CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia dan Mimpi Mendemokratisasi Gaya Hidup Sehat Masyarakat Indonesia

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 04 November 2022 | 13:59 WIB
CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia dan Mimpi Mendemokratisasi Gaya Hidup Sehat Masyarakat Indonesia
Co-founder dan CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia saat ditemui tim Suara.com di Sentral Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saya merasa dan saya percaya bahwa entrepreneurship itu memberikan solusi, itulah intisari dari melakukan usaha, dari melakukan kewirausahaan. Jadi kalau ada mungkin orang yang  merasa oh saya pengen jadi entrepreneur karena saya ingin kaya, itu sangat bisa, valid nggak? valid.  Tapi itu bukan tujuan saya  karena kalau seperti itu sangat sulit melakukan entrepreneurship, karena entrepreneurship kans untuk suksesnya kan sangat sangat minimal. Dan khususnya untuk generasi pertama ya, itu sangat sangat kecil. Jadi biasanya justru entrepreneurship yang tidak memikirkan uang saja, biasanya akan lebih besar kemungkinan untuk sukses. Karena biasanya lebih kreatif. 

Jadi balik lagi entrepreneurship bagi saya bagaimana kita sehari -hari memberikan solusi ke masyarakat. Dan solusi itu harus diterima bahasanya. Dan tes paling akhirnya, kalau respon masyarakat benar-benar baik, mereka akan rela mengeluarkan uang. Karena produk atau jasa itu fixed something in their life, dan karena itu mereka rela mengeluarkan uang, jadi buat saya entrepreneurship is about solving society problem. Dan untuk Lemonilo start dari mi instan. karena itu yang paling disukai masyarakat Indonesia. Kita salah satu konsumen terbesar untuk mi instan. Seberapa besar kontroversi di dalam mi instan, kita suka banget sama mi instan. Jadi buat kami jelas. We want to go there. Bukan karena kami ingin kayawe want to fixed a problem, yang cukup subjektif. Ada yang merasa ini bisa dibuat lebih baik baik lagi. So we want there, karena kita mau jadi problem solver. 

Karena dari kacamata orang mungkin di tahun 2017, kami masuk ke industri mi instan, kami cukup gila. Kami no body . Kami bukan siapa siapa. Kami cuma modal dengkul, modal mimpi. Modal prinsip. But we are here. Fast forward di tahun 2022 kami masih ada, produk kami juga cukup diterima di Indoensia, dan juga sudah ada footprint nya eksoprnya, dan bisa dicek numbernya bisa didapatkan secara umum, kita merupakan salah satu produsen mi instan teratas di Indonesia. Dna kami sangat-sangat menghargai feedback yang kami dapatkan dari market, baik rasanya oh mungkin harus seperti ini, ini semua kami cerna kami olah, sambil menimbang bagaimana kami solving problemnya levelnya naik terus. 

Jadi pertama mi instan, lalu kami juga ada di kategori lain di dalam FMCG, chips misalnya, snack, lalu condiments. Prinsipnya tetap sama, kita punya solved problems, jadi kita lihat mana sih kategori yang paling bisa ada impact untuk masyarakat. Jadi kategorinya harus besar dulu, dan kemudian kami masuk dengan segudang challenge yang ada. Tapi kami masuk dengan prinsip bisa gak kami jadi solusi, bisa gak kita other selection untuk masyarakat yang ingin hidup lebih baik. 

Adakah target dalam 1 sampai lima tahun ke depan dan harapan untuk pola hidup sehat masyarakat Indonesia? 

Saya berharap orang Indonesia bisa hidup lebih sehat. Itu sudah pasti. Terlepas dari hidup sehat itu harus dengan mengonsumsi Lemonilo atau tidak. Karena buat kami tidak semuanya tentang uang. Bahkan kami melakukan edukasi yang sifatnya free, tidak harus beli produknya untuk mendapatkan edukasinya. Edukasinya bisa didapatkan linknya di media sosial kami. jadi sangat mudah dan gratis. Kemudian kenapa sih kita ingin orang Indonesia lebih sehat? Karena itu tadi, kalau sehat bisa lebih produktif, jadi semuanya balik lagi untuk Indonesia. 

Tapi untuk Lemonilo sendiri saya berharap bahwa Lemonilo would outlast my age. Saya ingin Lemonilo menjadi suatu brand yang usianya lebih tua dari usia saya. One day the next generation will grow up with Lemonilo. Saya harap ini bisa jadi history for the next generation

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI