CEO Tays Bakers Alexander Anwar, Jatuh Bangun Lewati Krisis, Percaya Akan Tetap Tumbuh

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 20 Oktober 2022 | 06:10 WIB
CEO Tays Bakers Alexander Anwar, Jatuh Bangun Lewati Krisis, Percaya Akan Tetap Tumbuh
CEO Tays Bakers Alexander Anwar saat ditemui tim Suara.com di Kawasan Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saya rasa, rahasia khusus nggak ada. Saya rasa kita semua juga bisa kita harus tekun, pantang menyerah, dan pasti ada jalan. Kita percaya produk kita baik ada USP yang baik, dan kualitas oke, cuma memang butuh ketekunan yang terus menerus. 

Di pasar internasional paling banyak di mana? 

Kita punya eksistensi di wafer ya, di Taiwan, di China itu cukup oke. Kalau di Amerika baru kita mulai masuk dan jajaki karena pasar di sana cukup besar. Kalau di Vietnam juga cukup oke. Itu beberapa negara yang cukup besar untuk kami. 

Satu tantangan untuk snack seperti ini juga soal harga, bagaimana menyesuaikan harga dan ukuran yang biasanya jadi perhatian konsumen?

Saya kira itu satu hal yang tidak bisa terhindarkan ya. Memang kita harus mengecilkan kita punya ukuran, cuma kita makin ke sini bahwa kualitas selalu nomor satu, tidak terpengaruh apapun, secara ukuran mungkin lebih kecil tapi rasa yang kita tetapkan akan kita pertahankan, jadi supaya orang tidak kecewa lah ya. Namanya kalau lagi invasi lagi gencar susut apa boleh buat. 

30 tahun tentu bukan hal yang mudah, bisa diceritakan kah jatuh bangun mengembangkan Tays Bakers

Di produk ini memang kalau kita lihat kita sudah melalui cukup banyak fase fase. Cerita singkatnya kalau dari segi produk kita menganut produk me too, jadi barang yang laku apa kita kerjakan kita buat yang mirip mirip dan kita jatuh bangun melakukan distribusi, dari tadi grosir besar akhirnya pakai distribusi. Itu proses sih.

Memang butuh proses panjang, tapi perjalanan ini memang harus kita lalui. Kalau kita bicara datang dan distribusi secara massal dan produk unggulan, saya pikir itu sedikit sulit. Saya rasa ini proses yang harus dilalui semua orang, dan kita cukup bersyukur lah, dan kita bisa ada di tempat kita saat ini. 

Tays Bakers justru ekspor di tahun 2008 yang pada saat itu dunia sedang krisis, apa yang memicu Tays Bakers keluar ke sana? 

Baca Juga: Erwin Aksa: Problem Mendasar Kita Saat Ini adalah Pendidikan, Berikutnya Ekonomi

Sebenarnya pada saat itu, krisis itu selalu berpengaruh ke pertukaran nilai uang ya, jadi kita lihat dan sebenarnya kita lihat ada orang yang mulai menanyakan apakah bisa diekspor atau engga itu sudah ada, cuma selama itu kita tidak pernah aktif mencari. Pada saat itu krisis datang dengan volatilitas ini kita coba cari pasar ekspor. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI