Suara.com - Dokter Debryna, atau lengkapnya Debryna Dewi Lumanauw, tampak cukup menikmati kehadirannya di acara Deutsche Welle (DW) di Jakarta sore itu. Tampil mengenakan busana simpel dengan atasan warna putih dan bawahan kain batik, ia sesekali duduk, meski lebih banyak mondar-mandir sembari berbincang ringan dengan kolega dan tetamu yang ia temui --sesekali sambil berpose untuk berfoto.
Debryna adalah tamu spesial di acara tersebut. Dokter perempuan yang terbiasa bekerja di lapangan ini sengaja didatangkan pihak DW demi mempromosikan salah satu program menarik mereka, HER - Women in Asia, yang musim ketiganya segera tayang. Acara di sore hari bulan November 2022 itu sendiri resminya merupakan juga momen peluncuran Kantor Biro Asia-Pasifik DW, lembaga penyiaran asal Jerman itu.
Oleh DW, dr. Debryna sengaja dihadirkan karena ia akan tampil di salah satu episode tayangan musim ketiga HER, sebagai salah satu perempuan yang dinilai menginspirasi, bersama sosok-sosok perempuan lainnya dari kawasan Asia. Kepada Suara.com yang juga hadir di acara itu, Debryna pun sempat menyampaikan beberapa keterangan sekaligus pemikirannya.
![Dokter Debryna Dewi Lumanauw saat tampil di acara Deutsche Welle (DW) di Jakarta. [Suara.com/Hyoga Dewa Murti/video capture]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/01/04/69229-dokter-debryna-dewi-lumanauw-di-acara-deutsche-welle-di-jakarta.jpg)
Berikut petikan percakapan singkat dengan dr Debryna Dewi Lumanauw di kesempatan tersebut, yang dituliskan ulang dalam format wawancara khusus tanya-jawab untuk artikel kali ini:
Selamat untuk seri tayangan HER, yang (rencananya) akan tayang (awal) tahun depan (2023) ya?
Betul, (rencananya) Januari tahun depan.
Kalau boleh tahu, bagaimana proses awal keterlibatan Dokter di series ini?
Awalnya saya dikontak oleh tim DW untuk acara program HER season 3. Dan saat dijelaskan acaranya akan meliput kegiatan saya waktu di pedalaman --bukan di pedalaman mungkin ya, tetapi di beberapa bagian di Indonesia, bagaimana saya menjadi dokter di sana-- itu udah senang banget, sih.
Baca Juga: Tetap Harus Pakai Masker, 5 Aturan Protokol Kesehatan Terbaru Usai PPKM Dicabut
Karena (hal) ini, buat saya, (adalah juga) salah satu upaya saya untuk memperlihatkan perbedaan kesehatan di kota metropolitan di Indonesia, sama bukan di Jakarta, di tempat yang lebih daerah.