Peneliti Kementan Barlina Rindengan: Kita Terlanjur Terbiasa Konsumsi Minyak Goreng Sawit, Padahal Kelapa Lebih Banyak

Senin, 21 Maret 2022 | 06:40 WIB
Peneliti Kementan Barlina Rindengan: Kita Terlanjur Terbiasa Konsumsi Minyak Goreng Sawit, Padahal Kelapa Lebih Banyak
Ilustrasi wawancara. Peneliti Balit Palma Kementan, Barlina Rindengan. [Foto: Dok. pribadi / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai negara penghasil minyak goreng sawit terbesar dunia, Indonesia mengalami ironi alami kenaikan dan minyak goreng kemasan langka di pasaran, yang alhasil membuat keluarga banyak menjerit.

Menariknya setelah Presiden Jokowi menghapus aturan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng kemasan di pasaran, stoknya jutsu melimpah di pasaran tapi harganya langsung melonjak drastis.

Lantas, bagaimana sebenarnya kondisi produksi minyak goreng sawit di Indonesia? Apa penyebab harga minyak mahal di pasaran? Lalu apakah ada alternatif minyak lain, selain penggunaan minyak kelapa sawit untuk kebutuhan di pasaran?

Beberapa waktu lalu Suara.com berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan tim peneliti di Balai Penelitian Tanaman Palma Kementerian Pertanian (Balit Palma Kementan) yang berlokasi di Manado, Sulawesi Utara, khususnya berbincang dengan Peneliti Utama, Barlina Rindengan untuk membahas masalah minyak goreng ini.

Berikut petikan perbincangan dengan Barlina yang ditulis ulang dalam wawancara tanya jawab:

Kelangkaan minyak goreng di pasaran, apakah disebabkan dari produksinya yang menurun di dalam negeri, apalagi Indonesia jadi salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar dunia?

Jadi sebenarnya untuk produksi sawit kita sebetulnya berlebih untuk kebutuhan dalam negeri.

Kalau masalah langka, ini terkendala distribusi. Kalau dari sisi produksi kebutuhan minyak dalam negeri kita berlebih, kita kurang tahu untuk distribusinya. Kalau dari sisi produsen nggak ada masalah. Kan ada 165 pabrik sawit di Indonesia.

Karena minyak goreng kemasan dari sawit kini harganya melonjak drastis, sehingga keluarga Indonesia sulit untuk memasak. Sebenarnya ada nggak sih bu, alternatif minyak lain yang bisa digunakan?

Baca Juga: Megawati Beri Saran Makanan Direbus, Emak-emak: Masalahnya Bukan Itu, Kenapa Minyak Goreng Mahal Bu!

Jadi kalau mau pilih minyak sayur lain, kita awalnya konsumsi minyak goreng dari kelapa, bukan sawit. Tapi itu tahun 1990-an. Setelah itu orang mulai terbiasa dengan minyak sawit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI