Suara.com - Pemilu 2024 memang masih tahun depan, namun kini sudah banyak orang-orang bermunculan untuk memperkenalkan diri ke masyarakat, termasuk pada artis yang mendadak terjun politik.
Tapi rupanya, hal ini tak membuat Inaya Wahid, artis sekaligus anak dari Presiden Keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid berminat terjun ke panggung politik. Alih-alih meneruskan jejak sang ayah, ia memilih menjadi entertainer.
Lalu, seperti apa cerita selengkapnya soal keputusan Inaya Wahid yang belum mau terjun ke politik? Serta apa pendapatnya soal mereka yang mendadak tampil sebagai caleg? Berikut wawancaranya.

Inaya sekarang kesibukannya apa sih?
Aku sebagai salah satu anggota dewan pembina di Madani International Film Festival (IFF). Masuk dari tahun kedua, sekarang Madani IFF sudah masuk ke tahun keenam.
Lainnya, tetap masih main teater ada pertunjukan juga kemarin, sedang mempersiapkan juga webseries. Aku juga masih ngurus PBNU di bagian seni dan budaya.
Tapi kan sekarang lagi musim panasnya politik, apa banyak juga yang meminang Inaya untuk gabung?
Aku nunggu dipinang pacar aku aja deh. Iya kenapa lebih pilih di Entertainment karena aku tidak harus menjadi wapres. Hahhahaa… Bapak aku juga enggak pernah minta aku menjadi wapres.
Ya karena juga, bapak ibuku membebaskan kami untuk ngapain aja. Terpenting adalah value, mau dengan cara apa disebarkan, entah dari cara politik film seni atau budaya itu terserah karena pijakannya value, bukan kendaraannya.
Tapi kan, yang meminang itu banyak.. Bahkan sekarang juga banyak artis yang tau-tau terjun, sementara Inaya yang punya dasar politik justru belum mau. Alasannya apa?
Karena saya merasa kalau di situ menjadi menyempit. Sekali lagi, fokusnya itu adalah value, jadi itu yang perlu dilanjutkan bagaimana menjaga demokrasi di Indonesia.
Eh terus buat saya pribadi kalau masuk politik, itu bisa menyempitkan (ruang gerak). Tapi saya tidak berani bilang bahwa saya tidak akan masuk politik. karena takutnya kualat nanti kalau misalnya ternyata 10 tahun saya tergoda masuk politik atau melihat itu sebagai cara yang efektif untuk menjaga demokrasi, terus saya masuk politik. Nanti jadi kayak menjilat ludah sendiri.