Kembali ke kiprah Anda di bidang tenis, pasca dari olahraga tersebut, saat ini apa yang dilakukan untuk mengembangkan cabor tenis ini?
Ya bicara tentang tenis khususnya saya pasca jadi atlet ya, walaupun namanya juara dan saya olympions, saya sebagai Ketua Indonesian Olimpiade Asosiasi memang tidak hanya mengenal di tenis.
Sekarang saya harus otomatis mengenal cabang-cabang yang lain lagi, terkait apa yang saya lakukan terhadap tenis setelah pasca karir saya. Ada beberapa hal yang saya coba untuk melihat perkembangan tenis sekarang. Memang apa ya?, orang berharap langsung instan, ya enggak bisa, apalagi olahraga tenis.
Permainan tenis ini bicara karena jenjangnya jauh, bicara peringkat dunia enggak ada sesuatu yang instan semuanya harus ada prosesnya dan juga ada progresnya.
Bayangin dengan full, katakanlah ada full support ya itu biaya maksudnya dan anak itu berbakat, belum tentu dia bisa sampai mendunia dalam arti berada di top in. Semua itu tergantung dari komitmennya dia. Kalau dia komitmen memang terjun totalitas mungkin bisa di-support dengan adanya talent yang dia miliki.
Tapi kadang-kadang ada dana, dia justru setengah-setengah, padahal bakatnya bagus, seperti itu, ya enggak bisa juga. Ada juga dana, bakatnya mumpuni, plus mentalnya mental juara, nah itu bisa jadi karena komitmennya, dedikasinya pasti tinggi.
Jadi presentasi itu yang nggak bisa dipisahkan. Semua memang bergantung pada diri anak sendiri dulu.
Nah ini enggak mudah, belakangan kita temukan ada anak kita saat ini yang menggeluti tenis. Ada salah satunya pemain dia peringkat, kalau enggak salah di ganda 26 saat ini. Tapi memang itu ganda.
Tapi memang dia menggelutinya. Memang pada saat begitu selesai kuliah dia pikir dia mau ambil opportunity anaknya, mau latihan keras dan saya lihat keluarganya mampu. Dia bisa, tapi itu semua pun tidak lepas dari bagaimana komitmen dia full udah di-support semuanya nih ya.
Baca Juga: Anya Geraldine Unggah Foto Main Tenis bareng Luna Maya, Netizen Salfok di Bagian Ketiak
Nah pada saat awal dan memulai karir mentally-nya dia juga harus jadi atlet tenis. Ini juga salah satunya It's about mental game. Nah, saya bisa katakan dari 75 persen sampai dengan 95 persen itu mental battle.