Suara.com - Di tengah kemelut krisis moneter tahun 1998, Alexander Anwar banting setir dari usaha jual beli furnitur ke bisnis produksi makanan. Dengan modal satu buah mesin wafer stick, ia mendirikan sebuah usaha dengan nama Tays Bakers yang kini telah berusia lebih dari 30 tahun. Bahkan usahanya kini telah memiliki lebih dari 10 jenis produk camilan dengan salah satu unggulannya Tricks.
Saat dunia kembali menghadapi krisis di tahun 2008, Alex, sapaan akrab Alexander justru memberanikan diri untuk melakukan ekspor camilan yang mereka produksi ke sejumlah negara di Asia Tenggara, bahkan kini tengah berusaha memasuki pasar Amerika Serikat.
Kini di tengah ancaman resesi global yang sudah di depan mata, Alexander percaya bahwa usahanya tetap akan tumbuh dan menjangkau pasar yang menurutnya masih sangat luas.
"Kita sudah melalui beberapa kali (krisis). Untuk bisnis ini kita mungkin tidak mengatakan krisis ya, ini perlambatan. Tapi dengan ukuran kita, kita percaya akan tumbuh," ujar CEO Tays Bakers Alexander Anwar kepada Suara.com di kantornya di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Di kesempatan itu, Alex antara lain menceritakan jatuh bangunnya selama 30 tahun mengembangkan Tays Baker, sekaligus membocorkan resep bisnisnya hingga saat ini. Berikut ini kutipan lengkap wawancara khusus Suara.com dengan Alexander Anwar.
Bagaimana awal mula Tays Bakers?
![CEO Tays Bakers Alexander Anwar saat melakukan Sesi wawancara eksklusif dengan tim Suara.com di Kawasan Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/10/18/15750-ceo-tays-bakers-alexander-anwar.jpg)
Kita mulai dari tahun 1998, pada saat itu memang kita lagi mencari cari bisnis baru dan pada saat itu produk produk yang lagi trend di pasar wafer stick. Pada saat itu kita mulai merintis dengan membeli satu mesin. Dan pada saat itu bisnis itu berkembang. Dan pada sat itu lagi krisis, dan produk ini ternyata apparently justru berkembang.
Tahun 1998 bisa dibilang krisis, tapi ada kesulitan kah memulai bisnis?
Baca Juga: Erwin Aksa: Problem Mendasar Kita Saat Ini adalah Pendidikan, Berikutnya Ekonomi
Memang, dahulu kita ada background usaha di trading furniture, dan pada saat itu tampaknya pabrik makanan ini jadi salah satu yang menarik, makanya kita beralih ke bisnis ini. Dari 1998 kita mulai dengan wafer stick ini kita berkembang ke lini lini makanan yang lain, seperti snack jagung, itu kita masuk di tahun 2003, dan kita melihat peluang di meses coklat, di tahun 2008, dan kemudian dengan berjalannya waktu kita melihat ada peluang di produk yang hype itu namanya produk Tricks, kita menggunakan oven bake biskuit ini.