Jadi saya keliling itu bukan hanya sekadar keluyuran, tapi melihat kehidupan teater. Dari baca koran itu kok kayak nggak ada kegiatan, di Jakarta sendiri susah kala itu. cuma ada beberapa lagi dan pentas cuma sekali dua kali. Jadi membuat saya berpikir, ‘kok teater nggak hidup ya’ dan bertanya-tanya mengenai permasalahannya.
Akhirnya waktu tahun pertama itu, kami baru tahu bahwa permasalahannya itu kalau zaman Orde Baru itu sangat kasihan teater itu. Kayak sebuah kesenian yang tanpa undang-undang, tanpa apapun, tapi kok dilarang.
Kalau kita nanya apakah dilarang pemerintah, itu sebenarnya nggak ada, cuma kok dibikin sulit izinnya. Yang namanya perizinan itu bisa 2 sampai 4 bulan karena harus bisa beri alasan ngapain anak-anak muda ke daerah itu.
Jadi ada kecurigaan kalau anak muda itu dikumpulin untuk membuat ormas untuk melawan pemerintah. Kalau itu juga ada pikiran bahwa teater itu hanya mengkritik pemerintah. Nah, karena sulit, kami ada tujuan untuk menghidupkan teater-teater di daerah. Meskipun tidak mudah juga untuk melaksanakannya di daerah-daerah perizinannya.
Kala memperkenalkan seni teater kala itu, bagaimana antusiasme masyarakat?
Luar biasa antusiasme masyarakatnya itu. Dan setelah kita pelajari, ternyata orang Indonesia punya warisan pertunjukan seni dari zaman dulu sudah hidup, seperti wayang orang, ketoprak, ludruk, dan itu rakyat kita itu terbiasa nonton itu.
Cuma waktu itu tantangan untuk pentas sedikit sulit, karena ada pandangan kalau pementasan akan memberikan kritik negatif. Padahal kesenian Indonesia ini, pertunjukan itu selalu memang ada. Selain hiburannya, tetapi juga membawa pesan kemanusiaan. Cuma kala itu diterjemahkan sebagai kritik.
Kala itu ada tiga hal yang dinilai harus diwaspadai, seperti wartawan, LSM, dan seniman terkhusus teater.
Bahkan saat kita pentas di luar negeri, juga sampai perizinannya dipastikan apakah mengkritik pemerintah atau tidak. Tapi kita selalu bilang kalau ingin membawa pesan kemaanusiaan dan mengenalkan Indonesia. Jadi waktu dulu, setiap tampil selalu ditanya apakah ini ada kritik kepada pemerintah.
Baca Juga: Kisah Perjalanan Khansa Syahlaa, Remaja 17 Tahun yang Telah Mendaki 81 Gunung di Dunia
Dengan dibuatnya Teater Keliling sejak 1974, sejauh ini sudah berapa pementasan yang dilakukan? Lalu di negara mana saja yang sudah dilakukan pementasan?