Abadi, Kisah Rudolf Puspa Pertahankan Eksistensi Seni Teater di Tengah Era Digital
Rudolf Puspa - Teater Keliling Indonesia. (Suara.com/Fajar Ramadhan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jadi misi sekarang itu tiap tahun kita akan tetap keliling mencari daerah-daerah yang susah itu. Tujuannya cuma satu, yaitu main drama, enggak susah. Jadi yang penting bisa main dan pentas dan tunjukkan.

Jadi meskipun konsep sederhana, mereka bisa lihat bahwa begini saja sudah bagus. Mereka juga jadi lebih berani dan ngomongnya bisa sehari-hari saja menyesuaikan. Jadi ke sana tidak terpaksa menggunakan bahasa-bahasa yang terlalu baku.

Kalau dukungan dari pemerintah sejauh ini bagaimana?

Dari sejak awal, kita selalu mendekati yang namanya Direktorat Kesenian dulu. Karena ketika urusan-urusan kan harus ada rekomendasi dari Direktorat Kesenian. Akhirnya kan kenal. Akhirnya, walaupun gak ada dananya, bisa dapat rekomendasi.

Tapi rekomendasi kan kita bisa jual, untuk sponsor, ke perusahaan apa. Nah sekarang sudah sampai tingkatnya kenal Menteri. Terus kita mau ke Australia. Menterinya bilang, ‘Kasih uang, dananya berapa. Ingat ya jangan sampai dipotong apa-apa ya. Kasih dia penuh’.

Tapi pas ngambil duit di bendahara, lama banget gak keluar-keluar. ‘Besok Bu. Besok lagi datang’. Sudah 2 hari baru dia terus terang, walaupun Pak Menteri bilang dapat dana, tapi ini sudah di luar kementerian.

Jadi tetep ini gak bisa kalau gak ada. Akhirnya harus ada 10 persen untuk mereka, 10 persen nanti ke polisi. Minta izin kayak pementasan kemarin yang di TIM, di Ciputra itu kan, izinnya harus sendiri. Kantor polisi itu. Nanti 3 orang kita kirim yang jaga sana.

Jadi harus keluar sekitar Rp 1-2 jutaan. Jadi itu hal-hal yang, ya sudah kayak begitu sih. Jadi kayak tawar menawar.

Harapannya untuk dunia teater secara umum, dan terkhususnya untuk Teater Keliling?

Baca Juga: Kisah Perjalanan Khansa Syahlaa, Remaja 17 Tahun yang Telah Mendaki 81 Gunung di Dunia

Jadi saya ingin penerus-penerus ini ya yang sudah, sekarang kan sudah tersaring, ada yang sampai menjadi tim produksi tetap, itu kan sudah ada itu di bawah komandonya Po semua itu. Jadi saya hanya menitipkan ke mereka bahwa yang penting kamu punya misi gitu. Masing-masing punya misi dan berbeda-beda itu nggak apa-apa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI