Suara.com - Motto Melindungi, Mengayomi dan Melayani sepertinya dipraktikkan secara nyata oleh sosok Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurizal.
Ya, siapa yang tak kenal dengan sosok Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurizal? Pribadi yang humble yang satu ini yaris kerap terlihat di jalanan Jogja.
Meski punya jabatan tinggi, ia tak segan untuk turun ke jalan membantu para pengguna lalu lintas.
Di samping aktif turun ke jalan mengatur lalu lintas hingga membantu para pengguna jalan, lulusan akpol tahun 2000 ini juga tergolong aktif di media sosial, salah satunya memberikan edukasi seputar lalu lintas.
Nah, untuk mengenal lebih jauh mengenai sosok pria kelahiran 10 Februari 1978 ini, berikut wawancara khusus bersama Suara.com.
Bapak kan sekarang posisinya sebagai Dirlantas DIY ya pak ya. Apakah menjadi seorang Dirlantas itu merupakan cita-cita dari Pak Alfian sejak kecil?
Tentunya saya berusaha sampaikan, Direktur Lalu Lintas itu adalah mengemban amanah saja, tentunya melaksanakan perintah tugas dari pimpinan, dan kalau di pertanyaannya, kalau cita-cita tidak ada sama sekali.
Saya pun mungkin untuk menjadi Direktur Lalu Lintas, jangankan jadi seorang Direktur Lalu Lintas jadi seorang polisi pun, tidak kebayang.
Sejak kecil ketika mulai SD hingga SMA, tidak terbesit saya jadi polisi, apalagi jadi seorang Direktur Lalu Lintas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini.
Baca Juga: Polri Siapkan Rekayasa Lalu Lintas saat Libur Nataru
Jadi tentunya bagi saya saat ini menjadi jabatan Direktur Lalu Lintas Daerah Yogyarkarta, sangat amanah yang di mana bagi saya suatu kebanggaan, kehormatan, di mana Jogja kita kenal ada kota wisata dan kota budaya. Yaitu lah yang kita harus jaga betul budaya tertib berlalu lintas untuk mengutamakan keselamatan bagi pengguna jalan.
Pak kalau boleh tahu, apa bapak lahir dan besar di Jogja pak?
Kebetulan saya lahir di Jawa Timur tepatnya di pulau Madura, Kabupaten Sumenep paling ujung. Iya saya dari Jawa Timur, Madura.
Pak kalau boleh tahu kalau tadi bapak cerita, menjadi seorang polisi itu tidak pernah terbayangkan. Apakah bapak lahir dan besar di keluarga kepolisian?
Sama sekali tidak. Jadi saya lahir oleh orang tua bapak saya ASN, ibu saya ibu rumah tangga, dan saya tidak terpikir untuk menjadi seorang polisi, namun tentunya karena bapak saya lah yang memberikan suatu motivasi, untuk bagaimana putranya bisa menjadi sebagai abdi negara.
Pada saat itu, saya mendapatkan musibah, jadi saya ini kalau boleh saya terangkan sedikit saya ini lahir besar di Madura Sumenep, dan kebetulan saya juga karena bapak ibu saya mungkin pada saat itu kehidupan ekonominya sangat pas-pasan, sehingga saya dititipkanlah di nenek dan kakek saya.
Jadi saya lahir dan besar SD SMP di Sumenep, karena di situ kota religi, dan saya pada saat itu ada berpikir untuk saya ingin mondok, di satu pondok pesantren di Kabupaten Sumenep itu ada di Kecamatan Prenduan, namanya Al-Amin.
Nah karena mungkin orang tua saya mendengar, sehingga juga belum pernah mendidik saya atau membesarkan saya, akhirnya saya ikut dengan bapak saya di sekolah lah di SMA Surabaya. Nah di situlah saya bisa mendapatkan sebuah kasih sayang, kasih sayang dan tentunya di mana saya butuh perhatian, dan kasih daripada orang tua itulah yang mendidik saya hingga saat ini.
Nah yang tadi saya sampaikan kembali, saat itulah saya mendapatkan musibah, di kelas 2 SMA, atau mungkin sekarang kelas 11 ya, ibu dan bapak saya mengalami musibah sakit.
Bapak saya sakit stroke, ibu saya mengalami cancer, cancer rahim. Sehingga akhirnya, kami sudah naik kelas 3 lulus, kita paksakan untuk sekolah, kuliah. Namun karena biaya kedua orang tua sakit, sehingga akhirnya saya pada saat itu tidak melanjutkan kuliah, dan tentunya saya harus menjaga, melayani untuk merawat bapak dan ibu. Karena dua-duanya sakit, dan adik saya pada saat itu masih SD karena terpaut 5 tahun. Iya, jadi waktu itu saya lulus SMA adik saya masih kelas 1 SMP mau menginjak ke kelas 2 SMP.
Dan setelah itu, saya disampaikan ke bapak, bahwa bapak ingin ya sudah kamu coba kalau bisa sekolah, yang ada ikatan dinas. Karena ikatan dinas itu ya dibiayai oleh negara, dan kalau misalnya sudah lulus, bisa berlangsung bisa mengabdi kepada negara, gitu. Akhirnya saya diberikan untuk masuk Akpol.
Kalau boleh tahu Pak Alfian, anak keberapa ya pak?
Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Anak pertama dari dua saudara.
Seberapa besar pak peran orang tua, dan keluarga pada bapak sehingga bapak bisa berdiri sekarang sebagai Direktur Lalu Lintas DIY?
Sangat luar biasa sekali bagi saya, ini saya kalau menceritakan seperti ini lagi, saya pasti akan sedih. Karena memang ibu saya sakit, bapak saya sakit, saat itu tidak ada pilihan lain, ya saya harus berjuang, saya harus mengobati, merawat, menjaga, dan terus terang saya harus ya harus memberikan jati diri saya sendiri, mencari pada saat itu, dan bapak saya menyampaikan, memberikan contoh, bahwasanya pada saat itu, kamu coba lihat Bapak Sutisno itu anaknya ada dua, yang masuk Akabri. Yang pertama Akabri Kepolisian dan Akabri Militer.
Di situlah saya mencoba, berusaha ikut tes ternyata, gini jadi ini butuh pengorbanan dan perjuangan saya tes di Kodam Jaya di Jakarta, di mana hari pertama, kesehatan pertama, tahap pertama, gagal. Gagal saya, akhirnya saya kembali lagi ke Surabaya, untuk tetap merawat dan menjaga bapak dan ibu saya.
Setelah itu bapak saya menyampaikan, bahwasanya orang masuk Akabri itu harus perfect. Kamu nggak bisa tanpa ada persiapan, sehingga saya harus berlatih, fisik saya, akademik saya, psikologi saya, dan kesehatan saya untuk apa kekurangan dan saya akhirnya ke Rumah Sakit Bhayangkara waktu saat itu. Sehingga saya diberitahukan apa stakes sekian, dua, tiga dan sebagainya.
Nah, dari situlah mungkin ini agak sedikit panjang mohon maaf. Akhirnya setelah saya berlatih, dan belajar, dan pada saat saya akan tes ulang lagi tahun berikutnya, itu biasanya kami kalau salat subuh itu kami selalu berjamaah, jadi kebetulan bapak saya stroke pasti pakai kursi kalau salat, terus saya sebelah kanan ada sajadah, ibu saya sebelah kiri.
Nah pada saat itu saya dibangunin sajadah depan dan kiri, kok dua, enggak ada kursi depan saya tanya ke bapak saya, mohon maaf saya kalau manggil ayah saya namanya papi, panggilan kesayangan. Loh, papi kok enggak salat sama kita bareng sekalian kan biasanya kan jadi imam. Nah, ternyata papi saya bilang, sudah salat kamu sekarang ngimamin ibumu. Setelah itu saya ngimamin ibu, selesai ngimamin salat subuh selesai, akhirnya bapak menyampaikan, ya sudah sekarang mamimu duduk, itu ada baskom di belakang dengan air putih bawa di sini, cuci kaki ibumu kamu minta maaf.
Di situlah, saya mau minta maaf, mengusap kaki ibu saya, dan saya melihat langsung tetesan air mata ibu saya, dan saya yakin pada saat itu saya tes, ya bahwa saya tes akan bersama dengan Allah.
Menjadi Dirlantas Polda DIY sejak Oktober 2022, boleh diceritakan nggak sih pak, saat - saat penugasan tersebut?
Jadi Direktur Lalu Lintas di Tahun 2022, itu pertama kali saya harus me-mapping, memetakan untuk tentunya situasi kondisi wilayah di Jogjakarta. Dan yang pertama kali yang saya laksanakan tugas ini tugas yang sangat berat tapi yang membanggakan dan satu kehormatan, yaitu bagaimana pernikahan Mas Kaesang, dan di situ pada saat itu akad nikah di Ambarukmo, di pendopo dan kita harus bisa memberikan rasa aman, tertib dan tentunya memberikan rasa nyaman dan itu semua bisa berjalan dengan baik atas kerja sama stakeholder dan tentunya tidak ada kemacetan, apalagi kepadatan semua berjalan dengan baik karena kita melakukan manajemen rekayasa lalu lintas yang baik.
Berarti momen perdana bapak itu pada saat pernikahan Mas Kaesang?
Betul, bersamaan.
Tugas perdana langsung pegang anak Presiden?
Betul.
Pak, kalau boleh tahu nih gimana sih pak momen-momen saat Bapak ditunjuk oleh Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit?
Oke jadi kita setiap untuk mendapatkan sebuah jabatan itu kita ada assessment. Jadi di assessment, dan tentunya hasil dari assessment itu sesuai dengan psikologi, terus karakter dan tentunya akhirnya kami ditunjuk untuk bisa melaksanakan amanah Direktur Lalu Lintas Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini.
Perasaannya bagaimana pak pada saat itu ditunjuk sebagai Dirlantas Polda DIY?
Ya rasanya bangga, bahagia tapi kan tentunya di balik kebahagiaan dan kebanggaan itu kalau kita harus menuntut, untuk memberikan pelayanan yang terbaik secara profesional, dan amanah, dan akuntabilitas.
Pak boleh enggak sih pak dijelaskan apa sih tugas-tugas dari Direktur Lalu Lintas DIY?
Ya di sini kita juga selain untuk yang teman-teman ketahui pengaturan lalu lintas, untuk bagaimana tidak terjadinya suatu kepadatan atau kemacetan, kami juga di sini juga melakukan pendataan terhadap identifikasi, registrasi kendaraan bermotor dan kami juga melaksanakan dikmas atau edukasi kepada masyarakat yaitu adalah Subdit Kamsel dan tentunya juga seluruh kegiatan operasional ini, semuanya akan direncanakan yaitu tadi saya sampaikan manajemen rekayasa lalu lintas, untuk melakukan pengamanan yaitu adalah Bagbinop.
Jadi ada bagian bidang operasional, dan juga di situ dibantu untuk penegakan hukum, jadi semacam untuk penegakan hukum perintah dari Bapak Kapolri Jenderal Drs Listyo Sigit Prabowo, untuk tidak ada transaksional antar pengguna jalan atau polisi dengan pelanggar sehingga kita melakukan pendekatan hukum secara ETLE jadi itu beberapa tugas tupoksi daripada Dirlantas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Iya pak ya biasa sering ya Pak seperti pelanggar lalu lintas, itu kayak transaksi di jalan gitu ada ya pak itu ya. Kalau sekarang, kalau bisa bapak bisa memberikan persentase nih. Berapa sih Pak keberhasilan untuk penanggulangan hal tersebut?
Luar biasa sekali karena yang pertama, kita tidak bersentuhan langsung dengan pengguna jalan atau pelanggar, dan masyarakat sendiri yang melanggar itu langsung terkonfirmasi menggunakan capture, bahwa dia jelas secara fakta otentik bahwa pelanggaran yang dia langgar adalah sebuah mungkin dia tidak menggunakan selfied atau mungkin marka, atau menerobos traffic light di situ jelas semuanya, karena di situ tidak bisa terbantahkan, bahwa di situ sudah ada orangnya, dan pelanggarannya apa, dengan pasal yang dilanggar dengan denda, sehingga kita melakukan untuk pembayaran pun tidak ada titip sidang, kita menggunakan langsung e-briva, jadi semua pembayaran menggunakan elektronik atau langsung masuk ke ATM
Pak Bapak Kombes Pol Alfian sempat menjadi inspektur upacara nih pak, saya sempat nonton di Instagram. Untuk upacara peringatan hari lahir Pancasila ya pak kalo ga salah. Di lapangan Monumen Nasional Jakarta, dan juga dihadiri oleh bapak presiden Joko Widodo. Boleh diceritakan enggak sih Pak moment menjadi inspektur upacara itu apa ada rasa gugup atau apa gitu pak?
Tapi Boleh saya luruskan, ya inspektur upacara adalah Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo, saya sebagai komandan upacara. Jadi komandan upacara pada saat itu di Monumen Nasional, betul di Monas dan tepat pada 1 Juni, yaitu Hari Lahir Pancasila.
Dan tentunya itu kita sudah di seleksi sebenarnya pada tahun lalu, dan saat itu saya sudah terpilih untuk menjadi Danup AKRS, sebelum pengibaran atau penurunan bendera merah putih pada saat 17 Agustus, saya sudah renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata, saya sudah menjadi Danup pada saat tahun 2022.
Nah akhirnya oleh rekan dari Gartap saya ditunjuk lagi untuk perwakilan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk menjadi Danup dalam upacara hari kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni tahun 2023.
Kalau ditanyakan perasaannya, tentunya bagi saya semua tugas yang diemban itu sesuatu amanah dan saya sangat senang dan bangga suatu kehormatan tentunya harus bagaimana memberikan yang terbaik. Baik untuk diri saya, keluarga, dan terutama institusi saya.
Dan kalau dikatakan gugup, pasti itu manusiawi tapi saya yakin Insyaallah dengan yang tadi saya katakan, bahwa saya masuk Akpol karena doa dari ibu saya, tentunya dengan doa dari ibunda saya yang tercinta, dan belum saya ketahui tadi saya belum sempat bicara di mana yang memotivasi saya menjadi polisi adalah bapak saya tapi bapak saya pada saat tingkat 2 meninggal dunia menghadap Allah SWT, sehingga saat ini saya hanya mengabdi atau berbakti kepada ibu saya, dan saya yakin pada saat saya ditunjuk jadi Danup 1 Juni untuk Hari Lahir Pancasila, saya yakin berjalan dengan lancar, dan tentunya dengan hikmat, semua bisa dirasakan karena doa dari ibunda saya dan Allah meridhoi.
Oya pak, kalau di media sosial bapak nih, Bapak Kombes Pol Alfian dikenal sebagai sosok yang dekat dengan warga. Sebenarnya pesan apa sih pak, yang pengen Pak Alfian sampaikan dengan sikap bapak yang ramah, karena kita tahu ya biasanya kalau polisi kan belum apa-apa orang udah seperti takut gitu karena kaku gitu?
Ya jadi gini, saya ingin memberikan role model stigma bahwa polisi itu adalah pelindung, pengayom, dan pelayan artinya bahwa polisi adalah penolong, bagaimana kita jangan sampai ada polisi malah jadi takut.
Jadi artinya sigma ini negatif yang terhadap arogansi, saya ingin menghilangkan stigma itu. Jadi bahwa kehadiran polisi itu ingin membantu memberikan win win solution atau memberikan problem solving, sehingga tidak ada rasa takut kepada kepolisian. Itulah sebagai role model, saya ingin memberikan bahwa masyarakat dengan kehadiran polisi, itu bentuk bahwa kehadiran polisi memberikan rasa aman dan nyaman. Bukan malah memberikan rasa ketakutan
Pak Alfian dari sekian banyak warga yang bapak tolong dan bapak temui, ada enggak sih pak momen yang enggak terlupakan bagi Pak Alfian?
Ada pada saat itu kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Kejadiannya pada saat itu malam hari, laka itu terjadi menimpa pengemudi dengan mobil Mercy. Kecepatan tinggi, kurang lebih sekitar 140 KM per jam. Mobil itu mengalami kebakaran meledak.
Atas kejadian itu, saya bersama ketua atau kepala desa-desa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Pak Imam Mustofa, saya memberikan santunan untuk warga atau keluarga yang mendapatkan waris, dan akhirnya ternyata setelah saya unggah di medsos, ada yang mau menerima kepada istri korban sebagai karyawannya agar bisa memiliki penghasilan paskasuaminya meninggal akibat kecelakaan. Ia diterima di perusahaan rokok saat itu.
Kisah itu berkesan bagi saya karena bisa turut membantu menyambung hidup keluarga korban kecelakaan. Ibu itu bisa bekerja menggantikan tulang punggungnya yang meninggal, dia bisa membantu anaknya untuk melanjutkan sekolah.
Pak menjadi seorang Dirlantas sekali lagi pak, apa sih tantangan tersendiri saat mengatur lalu lintas Jogja. Mengingat Jogja ini kan banyak banget nih pak destinasi wisatanya, juga banyak mahasiswa dari luar kota, jadi ya lalu lintasnya kan yang enggak pernah sepi gitu lho pak?
Ya, jadi perlu saya informasikan di sini ada 131 perguruan tinggi dan swasta, dan tentunya view untuk apa wisata ya di daerah Gunung Kidul, daerah Bantul maupun di daerah Kulon Progo, banyak sekali dan di Sleman juga sama, Jogja Jadi semua ada view-view dan tentunya ini yang membuat kita bagaimana melakukan sebuah, tadi saya sampaikan, kita betul-betul mengantisipasi untuk tidak terjadinya suatu kepadatan, apalagi menyebabkan akhirnya fatalitas kecelakaan, yang terutama di daerah Gunung Kidul.
Gunung Kidul ini kan kita ketahui secara geografis geometrik jalannya itu kan ya menanjak turun, dan di situ juga yang namanya bukit dan tentunya terjal kemiringannya, nah ini yang harus tentunya tantangan bagi kami saya sebagai Dirlantas, untuk mengantisipasi, menghadirkan bagaimana tidak terjadinya sebuah kecelakaan tersebut. Sehingga kita harus melakukan perangkat hukum yang tadi saya sampaikan, bahwa di situ ada ETLE, handhead dan juga apabila memang itu ada pelanggaran yang kasat mata, kita langsung akan melakukan penindakan.
Nah kalau terjadi laka tunggal kan akhirnya bagaimana kita mengevakuasi korban, evakuasi kendaraannya, akhirnya kan arus lalu lintas akan pasti tersendat nah ini yang yang kita antisipasi. Sehingga saya menginstruksikan kepada seluruh jajaran laka lantas, untuk apabila ada truk yang melebihi daripada muatannya, kapasitas overload, itu saya minta untuk disidak, dan boleh jalan bila muatannya dikurangi sesuai dengan standar muatan truk tersebut, gitu. Jadi itu yang kita lakukan supaya untuk memudahkan kepada wisatawan.
Yang berikutnya kita juga sudah tahu, pelajari, apalagi ini mendekati nataru istilahnya, nah ini tentunya perlu kita antisipasi untuk para jamaah umat kristiani, yang sedang melakukan kegiatan ibadah, kita juga sudah mapping, dan kita juga sudah melakukan Insyaallah ini kita sudah ada membuat sebuah namanya smart CT.
Jadi di situ nanti ada beberapa titik-titik CCTV, yang bisa me- analitik, memberikan capture, dan kita bisa melihat apabila di beberapa titik ada kepadatan, mungkin di traffic light yang dicontohkan dari Monjali atau Kentungan nanti di Condongcatur, di UPN ini seharusnya tadinya mungkin warna hijaunya ini mungkin sekitar 30 detik, tapi karena padat dan panjang, akhirnya agak diperpanjang. Dari 30 detik mungkin jadi 40 detik sehingga itu menguras atau mengurai, terhadap kepadatan. Jadi hal-hal seperti yang kita akan lakukan, dengan artinya adanya sebuah spacity.
Kalau boleh ini biar episode LEKAT kali ini edukatif bagi sobat Suara, apa sih pak yang tadi istilah ETLE, handhead, itu seperti apa sih pak?
Ini adalah bagaimana kita secara elektronik, melakukan penegakan hukum. Jadi di situ ada yang statis. Kalau yang handhead ini, ini secara menggunakan handphone yang mobile. Jadi apabila ada pengguna jalan yang melanggar, itu yang statis yang di beberapa traffic light kita sudah terpantau. Namun Kalau yang handhed ini adalah anggota yang diberikan kepada anggota sudah memiliki sertifikasi, untuk melakukan capture on kepada terhadap yang melanggar lalu lintas. Itu perbedaannya antara ETLE dengan handhead.
Pak Alfian ini terkenal sebagai sosok peduli dengan isu-isu sosial. Misalnya membantu orang sakit, membedah rumah ya pak ya yang kurang layak, memberi umroh gratis, dan pernah membelikan kaki palsu untuk seorang mahasiswi. Boleh enggak sih pak ceritakan kenapa bapak juga fokus terhadap isu sosial?
Saya karena tadi berawal dari saya dibesarkan oleh kakek nenek saya, yang tentunya butuh kasih sayang, dan tentunya dengan butuh kecintaan orang tua, orang yang memperhatikan, jadi di situlah saya akhirnya yang melandasi mendasari bahwa bagaimana saya saat ini, adalah polisi adalah penolong, dan saya harus bisa memberikan sebuah kegiatan atau melaksanakan kebaikan yang bermanfaat kepada masyarakat. Di situlah akhirnya muncul keinginan ini panggilan jiwa, dari Ilahi di mana saya harus berbuat kebaikan kepada sesama. Itu yang awal mula mendasari bagaimana saya concern terhadap kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Pak kalau boleh tahu, Pak Alfian nih. Apa ada sosok inspiratif enggak sih pak yang menjadi role model bapak?
Ada, yaitu Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Itu yang menjadi inspirasi bagi saya. Jadi kebetulan saya berdinas di Dirlantas Daerah Istimewa Yogyakarta ini selama setahun kurang lebih, berbeda dengan beliau yang seminggu. Jadi saya masuk terlebih dahulu setelah seminggu kemudian beliau, beliau memberikan bagi saya seorang leadership yang transformasional.
Jadi sosok yang memberikan pemikiran yang ke depan visioner dan memberikan satu perubahan role model, bagaimana seorang polisi ke depan, yang betul-betul memberikan pelayanan yang profesional. Jadi tentunya saya sangat belajar bagaimana sebagai pemimpin yang berpikir yang strategis, dan juga bisa berpikir secara taktis dan juga berpikir secara teknis. Tapi kita kembali lagi nanti apabila sudah itu karena kita sekarang sudah berpangkat Komisi Besar Polisi yang harus berpikir saat ini kita kembali lagi. Jadi beliau sangat, bagi saya seorang pimpinan, senior, guru yang sangat memberikan inspirasi terhadap saya.
Pak di tengah kesibukan yang sekarang ini ya pak ya, ada enggak sih Pak Alfian hobi yang dijalankan, misal jalan-jalan, travelling, olahraga?
Saya hobinya basket, basketball. Iya jadi ini mohon maaf kalau bisa lihat tangan saya ini bengkok, jadi enggak enggak lurus karena passing, dan ini juga enggak lurus maaf.
Ini karena cedera ya jadi karena kita passing mungkin kurang siap, sehingga dan sekarang ini saya masih aktif. Saya punya klub yaitu namanya BBJ. Nama BBJ itu singkatannya adalah Bhayangkara Bea Cukai Klub, Bhayangkara Bea Cukai Jaya, BBJ. Dan ini sekarang masih aktif, dan Insyaallah nanti tanggal 13 Desember tahun 2023 ini, kita akan ada pertandingan di Yogyakarta.
Di tengah kesibukan seorang Dirlantas Polda DIY nih, gimana sih pak cara bapak bagi waktu antara pekerjaan dan keluarga?
Nah ini yang betul-betul begitu saya berterima kasih kepada istri saya tercinta, saya sebutkan ya kepada istri Anita Purnama Sari, di mana beliau sosok seorang ibu, yang betul-betul bisa mendidik anak-anak di mana saat ini saya memang fokus kerja untuk di Yogyakarta ini memang luar biasa kegiatannya. Di sini kan merupakan destinasi wisata utama kedua sehingga tentunya kepadatan, lalu lintasnya, dan tentunya, bagaimana di sini juga banyak kegiatan-kegiatan secara VVIP, maupun nasional yang harus kita amankan, apalagi ini saat ini sudah jelang ini ya kampanye, nah di dalam politik ini tentunya saya berbagi tugas dengan istri saya, istri saya ya itulah karena home base kita di Surabaya, jadi kita saya fokus kerja, istri saya yang bolak-balik ya di balik itu kan istrinya juga sebagai Bhayangkari, memiliki tugas kegiatan Bhayangkari itu adalah kegiatan-kegiatan sosial, jadi ya itulah karena kebaikan dari ibu Kapolda, di mana beliau juga mendukung utamakan keluarga, utama keluarga itu segala-galanya sehingga akhirnya kita berbagi tugas untuk mendidik jadi istri saya apabila ada kegiatan Bhayangkari di Jogja, dia akan pasti hadir dan selalu ada, namun setelah itu izin kepada Ibu Kapolda untuk mendampingi anak-anak saya karena saya empat, ada empat yang saat ini yang ada di Surabaya ada tiga, yang nomor dua sekarang kelas 12, seperti 3 SMA di Surabaya yang satunya kelas 10, ya 1 SMA yang satunya kelas 1 SD.
Nah ini mereka yang tentunya yang pertama yang nomor 2 Nomor 3 tadi yang disebutkan itu yang kelas 3 sama kelas 1 ini laki - laki, yang terakhir inilah yang kecil, ini kelas 1 SD wanita. Jadi yang harus betul-betul diberikan apa sebuah kasih sayang dan perhatian khusus.
Berarti keluarga sekarang base-nya di Surabaya pak?
Iya betul mobil saya di home base saya di Surabaya.
Apa sih impian dari seorang Pak Alfian yang belum terwujud?
Itu bagi saya masih banyak ya, untuk yang belum terwujud. Bagaimana saya memberikan pelayanan yang betul-betul bisa diterima oleh masyarakat, dan bagaimana masyarakat bisa percaya kembali kepada kepolisian, dan juga banyak hal yang masih menurut saya kekurangan yang harus saya memberikan hal-hal yang kebaikan kepada masyarakat, sehingga bagi saya untuk saat ini banyak hal yang harus saya lakukan untuk kebaikan saat ini saya sebagai Dirlantas, untuk mewujudkan bagaimana keamanan keselamatan lalu lintas dan tentunya pada saat jelang saat ini berlangsungnya kampanye, saya berusaha untuk tidak menjadi trigger yaitu adalah kampanye yang berbudaya seperti Jogjakarta, karena kota budaya dengan tidak menggunakan knalpot prong. Itu tantangan yang bagi saya yang saat ini Harus terlaksana untuk tidak ada menggunakan knalpot prong, dengan memberikan kampanye tertib, nyaman dan damai.
Apa sih pesan Bapak Kombes Pol Alfian Nurizal, untuk sobat Suara yang mungkin ingin juga berkarier di dunia kepolisian?
Oke untuk teman-teman yang ingin berkarier di kepolisian yang pertama adalah maksud dan tujuan dari hati nurani sendiri.
Jadi tentunya alhamdulillah bahwasanya saat ini anak saya yang pertama sedang menjalin pendidikan di Akpol 32 dan tentunya itu pun bukan karena dipaksa, tapi karena hati nurani.
Saya langsung menanyakan kepada anak saya sama juga saya ikut tes Akpol dua kali baru masuk, anak saya juga dua kali baru masuk. Jadi saya tanyakan kenapa kau ingin menjadi polisi, dia jawabannya yang di luar dugaan saya adalah ingin seperti panggilan saya, adalah papin, anak-anak itu manggil saya itu papin, kalau ibunya mamin. Jadi dia manggil saya papin, saya ingin seperti papin untuk membantu masyarakat, itu yang kedua. Nah dari situlah Akhirnya saya mengatakan untuk jaga kesehatannya, pelatihan akademiknya, belajar dengan rajin semuanya dilatih psikologinya, dan juga fisik itu juga lari, pull up, sit up dan semuanya dilatih.
Sehingga apabila jadi bagi teman-teman yang ingin mengabdi atau berkarier di Kepolisian Republik Indonesia, tentunya persiapkan diri, dengan hati nurani, bahwa kita akan melayani masyarakat dengan nothing to lose, ikhlas dan disertai dengan usaha, latihan, belajar dan jangan lupa berdoa restu daripada orang tua terutama ibu dan bapak Insyaallah akan diijabah, amin ya rabbal alamin.
Nah sebelum itu pak, terakhir. Apa nih pesan dari Dirlantas Polda DIY, Bapak Alfian untuk warga Jogja pengguna jalan lalu lintas?
Oke Baik terima kasih kepada seluruh warga Jogja yang saya cintai dan saya banggakan, saya Dirlantas Polda Daerah Istimewa Jogjakarta, Alfian Nurizal Komisi Besar Polisi, saya mengajak bekerjasama kepada seluruh masyarakat untuk tertib berlalu lintas, kita budayakan ketertiban ini karena kita hidup di Yogyakarta yang penuh dengan kebudayaan, dengan keanekaragaman seni, dan tentunya dengan mengutamakan ketertiban akan mengutamakan keselamatan berlalu lintas. Bukan untuk diri kita tapi untuk orang lain juga, sehingga dengan tertib lalu lintas, Insyaallah keselamatan akan terjaga, terima kasih itu dari saya.