Nah itu juga, Sebetulnya itu juga saya aneh. Saya tau persis untuk vaksin hampir 100% itu yang pertama. Kemudian, seluruh stakeholder tourism sudah mantapkan CHSE yang betul-betul diikuti, nah itulah, saya juga termasuk gubernur kalau memang itu benar tadi, mudah-mudahan barometernya jelas. Memang keraguan itu biasanya kalo lagi tahun baru dan natal itu biasanya kerumunan, nah mudah-mudahan kerumunan kemarin ada dalam hati sekarang sudah bisa kita lihat sudah bisa di meeting-meeting sudah 200-300 itu tidak masalah, lagi-lagi kita percayakan kepada masyarakat, masyarakat juga sudah cukup bosan dan mengerti, yang mana hal tersebut akan mempengaruhi dia juga apalagi balik lagi travel sudah mengikuti apa yang diminta, karena kita juga tidak ingin dengan adanya pembukaan dan pembubaran akhirnya harus menjadikan yang tadinya sudah landai menjadi naik lagi. Jadi mudah-mudahan sedikit-sedikit, karena kan itu baru prediksi dan belum tentu. Mudah-mudah kita diberi keringanan sesuai PPKM yang dilakukan 1 dan 2.
Apabila dilakukan PPKM level 3 berapa persen turunnya minat masyarakat?
Oh itu bisa sampe di atas 70%, saya yakin. Itu udah yang lalu-lalu. Jangankan PPKM cuma karena antigen ke PCR aja udah bisa sampe 35-40% gitu lho. Oleh karena itu, saya bilang kepada pemerintah untuk melakukan sesuatu itu betul-betul dipikirkan dampak perekonomiannya, karena itu sangat drastis penurunannya, untuk di antigen ke pcr itu nyata di bali bulan Oktober.
Jika kondisi seperti itu, apakah bisnis perjalanan wisata akan tetap bisa beroperasi atau akan terseok-seok Bu?
Pasti akan terseok-seok lagi dan kita juga memulainya sangat sulit, kita disini banyak staf kurang lebih 7.000 agen tapi mempengaruhi jutaan orang untuk pariwisata sekitar 13 juta, bayangkan itu sudah berharap (malah) mulai down, nah tolong mudah-mudahan ini mulai tambah semangat. Pemerintah concern, tolonglah untuk pariwisata ini dilakukan, semua sudah siap dengan prokes.
Tips untuk masyarakat yang ingin berwisata terutama di kondisi PPKM level 3?
Tentunya level 3 kan yang pertama, harus PCR tentunya harganya pasti mahal. Kedua, tidak juga dari segi mahal karena PCR itu sangat lama dalam waktu 24 paling cepat 6 jam, kalau antigen selain murah itu cepat jadi walaupun kita mendadak atau sibuk kita bisa. Tipsnya itu, mudah-mudahan pemerintah itu jauh-jauh hari. Memang masih ada, umumnya sekitar 70%, 30% masih mampulah untuk membayar PCR untuk ada waktu dan dia betul-betul yakin dia akan jalan. Tapi kan tidak semua harus adillah, yang mampu dan tidak mampu. Tips untuk yang sudah mampu ikuti semua protokol kesehatan seperti sudah pasti PCR dan kedua, harus memakai travel agen yang betul-betul berlisensi terutama asita yang ketiga, tentunya kepada pemerintah jika memang ada kegiatan pemerintah, tolonglah jangan langsung ke hotelnya dan airlanenya karena harganya juga sama tapi kita bisa berbagi, bisa mempengaruhi ekonomi yang tergerakan, bukan hanya untuk orang tertentu hotelnya atau airlanenya. Tetapi kalau kita intinya mengambil tanam-tanam waktu, tidak lanjut covid, kitalah yang promosikan. Nah pada saat ini tolonglah juga dibalik, kita yang butuh, kalo waktu tidak covid kita tidak mengandalkan lokal karena kita lebih banyak mengandalkan wisatawan mancanegara karena itu proven dan banyak uangnya yang beredar di Indonesia. Jadi waktu itu kita yang bekerja keras, istilahnya lokal (hanya) tambahan tapi bagaimana mancananegara itu datang. Nah inilah pada saatnya pemerintah memberikan kebalikannya, waktu kita di bali pun tidak ada satupun wisatawan asing yang nyampe, nah itulah kita mengharapkan lokal, untuk pemerintah tolonglah memanfaatkan travel egent khususnya Asita.
Selain itu, siapkan minyak kayu putih dan dari kita sendiri harus sering mencuci tangan. pada tanggal 7 dan 8 desember di sahid arsita memiliki event dan bisa hybrid untuk melakukan keseluruhan transaksi yang ada paket-paket menarik.
Adakah tempat wisata rekomendasi yang jarang dikunjungi terutama untuk kalangan muda?
Baca Juga: Wawancara Amar Alfikar: Saya Transpria yang Beruntung, Banyak yang Justru Miris Nasibnya
Saya kalau mention tempat, pasti kalian pendengar (bilang) “kenapa bu ketum ngomongnya itu”. Pak presiden sudah menetapkan 10 destinasi di bali dan 5 prioritas. Itu aja komplain, kenapa provinsi-provinsi saya tidak, padahal saya lebih bagus. Tapi intinya kita berpindah-pindah di 34 provinsi ini, misalkan memang ada kelebihan masing-masing. Jadi kalo sudah kesini, pindah kesini dan ada 514 kabupaten. Jadi indonesia ada surga dunia harus dicoba 34 provinsi cuman sekarang itu lebih banyak yang outdoor, indonesia juga inovatif dan kreatif. Jadi lebih baik 34 provinsi dan berpindah-pindah karena berbeda daya tariknya dari mulai makanannya, culturenya, beachnya, dan gunungnya. Karena saya suka treveling, saya sudah hampir (mengunjungi) 500 kabupaten. Kemarin saya juga ke jember, saya udah sering (kesana) dan saya pergi ke beach pada tengah malem, waktu kita mau ke airport sempet-sempetin karena saya sudah kesana (dan) belum mengunjungi beachnya. Nah semoga dengan adanya ini, cintailah negara kita yang sangat perfect dan surga dunia.