Suara.com - Di balapan World Superbike atau WSBK seri Mandalika atau WSBK Mandalika 2022, Andrea Locatelli meraih posisi juara ketiga Superpole. Bersama rekan satu tim PATA Yamaha with Brixx WorldSBK, Toprak Razgatlioglu yang menyapu bersih podium pertama Race 1, Superpole, dan Race 2, Andrea Locatelli dan Toprak Razgatlioglu mengapit Jonathan Rea yang menempati podium juara dua Superpole.
Keberhasilan itulah yang membuat kehadiran Andrea Locatelli ditunggu-tunggu di salah satu Royal Box Sirkuit Internasional Mandalika. Suara.com berkesempatan berbincang-bincang bersama kelahiran Alzano Lombardo, Italia 16 Oktober 1996 yang menjadi joki Yamaha YZF R1 ini.
Sosok Andrea Locatelli mewakili profil rider khas Italia yang jenaka, bertato "ringan" dalam artian tidak full di sekujur lengan, ditambah tindik telinga, dan menyesuaikan keseharian berada di daerah tropis: segera ganti busana kaus dan celana pendek, serta bersandal jepit khas turis.
Awal karier Andrea Locatelli adalah juara Moto3 dalam gelaran MotoGP, kemudian finisher enam besar di Moto2. Berlanjut ke kelas World Supersport atau WorldSSP yang termasuk dalam WSBK.
Baca Juga: Sirkuit Mandalika Telah Kantongi Sertifikasi FIA, Bisa Gelar Balapan Roda Empat
Di kelas itu ia memecahkan rekor meraih 12 kemenangan di WorldSSP, menyandang gelar Rookie of the Year dan menapak kelas teratas WSBK mulai 2021.
Ciao, Andrea Locatelli, selamat untuk tampilan seru Superpole, bisa ceritakan bagaimana perasaanmu nyaris naik podium kedua, setelah rekan satu tim sendiri, Toprak Razgatlioglu?
Ya, beginilah hidup saya sebagai seorang rider. Lewat balapan, saya terus belajar. Melihat ke depan, dalam arti pencapaian prestasi di garis finish.
Fokus belajar di setiap sirkuit selalu penting. Mempelajari setiap trek untuk bisa berhasil saat race.
Perasaan nyaris bersanding dengan Toprak (Razgatlioglu), dia sungguh keren dalam membuat racing line. Termasuk di Sirkuit Mandalika. Terus-terang saya termotivasi olehnya yang berada di depan dan bertarung all-out.
Dan di luar trek kami bercanda: karena posturnya lebih tinggi dari saya, tentu saja jarak pandangnya di trek lebih luas. Namun lepas dari joke itu, benar adanya, Toprak bisa melihat racing line lebih jelas, sehingga mengurangi kesalahan.
Sementara saya sendiri, sulit bisa melihat racing line bagus. Dan daripada coba-coba waktu hilang, saya pertahankan kecepatan. Jadi ikuti Toprak termasuk racing line. Dan terus mendekat, bertarung dengan Jonathan Rea.
Tadinya sudah menempel ketat Jonathan Rea, namun akhirnya belum berhasil, bisa jelaskan secara teknis mengapa terjadi?
Nah, itu dia. Pertama sudah bisa menempel Johnny (sapaan akrab Jonathan Rea), sampai akhirnya saya membuat kesalahan.
Jadi saya kehilangan peluang di lap ketujuh atau kedelapan. Sistem pengereman depan kurang, akhirnya sampai 3,4 detik terlambat darinya.
Dan makin lama semakin sulit mendapatkan reference point, karena saat ini racing line di Sirkuit Mandalika hanya satu. Bila kehilangan artinya peluang mengecil. Ditambah lagi saya kehilangan feeling.
Bagaimana kesan tentang balapan di Indonesia, khususnya Sirkuit Mandalika?
Balapan di Mandalika ... ini obyektif ya, termasuk trek sulit. Saat balapan awal lap, saya berada dalam grup besar, serasa tidak sulit untuk menciptakan gap. Akan tetapi yang saya hadapi kemudian, catatan waktu para rider juga tambah bagus, bisa mempertajam sekian detik! Jadi saya juga harus lebih berusaha memperkecil jarak, paling tidak dua detik untuk bisa mengejar yang paling depan di grup.
Dan ini tidak mudah, harus terus menempel. dan saya menikmati saat bisa berhasil memperoleh tempat dan racing line tepat.
Berarti sukses membuat racing line andalan di lintasan?
Inilah poin yang disebut menantang dan bukan tugas gampang. Terasa sulit walau sudah diusahakan ke depan namun belum yakin juga untuk mengambil racing line (tertawa kecil).
Beberapa rider bisa berhasil, namun yang out juga lebih banyak. Saya lihat beberapa rider yang melebar semakin jauh.
Soal kondisi trek sendiri, bagaimana gambaran untuk Sirkuit Mandalika?
Trek sendiri sudah diaspal ulang, kabarnya (saat menjelang balapan) 10 hari lalu, begitu? Kami, rider yang balapan perlu waktu untuk membuatnya jadi "menggigit" kembali atau memiliki grip yang mantap.
Kalau kami, para pembalap WSBK nanti datang lagi untuk balapan pada Maret 2023, harapannya aspal makin mantap buat para rider sekaligus sudah lebih bersih dari debris, sekaligus lebih aman bagi kami.
Tim tempatmu bernaung seru, kekompakan kru terlihat jelas, kadang bercanda (pit tim di mana Andrea Locatelli berada tidak jauh dari elevator press room, Suara.com tidak jarang mendapati kru bekerja dan saat jeda, melihat rider berendam di kolam mainan plastik, terkadang dipayungi untuk mengurangi rasa gerah). Bisa cerita soal kru?
Tak terhindarkan, balapan adalah saat-saat yang berat. Kami berbagi tugas, saya balapan dan jadi joki, sementara sebelumnya kru berupaya keras dan siap sedia bila di tengah race ada pitstop atau kendala.
Karena itu, tugas saya di trek bikin improvement. Dan kru berhasil menterjemahkan apa yang saya butuhkan, sehingga hasil bagus di saat kualifikasi, dan di balapnya sendiri.
Sangat bahagia, dan terima kasih kepada kru, karena sesulit apapun kami bersama-sama mengerjakannya. Dan buat Toprak Razgatlioglu sendiri, astaga, dia sangat kencang!
Selain kerja keras saat balapan, kegiatan kru bukan sebatas sirkuit saat turun berlaga semata. Saat balik ke basecamp, kami sama-sama pikirkan bagaimana lebih kencang, jadi inilah langkah yang berikutnya: bisa memperkecil jarak. Juga memikirkan bila trek berbahaya. Kami perlu keberuntungan yang selalu menyertai.
Pesan buat para penonton WSBK di Indonesia?
Maret 2023 tidak lama lagi. Bersiaplah. Buat suasana sirkuit meriah dengan hadir langsung. Dan semoga trek juga semakin bagus daya cengkeramnya, sehingga rider yang bertarung bebas dari rasa gamang. Jadi nantikan kami di 2023!