Seperti apa aktivitas Ibu Louisa sehari-hari bekerja di MS Glow?
Saya itu kayak bus AKAP Jakarta - Malang. Karena sebetulnya head office-nya MS Glow di Malang, jadi kami di Malang. Cuma kalau ada beberapa kegiatan ya harus ke Jakarta juga. Sehari-hari ngurusin ya seluruh aspek perusahaan dari sales, marketing, finance, IT, human resourcement, semuanya. Karyawannya sekitar 180-an juga ada puluhan ribu reseller itu yang harus diurusin.
Perusahaan rintisan seperti MS Glow terkenal dengan ritme kerja yang cepat, apakah itu menjadi tantangan bagi Ibu Louisa?
Sebenarnya yang harus dikasih bintang itu Mas Gilang dan Mba Shandy. Mereka itu sebagai sosok yang mendukung gerakan anti ageisme, jadi diskriminasi terhadap usia. Diskriminasi terhadap usia itu ada dua macam, diskriminasi terhadap yang anak-anak muda banget dan tua banget.
Jadi yang muda banget karena baru lulus sekolah nggak bisa masuk ke sini karena dianggap belum berpengalaman. Kalau semua company seperti itu anak baru lulus mau kerja di mana?

Ada lagi diskriminasi kedua kepada orang seperti saya dianggap sudah pensiun, itu dianggap sudah masuk kategori tenaga kerja yang tidak ada gunanya lagi, dianggap sudah tua, sudah mengurus cucu saja, ibadah. Diskriminasi terhadap orang tua itu banyak banget, tidak hanya di pekerjaan, tapi juga orang tua tidak bisa lagi apply asuransi. Itu kan diskriminasi. Aku masih punya uang untuk bayar, lho. Mau KPR sudah nggak bisa karena sudah usia, uangnya masih banyak padahal.
Diskriminasi usia batas bawah dan batas atas itu harusnya sudah nggak ada lagi. Kalau di dunia luar, Eropa, Amerika ini lagi jalan. Jadi banyak banget gerakan anti ageisme. Di kita masih belum karena, saya nggak tahu ya dengan menempatkan orang tua kepada tempatnya di pojok sana. Itu artinya kita sayang sama orang tua, nggak usah kerja lagi. Itu katanya sayang, padahal enggak gitu. Itu enggak sayang, itu menghukum orang tua karena sebenarnya dia masih produktif.
Jadi nggak bisa memukul rata orang tua itu harus mengurus cucu, ibadah. Karena manusia itu ekstensinya nilai diri sebagai manusia. Kalau kami tidak dikasih kesempatan, kami merasa tidak punya nilai lagi dan itu adalah hukuman terberat bagi seorang manusia.
Lingkungan kerja seperti apa yang dibutuhkan untuk mendukung warga senior bisa tetap berkarya?
Baca Juga: Meski Usia Sudah 43 Tahun, Hot Mama Wulan Guritno Tetap Cantik dan Awet Muda
Pertama opportunity, kesempatan harus ada. Mba Shandy dan Mas Gilang yang membuat aku diberi peluang. Waktu dia ketemu aku, mereka nggak pernah bertanya umur aku berapa. Kita hanya ngobrol, aku kasih masukan dan dia suka. Dia baru tahu usiaku setelah kita masukin paperwork, baru muncul lah KTP, umur 61 tahun ketika itu. Dan dia tidak membatalkan kontrakku hanya karena usia 61 tahun. Orang-orang seperti ini yang harus lebih banyak.