Jadi orang tua saya memang kedua-duanya walaupun ayah saya seorang polisi ya, tapi kedua-duanya dulu memang latar belakangnya dari olahraga. Ibu saya pemain badminton, bapak saya pemain bola, dari main bola pindah ke pingpong sempat main PON buat Jawa Tengah, dari main pingpong masuk ke tenis dua-duanya.
Nah disitulah kami, saya, satu keluarga mengenal mulai bermain tenis ya mengenal tenis awalnya di situ. Jadi kakak-kakak saya pun bermain tenis tapi memang yang sampai ke nasional itu hanya tiga itu yang nomor dua mbak Mami' kan ada juga lulusan sekolahan khusus olahragawan di Ragunan Jakarta.

Selanjutnya juga yang nomor empat itu, Singgih juga di Ragunan dan terakhir saya. Kita bertiga yang sampai di event PON itu kakak-kakak saya. Kalau saya memang lebih jauh. Saya lima bersaudara dan paling bungsu.
Selama ini Anda berlatih bersama kakak-kakak saja hingga ke PON saat itu?
Ya waktu-waktu kecil iya, waktu kecil itu kan memang kita pelatih pun juga beda-beda dan saya yang terakhir pun juga sama bapak dulu.
Ya waktu bapak ke kantor siang itu, pulang sekolah saya dipanggilin dulu ya buat sparing tapi juga sekaligus bisa ngawasin saya kalau dulu itu.
Kalau sekarang mungkin namanya UNJ ya Kalau dulu kan ada IKIP sebelum IKIP itu ada STO namanya, nah ini namanya Pak Pardi itu yang melatih tiap siang sebelum bapak pulang kantor, sparing dengan kakak saya. Biasanya dengan yang nomor empat itu sering kalau saya main.
Sementara kakak nomor 2, Mba Mami' karena dia sudah lebih awal dulu sekolah di Ragunan terpanggil untuk di nasional gitu jadi kalau kita sudah diamati oleh pelatih nasional.
Ada talon scott-nya akhirnya dia diambil untuk sekolah di Ragunan, nah itu yang terjadi kakak saya udah duluan. Tapi kalau saya sama kakak yang nomor empat yang laki ini, Singgih nah kita masuk Ragunannya bersamaan.
Baca Juga: Anya Geraldine Unggah Foto Main Tenis bareng Luna Maya, Netizen Salfok di Bagian Ketiak
Jadi tahun 1983 lulus SD, saya hijrah, karena kalau dengan pikiran 'kalau saya akan terus di Jogja kemarin mulai mulai limit lah ya'. Nah saya kan ingin mengembangkan pertandingan, otomatis kita juga banyak pertandingan yang di Jakarta atau waktu itu banyak di Malang ataupun Semarang dan sekolahan yang khusus untuk membina atlet juga. Sementara di Jogja waktu itu belum ada.