Mengenal Sekar Tandjung, Politikus Muda yang Peduli Pendidikan hingga Sempat Jadi Jurnalis

Rabu, 03 Januari 2024 | 17:25 WIB
Mengenal Sekar Tandjung, Politikus Muda yang Peduli Pendidikan hingga Sempat Jadi Jurnalis
Politisi Partai Golkar, Sekar Tandjung berbincang dalam wawancara bersama tim Suara.com. (YouTube/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi politikus memang cita-cita yang jarang diminati kebanyakan orang. Jika ditanya cita-cita yang ingin dicapai, tak jarang orang menyebutkan polisi, pilot, hingga pengusaha sukses.

Berbeda dengan Sekar Tandjung, perempuan bernama lengkap Sekar Krisnauli Tandjung ini memang bercita-cita menjadi politikus seperti yang dilakukan ayahnya, Akbar Tandjung.

Menjajal dunia politik di usianya yang masih cukup muda, Ketua DPD Partai Golkar Solo ini juga sangat peduli tentang pendidikan. Hal itu berawal dari latar belakang keluarganya, serta pentingnya pendidikan untuk masa depan masyarakat.

Saking pentingnya pendidikan, perempuan 27 tahun ini pun menempuh pendidikan hingga ke Massachusetts, Amerika Serikat yakni di Boston University. Bahkan saat menempuh di bangku kuliah, Sekar Tandjung menjajal dunia jurnalistik dan sempat magang di salah satu media ternama yaitu, ABC News.

Lalu bagaimana perjalanan karier Sekar Tandjung yang pernah jadi jurnalis dan mulai terjun ke dunia politik?, berikut rangkuman wawancara bersama Suara.com:

Memilih untuk berpolitik di Solo, sebenarnya warga asal mana?

Saya banyak berkegiatan di Solo dari kecil tapi lahirnya di Jakarta. SD, SMP, SMA di Jakarta kemudian kuliahnya baru ke luar negeri ke Amerika Serikat.

Selanjutnya meneruskan kuliah di Boston University di Boston Masters mengambil jurusan jurnalistik.

Memilih jurusan jurnalistik memang keinginan sendiri?

Baca Juga: Wawancara Sekar Tandjung, Putri Akbar Tanjung Terjun ke Politik Demi Teruskan Jejak Ayahnya

Yes, saya itu sangat suka menulis sampai sekarang pun masih berusaha untuk mengasah kemampuan menulis kemudian muncullah ketertarikan juga di bidang media, dan saya melihat bahwa media itu punya kuasa yang sangat besar untuk mendidik tetapi juga bisa memanipulasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI