Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati soal Wabah PMK pada Ratusan Ternak: Kita Coba Ambil Tindakan Cepat

Muhammad Taufiq Suara.Com
Sabtu, 14 Mei 2022 | 06:10 WIB
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati soal Wabah PMK pada Ratusan Ternak: Kita Coba Ambil Tindakan Cepat
Ilustrasi wawancara. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. [Foto: Dok. Kabupaten Mojokerto / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sementara pandemi Covid-19 mulai melandai --meski muncul pula hepatitis akut yang cukup mengkhawatirkan-- di sektor peternakan belakangan justru ada wabah lain yang sedang jadi perbincangan. Wabah tersebut adalah penyakit mulut dan kuku atau wabah PMK yang menyerang sejumlah besar ternak di berbagai wilayah khususnya di Jawa.

Kabupaten Mojokerto di Jawa Timur adalah salah satu yang cukup besar merasakan dampak wabah PMK yang hangat jadi perbincangan setidaknya sejak seminggu terakhir ini. Di sana, setidaknya hingga Rabu (11/5/2022), ratusan ternak sudah terkena penyakit tersebut. Pemkab setempat pun menunggu penetapan status KLB (kejadian luar biasa) dari pemerintah pusat.

Pemkab Mojokerto mencatat, hingga Rabu sudah ada tak kurang dari 662 sapi terjangkit RNA virus penyebab PMK pada hewan ruminansia (berkuku belah) ini. Dari jumlah itu, 10 sapi dinyatakan mati akibat wabah dalam sepekan terakhir.

"Status (KLB) PMK kami masih menunggu status resmi. Karena yang mengeluarkan status bukan dari daerah, tapi kementerian, Pemerintah Pusat," kata Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, saat itu.

Baca Juga: Marthen Abrauw: Kalau Tanah Kami Diambil LAPAN untuk Bandar Antariksa, Lantas Nasib Kami Nanti Bagaimana?

Lebih detailnya, berikut ini petikan wawancara Suara.com dengan Bupati Ikfina Fahmawati dalam kesempatan sidak pasar hewan di kabupaten yang dipimpinnya tersebut:

Bisa dijelaskan kondisi wabah PMK di Kabupaten Mojokerto?

Hari ini saya bersama-sama dengan Kapolres Mojokerto, seuai arahan Presiden, Bapak Menteri dan Ibu Gubernur Jatim. Terkait dengan segara penindakan cepat menyikapi adanya wabah penyakit mulut kuku (PMK) kepada hewan ruminansia. Sebetulnya di Kabupaten Mojokerto sejak tanggal 6 Mei kita mengadakan rapat koordinasi dengan Provinsi Jatim terkait wabah di empat kabupaten di Jatim.

Langkah-langkah yang diambil, pertama, kita sudah ambil tindakan cepat, yaitu menghentikan proses penularan di pasar hewan. Kedua, Tim Dinas Peternakan dari kabupaten sudah turun menyampaikan informsi dan memberikan edukasi kepada kelompok petenak. Untuk sementara yang terserang ini adalah kelompok ternak sapi. Tapi penyakit ini menyerang kelompok ruminansia atau hewan berkuku belah. Jadi tidak hanya sapi, tapi juga kerbau, kambing, domba dan juga babi.

Di Kabupaten Mojokerto kita mencoba mengerem proses penularan ini sambil juga segera melakukan proses identifikasi, pemetaan, karena penyakit ini memiliki masa inkubasi sampai dua minggu. Sehingga dari temuan penyakit pada 3 mei, kita ini betul-betul mengecek, barangkali ada yang masih proses inkubasi. Dan semua sapi-sapi yang tertular kita lakukan tindakan supaya proses penyembuhannya cepat sehingga virus ini tidak menular ke yang lain.

Baca Juga: Peneliti Kementan Barlina Rindengan: Kita Terlanjur Terbiasa Konsumsi Minyak Goreng Sawit, Padahal Kelapa Lebih Banyak

Ada berapa pasar yang ditutup, lalu solusi bagi perdagangan ternak seperti apa?

Jadi kita ada enam pasar hewan, baik milik pemerintah maupun milik swasta. Untuk solusinya kita sudah melakukan satu pendataan, jadi kita tahu posisi sapi-sapi (sakit) ini ada di mana. Karena ini nanti juga berhubungan dengan ketersediaan daging untuk pasar agar aman terkendali.

Penyakit ini juga murni menyerang hewan. Jadi hewan ke hewan tidak menyerang manusia. Tapi manusia menjadi penularnya. Artinya, pekerja peternak, itu dia tidak akan tertular. Tapi kalau dia terkena virus itu, dia bisa menularkan kepada sapi yang sehat lewat kontak tangannya, melalui barang-barang yang dia pakek untuk merawat sapi. Seperti itu.

Nah makanya, saat ini di Kabupaten Mojokerto ada 51.300 sapi potong dan yang terserang 662 sapi per tanggal ini. Jadi masih banyak sapi yang sehat, itu yang kami pertahankan. Sapi-sapi yang masih bertahan di kandang-kandang dipastikan tidak ada hilir mudik sapi dari luar.

Kemudian para perawat sapi-sapi atau pekerjanya yang tidak bergantian masuk setelah merawat sapinya yang sakit ini kita kategorikan aman. Ini nanti yang akan menjadi sumber ketersediaan daging sapi untuk Kabupaten Mojokerto. Jadi Disperindag memantau terus sehingga ketersediaan sapi potong untuk kebutuhan konsumsi ini bisa langsung dari peternak, kemudian, ke rumah potong hewan dan langsung bisa distribusi ke pasar.

Sehingga, karena ini memang penyakit virus yang mewabah, maka dilakukan pembatasan hilir mudik ternak keluar masuk Kabupaten Mojokerto, dan lebih spesifiknya adalah keluar masuk kandang.

Jadi untuk statusnya PMK di Kabupaten Mojokerto sekarang apa?

Jadi kita masih menunggu status resmi, yang mengeluarkan bukan pemerintah daerah tapi kementerian, pemerintah pusat. Namun terlepas dari status resmi, tindakan cepat inilah yang harus dilakukan. Pertama tindakan apa yang harus dilakukan dalam situasi darurat sudah kita lakukan semuanya.

Kemudian sekarang ini kita memasuki tindakan preventif, mencegah sapi-sapi yang belum tertular atau tidak tertular agar aman. Lalu kita menyelesaikan persoalan sapi-sapi yang sakit ini sambil menunggu vaksin yang diupayakan oleh pemerintah pusat.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat di tengah warganya dalam salah satu kegiatan. [Dok. Kabupaten Mojokerto]
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat di tengah warganya dalam salah satu kegiatan. [Dok. Kabupaten Mojokerto]

Soal perdagangan ternak tadi, bu, apa solusi pemerintah daerah? (Apakah) misalnya menyediakan e-commerce dan lain-lain?

Oke, saya jawab ini dulu, salah satu solusi kemarin pada saat HUT kita sudah meluncurkan aplikasi Tumbas. Itu salah satu solusi, kita memfasilitasi penjualan untuk sapi, kambing, ternak dan lain-lain yang dalam kondisi sehat, sementara pasar ditutup, jadi jual beli masih bisa dilakukan.

Nanti Tim Disperindag akan turun kepada pedagang-pedagang yang butuh untuk menjual ternaknya tetapi masih dalam proses pengawasan dari Dinas Pertanian oleh dokter-dokter hewan kami. Ternak dipastikan sehat, baru kemudian bisa dilakukan proses distribusi, tetapi dilokalisir untuk jual beli di dalam Kabupaten Mojokerto saja.

Begini, sapi yang sakit sudah kami lakukan penindakan cepat. Penyebab PMA ini RNA virus. RNA virus ini yang menyebabkan penyakit PMA (mulut dan kuku) ini ada tujuh serotype. Tapi kita patut bersyukur sebab serotype yang menyerang Jawa Timur saat ini adalah serotype yang tingkat mortalitasnya (kematiannya) rendah. Seperti Covid, ini juga RNA jenisnya, gitu kan.

Kita lihat itu Covid kan ada Alfa, Delta, kemudian Omicron. Omicron ini kan penularannya soft gitu dan bisa dikendalikan. Nah, RNA virus PMK yang saat ini menyerang serotype virus yang ringan dan bisa dikendalikan. Kenapa? Karena kan memang ndak ada antivirusnya, cuma dikasih vitamin kemudian analgetik-antipiretik, dua hari ternak sudah mau makan.

Nah, artinya apa, karena sudah mau makan ini berarti sudah membaik. Karena gejalanya ada lesi-lesi melepuh di rongga mulut dan pecah-pecah di sekitar mulut dan gusinya, ini kan nyeri pada saat ia makan. Dan ini yang menimbulkan hipersalivasi (mengeluarkan air liur berlebihan), dari liurnya keluar berbusa. Nah kalau sudah mau makan, ini berarti sudah ada perbaikan gejala. Cukup dengan memberikan vitamin dan menyuntikan analgetik-antipiretik. Seperti itu.

Jadi, bu, apakah virus ini bisa menyebabkan kematian pada sapi?

Jadi ini memang bisa menimbulkan kematian, tetapi angka kematiannya sangat rendah. Sampai saat ini dari 662 di Kabupaten Mojokerto ada 10 yang mati pada kasus-kasus yang parah gitu ya. Jadi kalau saya sebenarnya kalau omong sapi tidak terlalu berani 'aku duduk doktere sapi soale'.

Prediksinya sampai kapan wabah ini?

Jadi begini, karantina itu teorinya kan sampai masa inkubasi selesai. Jadi kalau lewat dari masa inkubasi dia tidak apa-apa berarti sebenarnya dia sudah bebas dari virus itu. Karena kita harus cek, sebab di sini juga ada istilah OTG juga, itu kalau orang ya, tapi ini (OTG) untuk ternak. Karena virus itu memang tergantung pada daya tahan tubuh. Sama sih, kalau hewan itu daya tubuhnya bagus, walaupun kena virus juga tidak bakalan sakit.

Kalau hitungannya, bu, stok (ternak sapi) di kabupaten ini bisa bertahan untuk berapa bulan ya?

Kita butuh penyembelihan itu per hari sekitar 2 ribu sapi. Itu yang dipotong. Jadi kita kan punya 51 ribu, dan istilahnya masih cukup pada masa inkubasi ini. Tapi kita tentunya akan berpikir jauh, dan kalau tingkat kesembuhannya tinggi kita tidak perlu khawatir.

Pokoknya di masa inkubasi ini kita berusaha untuk mengendalikan, karena kalau tidak akan berdampak pada perekonomian masyarakat. Tapi yang pasti kita tidak perlu khawatir sebab virus ini tidak menyerang manusia. Kemudian virus ini juga tingkat mortalitasnya itu sangat rendah, dan penanganan-penanganannya tidak perlu yang terlalu spesifik.

Apakah dagingnya aman dikonsumsi?

Bisa dipastikan ini tidak menular kepada manusia. Seperti itu. Tapi untuk menjamin keyakinan masyarakat, tadi teman-teman yang berada di rumah potong ini memastikan kalau ternak yang dipotong itu benar-benar sehat. Lalu dari Polres tadi juga memastikan sementara ini akan menangani lalu lintas ternak di perbatasan-perbatasan Kabupaten Mojokerto.

Artinya, ternak yang sakit ini bisa disembelih?

(Ya) Tidak ada larangan secara spesifik (untuk itu).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI