Wawancara Khusus Moeldoko: Kita Punya Komitmen Serius Atasi Perubahan Iklim

Jum'at, 29 Oktober 2021 | 07:20 WIB
Wawancara Khusus Moeldoko: Kita Punya Komitmen Serius Atasi Perubahan Iklim
Ilustrasi wawancara khusus. Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. [Foto/olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Progres tempat produksi seperti baterai atau pengembangan stasiun pengisian dan lain-lain?

Ada sebuah kerja sama yang sangat baik ya, yang kolaboratif, karena semua berpikir bahwa pengembangan mobil listrik KBLBB ke depan itu adalah membangun sebuah ekosistem. Ekosistem itu apa saja? Satu, ada PLN. Karena PLN-lah yang akan menyiapkan sumber energinya. Berikutnya dari Pertamina juga memikirkan bagaimana Pertamina dan BPPT menyiapkan dan mengembangkan charging station-nya. Berikutnya dari Kementerian Perhubungan juga menyiapkan titik-titiknya, di mana kira-kira charging station dibangun.

Pemerintah daerah juga memikirkan kira-kira posisi-posisi, koordinat-koordinat yang kira-kira visible untuk masyarakat yang akan charging kalau dia menggunakan listrik. Sedang kemana, mereka lagi ke mal, di situ juga daerah memikirkan. Jadi sebagai sistem yang disikapi bersama, tidak bisa dari sisi pengusaha, karena pengusaha saja juga nggak akan jalan. Juga termasuk dari sisi financing-nya, maka dari Bank Indonesia dan OJK juga memikirkan bagaimana itu kreditnya. Karena sementara ini masih banyak pertanyaan orang-orang dari perbankan itu, berapa lama charging-nya, terus usia mobil seperti apa, berapa lama dan seterusnya, ini menjadi isu-isu yang perlu direspon.

Untuk itu, kita juga mendirikan Periklindo, Perkumpulan Industri Mobil Listrik Indonesia, agar ikut terlibat secara aktif dalam upaya- upaya sosialisasi kepada publik.

Apakah memang bus listrik atau kendaraan ramah lingkungan lainnya diyakini bisa digunakan secara massal di Indonesia kelak, dengan kata lain benar-benar mengistirahatkan kendaraan berbahan bakar fosil? Kalau iya, bayangannya kira-kira seperti apa itu bisa tercapai?

Saya pikir tidak ada perubahan yang begitu cepat ya. Maksudnya dalam konteks mobil listrik ini ya, tidak bisa perubahan itu begitu cepat. Karena sebagai contoh di seputaran (Kawasan) Jababeka saja, mobil bus aja itu 40.000, jadi maka perlu tahapan yang baik. Berikutnya ada sebuah konsistensi. Konsistensi dari mengawal dari sebuah kebijakan yang sudah disiapkan atau grand design yang sudah disiapkan Kemenhub. Berikutnya ada kesadaran bersama, (bahwa) kita menuju kepada perbaikan lingkungan. Kalau semuanya itu muncul, maka kita yakin bahwa Indonesia menuju kepada perbaikan lingkungan yang semakin cepat. Ya, kita yakin bisa.

Adakah anjuran untuk industri, masyarakat, untuk menggunakan mobil listrik? Dukungan industri artinya mulai ada ya?

Saya pikir itu tadi, itu bagian dari roadmap Kementerian Perhubungan, atau transisi penggunaan mobil konvensional menuju mobil listrik dari sisi transformasi umumnya ya. Itu saya pikir pasti diikuti oleh perusahaan-perusahaan. Dan yang selama ini terlihat jelas, bagaimana Mitsui melalui Paiton (PT Paiton Energy) membeli mobil bus MAB, berikutnya (juga) RAPP.

Dan yang saya juga heran, kemarin ketemu dari owner-nya RAPP, justru beliau terima kasih kepada MAB, karena satu, betul-betul mobil itu bisa kayak ikon gitu, dari lingkungan itu. Berikutnya yang kedua, masyarakat, karyawan mereka, semua pada senang itu, karena kan nggak berisik, bersih, berikutnya nyaman, yang akhirnya mobil itu menjadi tempat untuk selfie. Saya juga kaget juga itu, dari pimpinan mereka, dari owner-nya, dan mereka berjanji akan membeli lagi, untuk memenuhi kebutuhan secara bertahap itu.

Baca Juga: Kepala MAN Insan Cendekia Serpong Abdul Basit: "Outcome" Pendidikan Harus Jelas, Terukur

Berikutnya, apakah ada cara-cara lain yang ditempuh oleh pemerintah? Untuk penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), penggunaan batubara itu memang ada shifting ya. Ada sebuah kebijakan, di mana ke depan ini untuk PLTU secara bertahap ada substitusi di luar batubara, menggunakan sumber-sumber lain. Yang bisa, ada tenaga surya, ada chip pengganti batu bara. Tapi secara bertahap itu ya. Kalau yang energi baru terbarukan (EBT) memang sangat kuat. Presiden sudah menentukan, di antaranya menjadikan Kaltara zona hijau untuk industri. Itu sudah, kita sudah menuju ke sana juga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI