Suara.com - 'Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang', menjadi slogan melegenda milik Warkop DKI. Namun di balik jargon menggelitik, ada cerita ironi yang dipaparkan salah satu personelnya, Indro Warkop.
Indro Warkop menerangkan, jargon 'Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang' muncul ketika personelnya merasa khawatir, karena komedi yang disuguhkan dianggap membahayakan beberapa pihak.
Sebab di awal Warkop DKI lahir, para personel terdahulunya kritis memberikan kritikan kepada pemerintah lewat lawak yang disuguhkan.
"Ya karena gitu, gil* ya kita diperiksa, cuma karena mau bikin ketawa. Sebentar lagi, ketawa dilarang nih. Bercandanya gitu," kata Indro Warkop saat berbincang di kantor redaksi Suara.com belum lama ini.
![Potret Lawas Warkop DKI. [Instagram/warkop_dki_legend]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/04/12242-potret-lawas-warkop-dki.jpg)
Lalu, bagaimana selengkapnya cerita Indro Warkop soal awal mula hadirnya jargon 'Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang'? Berikut wawancara selengkapnya.
Om Indro, seperti apa awal mula Warkop DKI muncul?
Warkop itu lahir dari orang bernama Rudy Badil, Nanu, Kasino. Dari perkemahan mahasiswa di Cibubur, September 1973. Sebenarnya itu adalah bagian dari persiapan demo besar-besaran Malari, peristiwa 15 Januari. Pas api unggun, Kasino sebagai pembawa acara.
Setelahnya, programmer radio Prambors mau ambil materi ini. Tadi mikirnya buat Mapala, karena mereka adalah anak Mapala UI. Akhirnya siaran pecinta alam, tapi kurang seru.
Tapi dari sini nama Warkop DKI sudah muncul?
Belum, baru berganti setelah (materi) pecinta alam kurang seru. Kemudian berganti nama menjadi obrolan di warung kopi. Ngomong soal isu yang walaupun disamarkan. Ternyata happening.