Jadi kita baru sekarang tahu bahwa experience beauty itu ada banyak banget touch of point-nya. Makanya sekarang kita punya media namanya beauty journal untuk serving more product knowledge, menyediakan konten supaya customer kita bisa belajar lebih banyak tentang produk-produk yang mereka cari. Kemudian dengan adanya offline store Sociolla, itu juga bisa melengkapi experience customer, karena bisa lihat langsung produknya, dan bisa cobain langsung. Kemudian ada juga product review yang ada di Soco apps, itu juga sesuatu yang baru kita temukan bahwa ternyata beauty product tuh penting banget baca review produk dulu. Jadi, banyak surprises yang jadi pelajaran dan jadi opportunity, yang akhirnya jadi achievement buat kita sekarang.
![Suasana di salah satu Sociolla store yang ada di Puri Kembangan, Jakarta Barat, Senin (2/9/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/09/13/53231-sociolla-store-social-bella.jpg)
Saat pandemi, apa yang terjadi pada Sociolla, dan bagaimana Sociolla bertahan menghadapinya?
Saat pandemi menghantam, pastinya ada banyak campaign yang terpaksa harus di-pending, diubah, atau bahkan dibatalkan. Dengan berbagai adaptasi yang kita lakukan saat itu, Sociolla bisa terus berekspansi meski di tengah pandemi. Kita menambah jumlah outlet offline, merekrut lebih banyak pegawai, dan bahkan pada Oktober 2020 kita berani berekspansi ke Vietnam.
Kenapa kita bisa achieve itu semua di masa pandemi, karena kita punya keinginan yang besar untuk sustainable. Sejak awal, kita membawa value perusahaan bahwa kita harus cepat dan agile, harus cepat untuk improve, lah. Kita make sure walau apapun yang terjadi challenge-nya, pandemi ataupun krisis ekonomi, kita punya pondasi yang kuat dan sehat, baik dari sisi bisnis modalnya maupun dari timnya.
Wah, berekspansi ke Vietnam saat usia Sociolla baru 5 tahun. Apa yang menjadi pertimbangan dipilihnya Vietnam sebagai ekspansi pertama?
Kita menemukan bahwa vietnam adalah one of the fastest growing beauty market di South East Asia. Dan kita kalau mau ekspansi kan lihat yang dekat-dekat dulu, ya. Dan market mereka punya banyak kesamaan dengan market Indonesia. Populasinya lumayan banyak yang muda, mereka sangat melek digital, adopsi digitalnya sangat cepat, dan tren beauty-nya juga cepat. Meski ada perbedaan, tapi karakteristik konsumen di Vietnam cocok banget buat Sociolla, makanya kita merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat buat kita.
Bagaimana dengan penerimaan konsumen di Vietnam, terutama terhadap brand-brand lokal yang Anda bawa?
Aku baru saja pulang dari Vietnam. Pertama kali benar-benar melihat konsumen pascapandemi. Aku ketemu dengan konsumen, tim di sana, dan melihat marketnya juga. Surprisingly, penerimaannya lumayan bagus. Padahal kita kan bukanya selama pandemi, ya, dan Vietnam punya regulasi yang berbeda dengan indonesia. Persepsi konsumen juga sangat baik terhadap brand yang kita bawa. Sehingga kita semakin melihat bahwa Sociolla di Vietnam ini akan punya potensi yang lebih besar pascapandemi.
Ada tantangan ketika membawa dan memperkenalkan brand lokal di Vietnam?
Baca Juga: Keren! Sociolla Boyong 3 Brand Lokal Ekspansi ke Vietnam
Salah satu alasan mengapa kita mau ekspansi ke luar adalah karena kita ingin sebagai perusahaan yang basisnya di Indonesia, tentu ingin membawa produk Indonesia ke luar sana. Jadi kita berhasil membawa 3 brand lokal ke sana, sudah launching juga di Vietnam, sudah dijual di Sociolla Store sana. Kita bawa Carasun, Avoskin, dan esqa. Tiga brand ini sementara jadi representative yang kita bawa, mewakili kategori skincare, makeup, dan suncare.