Profesional, sih, tidak. Biasa-biasa saja. Tapi kadang kalau ditandingkan dengan selevel di lingkungan pemda sini, lumayan lah dapat juara, walau tidak tidak juara satu.
Banyak juga hobi lainnya. Traveling naik motor, touring dengan teman-teman. Terutama ke beberapa destinasi wisata, wisata alam, dan lain sebagainya. Kalau pas ada waktu dan tidak ada kegiatan kemasyarakatan, pastilah 1-2 kali menyisipkan itu.
Mancing juga senang. Pokoknya saya senangnya hobi yang berhubungan dengan alam. Saya senang mancing di sungai karena tidak target untuk mendapat ikan yang banyak, tapi dapat manfaatnya, melatih kesabaran. Dapat nggak dapat, tetap ditunggu itu pancingnya.
Adakah nilai-nilai dari hobi Anda seperti olahraga voli yang kemudian bisa diterapkan dalam pekerjaan Anda sekarang?
Voli itu olahraga tim, tidak bisa dilakukan sendiri atau dengan satu orang saja. Butuh enam orang yang mungkin punya tugas berbeda-beda. Ada yang melakukan passing, ada yang melakukan umpan, ada yang melakukan smash. Ini tentunya bisa untuk belajar saat melakukan kegiatan atau Menyusun program.
Jadi, pimpinan itu, kan, tidak bisa melakukan kegiatan atau sukses tanpa ada orang di lingkungannya yang membantu. Kita tidak bisa sendiri. Nah, itu mengajarkan kita bagaimana leadership kita di situ sebagai seorang pemimpin harus bisa mengayomi, melibatkan personal di bawahnya dan memberikan kepercayaan kepada personal ini, masing-masing untuk bisa menyelesaikan tugasnya.
Selain itu juga melatih mental dan kesabaran. Karena kalau pas kita poinnya tertinggal, pas kita kalah, kita harus berpikir, bagaimana ini cara menang?
Sama saja, kita dilapori Masyarakat permasalahannya apa, kita harus berpikir bagaimana menyelesaikannya. Itu sebenarnya berhubungan, hanya beda saja terkait olahraga dan tanggung jawabnya.
Terkait Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani di Kalasan, sudah sejauh apa persiapannya?
Baca Juga: Wawancara Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa: Bantu Rakyat Jadi Motivasi untuk Tetap Bekerja
Jadi masalah sampah untuk Sleman, memang saat ini menjadi masalah paling utama yang harus kita selesaikan. Ini karena dari volume sampah sendiri, khususnya se-DIY, Sleman ini volume sampahnya setiap hari paling banyak, sangat besar, sekitar 300 ton per hari. Kemarin masih bisa kita buang di Piyungan, tapi sekarang harus kita Kelola sendiri sesuai dengan perintah Bapak Gubernur.