Debryna Dewi Lumanauw dan Harapan Adanya Kesetaraan Gender serta Kesetaraan Healthcare

Rabu, 04 Januari 2023 | 07:13 WIB
Debryna Dewi Lumanauw dan Harapan Adanya Kesetaraan Gender serta Kesetaraan Healthcare
Wawancara dr Debryna Dewi Lumanauw. [Suara.com/Hyoga Dewa Murti/video capture]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter Debryna, atau lengkapnya Debryna Dewi Lumanauw, tampak cukup menikmati kehadirannya di acara Deutsche Welle (DW) di Jakarta sore itu. Tampil mengenakan busana simpel dengan atasan warna putih dan bawahan kain batik, ia sesekali duduk, meski lebih banyak mondar-mandir sembari berbincang ringan dengan kolega dan tetamu yang ia temui --sesekali sambil berpose untuk berfoto.

Debryna adalah tamu spesial di acara tersebut. Dokter perempuan yang terbiasa bekerja di lapangan ini sengaja didatangkan pihak DW demi mempromosikan salah satu program menarik mereka, HER - Women in Asia, yang musim ketiganya segera tayang. Acara di sore hari bulan November 2022 itu sendiri resminya merupakan juga momen peluncuran Kantor Biro Asia-Pasifik DW, lembaga penyiaran asal Jerman itu.

Oleh DW, dr. Debryna sengaja dihadirkan karena ia akan tampil di salah satu episode tayangan musim ketiga HER, sebagai salah satu perempuan yang dinilai menginspirasi, bersama sosok-sosok perempuan lainnya dari kawasan Asia. Kepada Suara.com yang juga hadir di acara itu, Debryna pun sempat menyampaikan beberapa keterangan sekaligus pemikirannya.

Baca Juga: Tetap Harus Pakai Masker, 5 Aturan Protokol Kesehatan Terbaru Usai PPKM Dicabut

Dokter Debryna Dewi Lumanauw saat tampil di acara Deutsche Welle (DW) di Jakarta. [Suara.com/Hyoga Dewa Murti/video capture]
Dokter Debryna Dewi Lumanauw saat tampil di acara Deutsche Welle (DW) di Jakarta. [Suara.com/Hyoga Dewa Murti/video capture]

Berikut petikan percakapan singkat dengan dr Debryna Dewi Lumanauw di kesempatan tersebut, yang dituliskan ulang dalam format wawancara khusus tanya-jawab untuk artikel kali ini:

Selamat untuk seri tayangan HER, yang (rencananya) akan tayang (awal) tahun depan (2023) ya?

Betul, (rencananya) Januari tahun depan.

Kalau boleh tahu, bagaimana proses awal keterlibatan Dokter di series ini?

Awalnya saya dikontak oleh tim DW untuk acara program HER season 3. Dan saat dijelaskan acaranya akan meliput kegiatan saya waktu di pedalaman --bukan di pedalaman mungkin ya, tetapi di beberapa bagian di Indonesia, bagaimana saya menjadi dokter di sana-- itu udah senang banget, sih.

Baca Juga: Direktur Jenderal DW Peter Limbourg dan Kepala Biro Georg Matthes Bicara Pentingnya Indonesia di Mata Eropa

Karena (hal) ini, buat saya, (adalah juga) salah satu upaya saya untuk memperlihatkan perbedaan kesehatan di kota metropolitan di Indonesia, sama bukan di Jakarta, di tempat yang lebih daerah.

Apa sebenarnya yang ingin ditampilkan oleh HER?

Sebenarnya kalau program HER ini, ingin menampilkan sosok perempuan yang bekerja di dalam bidang sains atau dalam bidang-bidang lainnya yang mungkin jarang diekspose, apalagi di daerah Asia, dan itu juga yang kita lihat di Indonesia.

Dokter bilang sebelumnya bahwa di bidang medis mungkin tidak terlalu terlihat perbedaan peran perempuan dan laki-laki. Namun, menurut Anda pribadi, apakah perempuan secara umum sudah berada di dalam lingkungan kerja yang aman?

In general banget, sebenarnya kita harus... di Indonesia dan di beberapa negara lain, kita harus ada sedikit effort untuk membuat kita merasa aman. Karena merasa aman itu subyektif juga. Jadi, untuk merasa aman, menurut saya, memang harus ada effort dari kita untuk ke arah sana.

Apakah itu menjadi masalah saat bekerja?

Buat saya, sebenarnya enggak terlalu. Buat saya sebenarnya ini bukan hal yang besar sampai saya jadi terganggu dalam pekerjaan sehari-hari. In general sebenarnya aman. Tetapi perasaan aman itu, kita memang harus ada effort sedikit untuk menjadikan itu ada.

Wawancara dengan dr Debryna Dewi Lumanauw. [Suara.com/Hyoga Dewa Murti/video capture]
Wawancara dengan dr Debryna Dewi Lumanauw. [Suara.com/Hyoga Dewa Murti/video capture]

Apakah jalannya masih jauh untuk semua wanita di Indonesia merasa aman di lingkungan kerja mereka?

Ini bakal tergantung banget di mana. Kalau saya boleh jujur, di beberapa tempat di Indonesia mungkin masih lumayan jauh. Tetapi di beberapa tempat (lainnya) di Indonesia juga sudah cukup.

Dan kita tahu tempat di mana keamanan untuk perempuan itu ada, ketika kita lihat warga sekitar sehari-sehari juga sudah bisa membicarakan tentang isu-isu gender secara normal --bukan sesuatu yang ditabukan atau ditutup-tutupi. Daerah atau komunitas yang bisa membicarakan itu secara normal, di sana perempuan pasti aman.

Tetapi kita tahu sendiri, di beberapa tempat (lain) di Indonesia, masalah perempuan masih dianggap tabu. Ngomong (speak up) aja enggak boleh. I don’t think it's pretty safe there, to be honest.

Lalu dengan program ini, (apakah) harapannya bisa mencakup lebih banyak daerah dan menciptakan awareness yang lebih besar?

Betul, betul banget. Apalagi season 3 HER kali ini, di Indonesia memang kita ke daerah. Jadi harapannya memang untuk mencakup daerah lain juga, supaya ada kesetaraan gender, kesetaraan healthcare in general --(agar) bisa lebih dibuka-lah matanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI