Kalau boleh tahu Pak Alfian, anak keberapa ya pak?
Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Anak pertama dari dua saudara.
Seberapa besar pak peran orang tua, dan keluarga pada bapak sehingga bapak bisa berdiri sekarang sebagai Direktur Lalu Lintas DIY?
Sangat luar biasa sekali bagi saya, ini saya kalau menceritakan seperti ini lagi, saya pasti akan sedih. Karena memang ibu saya sakit, bapak saya sakit, saat itu tidak ada pilihan lain, ya saya harus berjuang, saya harus mengobati, merawat, menjaga, dan terus terang saya harus ya harus memberikan jati diri saya sendiri, mencari pada saat itu, dan bapak saya menyampaikan, memberikan contoh, bahwasanya pada saat itu, kamu coba lihat Bapak Sutisno itu anaknya ada dua, yang masuk Akabri. Yang pertama Akabri Kepolisian dan Akabri Militer.
Di situlah saya mencoba, berusaha ikut tes ternyata, gini jadi ini butuh pengorbanan dan perjuangan saya tes di Kodam Jaya di Jakarta, di mana hari pertama, kesehatan pertama, tahap pertama, gagal. Gagal saya, akhirnya saya kembali lagi ke Surabaya, untuk tetap merawat dan menjaga bapak dan ibu saya.
Setelah itu bapak saya menyampaikan, bahwasanya orang masuk Akabri itu harus perfect. Kamu nggak bisa tanpa ada persiapan, sehingga saya harus berlatih, fisik saya, akademik saya, psikologi saya, dan kesehatan saya untuk apa kekurangan dan saya akhirnya ke Rumah Sakit Bhayangkara waktu saat itu. Sehingga saya diberitahukan apa stakes sekian, dua, tiga dan sebagainya.
Nah, dari situlah mungkin ini agak sedikit panjang mohon maaf. Akhirnya setelah saya berlatih, dan belajar, dan pada saat saya akan tes ulang lagi tahun berikutnya, itu biasanya kami kalau salat subuh itu kami selalu berjamaah, jadi kebetulan bapak saya stroke pasti pakai kursi kalau salat, terus saya sebelah kanan ada sajadah, ibu saya sebelah kiri.
Nah pada saat itu saya dibangunin sajadah depan dan kiri, kok dua, enggak ada kursi depan saya tanya ke bapak saya, mohon maaf saya kalau manggil ayah saya namanya papi, panggilan kesayangan. Loh, papi kok enggak salat sama kita bareng sekalian kan biasanya kan jadi imam. Nah, ternyata papi saya bilang, sudah salat kamu sekarang ngimamin ibumu. Setelah itu saya ngimamin ibu, selesai ngimamin salat subuh selesai, akhirnya bapak menyampaikan, ya sudah sekarang mamimu duduk, itu ada baskom di belakang dengan air putih bawa di sini, cuci kaki ibumu kamu minta maaf.
Di situlah, saya mau minta maaf, mengusap kaki ibu saya, dan saya melihat langsung tetesan air mata ibu saya, dan saya yakin pada saat itu saya tes, ya bahwa saya tes akan bersama dengan Allah.
Menjadi Dirlantas Polda DIY sejak Oktober 2022, boleh diceritakan nggak sih pak, saat - saat penugasan tersebut?