Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman: Hadapi Covid Tak Perlu Lagi Panik

Sabtu, 25 September 2021 | 14:01 WIB
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman: Hadapi Covid Tak Perlu Lagi Panik
Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman. [Sulselprov.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring membaiknya penanganan pandemi Covid-19 dan harapan terus berkurangnya kasus positif Covid-19 di Indonesia, berbagai daerah termasuk di kawasan timur Indonesia pun terus bersinergi. Dikenal sebagai salah satu kawasan yang sempat masuk zona merah, Sulawesi Selatan misalnya, diakui kini sudah bisa keluar dari kondisi darurat itu dan mulai memasuki masa new normal dengan segala kesiapsiagaannya.

Belum lama ini, Plt Gubernur Sulawesi Selatan atau Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, berkesempatan melakukan bincang-bincang secara virtual dengan Suara.com terkait kondisi kekinian pandemi Corona tersebut di daerahnya. Berikut petikan wawancara khusus dengannya yang ditulis ulang dalam format tanya-jawab:

Sulawesi Selatan sudah berstatus zona hijau. Untuk Pemprov Sulawesi Selatan menyiapkan lahan pemakaman khusus Covid-19 juga nih, Pak seluas 2 hektar mengganti pemakaman di Macanda. Sebenarnya ada penambahan kematian akibat Covid yang masih tinggi kemarin?

Pemakaman di Macanda di Goa itu memang eksisting nya sudah banyak, bawaan tahun lalu, sudah ada seribu lebih, melihat perkembangan kemarin overload, kemudian kami meminta untuk pembukaan lahan, sampai sekarang belum sempat digunakan, masih di Macanda. Tapi tetap kami persiapkan sekitar satu hektar, mudah-mudahan tidak terisi, lah.

Adanya peningkatan persentase kematian di Sulsel, menurut data satgas 1,82 persen pada 20 Agustus naik menjadi 1,88 persen. Pelonggaran aktivitas masyarakat dirasa perlu nggak, sih, Pak, dengan penurunan zona merah ini?

Kondisi yang harus kita ini lebih kepada new normal artinya kegiatan dan sebagainya, harusnya sudah menjadi kondisi kebiasaan kita masyarakat dan lainnya bahwa kita ini dalam kondisi memang harus pakai masker kemudian pembatasan dalam kerumunan atau pun kemudian kegiatan-kegiatan lebih banyak digital dan lain-lainnya itu sudah menjadi kebiasaan karena kita belum bebas dari kondisi Covid-19 ini kan persoalan penanganan yang seharusnya kita sudah memiliki standar di dalam pe-leveling 1234 terkait masalah apa saja yang boleh dibuka itu sudah ada, sudah menjadi new normal aja.

Jadi, masyarakat lebih disiapkan kehidupan new normal, tapi disebutnya melonggarkan kali, ya?

Bukan, adaptasi.

Setelah penurunan zona merah, apa sih, Pak, aktivitas masyarakat yang berbeda dari zona merah sebelumnya kalau di Sulsel?

Lebih banyak terkait bagaimana mengejar vaksin, mempersiapkan kondisi kesempatan untuk melaksanakan vaksin secepat mungkin dengan stok yang kita miliki dan bagaimana kemudian melaksanakan PTM dan tentu pada level-level yang diizinkan. Kita sudah memerintahkan ke seluruh kepala daerah kabupaten dan kota untuk melaksanakan kegiatan new normal. Ketika kondisi sudah bukan zona empat maka kembali kepada aturan sudah bisa melakukan PTM kemudian beberapa hal-hal yang terkait presentase pembukaan kegiatan masyarakat itu sudah jadi standar.

Kalau misalkan kita bertanya tentang terobosan, yang dilakukan pemprov Sulsel seandainya penurunan zona itu bagi masyarakat mereka berpikir apapun bisa dilakukan, nggak seperti sebelumnya. Ada terobosan yang dilakukan pemerintah apabila masyarakat mulai tidak mentaati peraturan sebelumnya?

Kita bahwa selalu saja bagaimana protokol kesehatan tetap harus dipakai terutama penggunaan masker dan kemudian juga selalu ada kegiatan kegiatan rapat koordinasi internal pemerintah untuk terkait penanganan di kondisi yang tidak serumit ketika lagi meningkat. Bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa banding terhadap sekitar kita. Bahwa kita juga berupaya melakukan kegiatan-kegiatan terobosan dari istilahnya pelayanan-pelayanan publik mulai melakukan inovasi vaksin kita di sini ada kegiatan mobile vaksinator tidak lain adalah siapkan sembilan bus yang komplit. kemudian vaksinator komplit dengan alat-alat untuk kemudian mereka itu vaksinasi spot-spot di seluruh wilayah sehingga ketika ada permintaan itu bisa melakukan tidak perlu mereka berkumpul di satu tempat yang kemudian bisa ini jadi kerumunan jadi kita mengambil spot-spot dengan kapasitas 200 harian dengan titik jadi itu bisa menjadi kesatuan sehingga tidak terjadi dengan kondisi kebiasaan yang menurunkan angka Covid.

Sekarang targetnya vaksinasi untuk masyarakat dan mencapai herd immunity. Soal vaksinasi sendiri dari pemprov sendiri ada kendala nggak? Dari vaksinasi atau dari masyarakatnya?

Dari masyarakat yang keinginannya kuat sekali, kita ada target memvaksin orang komorbid tentu diutamakan dilaksanakan di rumah sakit, menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan sehingga pertolongan lebih baik dan kita sudah melaksanakannya. Persoalan stok yang kita miliki kita pahami juga karena di nasional memikirkan juga terkait penyebab pandemi dan kemudian angka positif yang diprioritaskan selalu menjadi angka utama di Indonesia. Kami bersyukur karena angka suntikan kami selalu plus minus 80 persen dari stok yang diberikan. Bukan berarti kami di posisi 28 persen target yang ditujukan tapi kita melihat dari proses jumlah stok vaksin yang diberikan kepada kami artinya kami tetap agresif dalam melakukan vaksin. Jadi, masyarakat keinginannya kuat sekali untuk divaksin.

Itu hal terpenting, ya, Pak, bagaimana mendorong keinginan masyarakat untuk melakukan vaksinasi, karena kita tahu juga ya banyak sekali informasi yang tidak sampai ke masyarakat sehingga mereka takut untuk vaksin.

Kalau orang yang tidak mau divaksin susah juga ngejarnya. Sekarang ini ketika kita membuka dosis satu maka akan banyak yang datang. Makannya, strategi yang dilakukan adalah bagaimana kita ke depan sudah melakukan door to door, sudah melakukan ke sekolah-sekolah kemudian di beberapa tempat organisasi dan komunitas, itu yang kami lakukan supaya aturan tidak semrawut, gitu.

Tapi kalau di pelosok daerah Sulsel itu penanganannya seperti apa, Pak?

Tetap ada di masing-masing puskesmas selalu menjangkau daerah pelosok. Jadi, memang intinya vaksin saja, bagaimana kemudian mereka membutuhkan vaksin itu jauh lebih banyak.

Jadi mungkin penyedia vaksinnya kalau di pelosok melalui puskesmas, ya, Pak. Tadi sempat tertarik dengan fasilitas mobile vaksinator, itu seperti apa?

Kalau di sini kan ada petugas kab dan kota untuk menekan vaksin kepada warganya dan kami provinsi tentu otomatis memilih secara teknis adalah bagaimana membantu vaksinasi di wilayah aglomerasi. Aglomerasi adalah pintu pertama yang terjadi peningkatan penyebaran secara signifikan ketika pertama kali gelombang masuk. Di makassar ini ada aglomerasi wilayah suku... wilayah aglomerasi pertama maka mengapa bandara wilayah strategis dan pelabuhan besar di makassar kemudian ada wilayah Toraja karena memiliki bandara juga dan sistem penanganan hilir untuk tiga kabupaten Toraja utara dan... kemudian Maluku juga merupakan rumah sakit hilir strategis untuk pemulihan di penanganan hilir di wilayah... raya dan tentu juga di wilayah selatan sebagai komunitas penduduk besar. Wilayah ini kita sasar dengan menurunkan tim ke tempat sana. Karena ketika terjadi herd immunity walaupun dalam kondisi 88 persen target capaian vaksin dari total target 7 juta tetapi kalau 40 persen tercapai sampai 70 persen di wilayah aglomerasi yang selalu terhantam Covid otomatis kalau gelombang datang kita bisa memprediksi bahwa Covid akan susah untuk penyebaran karena wilayah pintu masuknya sudah banyak yang tervaksin.

Kedua, angka kematian terjadi di wilayah aglomerasi yang cenderung peningkatannya lebih... seperti Makassar karena penduduknya terus kemudian kegiatan penduduknya bertani dan nelayan kalau orang kantoran cenderung orang petani lebih kuat kita melihat daripada orang kota. Kemudian, menyasar orang-orang komorbid karena angka kematian sangat tergantung bagaimana komorbid yang kita lihat memang kebanyakan yang menjadi potensial sehingga kita memvaksin prioritas untuk membuka gerai dengan kerjasama dengan dokter spesialis misalnya jantung penanganan diabetes dan lainnya, penyakit-penyakit lainnya yang disasar komorbid untuk memberikan sebagaimana pasiennya divaksin. Tentu tidak akan mudah untuk divaksin tetapi butuh dokter yang menjadi langganan mereka bahwa divaksin ini akan lebih menggunakan moderna friendly, lah, untuk orang-orang komorbid.

Pemprov Sulsel sudah menutup ruang Covid. Berarti, sudah dikatakan aman, ya?

Tetap melakukan kesiagaan, kita tetap menyediakan fasilitas ICU kemarin dengan melakukan pengadaan hilir setara ICU. Pembukaan isolasi juga, dalam hal ini kami memiliki fasilitas isolasi terintegrasi. Karena dia adalah pengampu nya RS yang membuat RS isolasi tapi tidak terintegrasi dengan RS fungsinya perbedaannya adalah memiliki standing yang lebih bagus karena di bawah pengawasan RS yang kedua adalah RS lapangan daripada RS sendiri ketiga bisa ditempatkan di sana bukan sebagai penempatan sementara tetapi bertanggung jawab kemudian yang lainnya alat-alat kesehatan bisa dipindahkan. Karena sistemnya lebih mudah mereka bisa pakai setiap saat di tempat isolasi. Dan itu gratis, ada kapasitas 150 dan 180 semuanya adalah tidak ada penyewaan tempat. Kalau dulu semuanya berbayar sekarang kita tidak tahu sampai kapan ini jadi kita harus mulai keadaan normal di mana kita bisa survive.

Agar bisa sampai 75 persen masyarakat butuh berapa lama lagi dan berapa lama bisa herd immunity nya target dari pemprov?

Kami paham bahwa yang kita miliki sekarang jadi perebutan dunia juga kami pahami bahwa bapak Presiden bersama seluruh jajaran tentu telah berusaha keras dengan mampu mendatangkan 70 juta suntikan. Saya merasa ada kerugian negara lain yang hanya dapat 1 jutaan tapi kita mampu mendatangkan jauh lebih banyak, artinya ini suatu kemajuan yang lebih baik. Mudah-mudahan kita dapat lebih banyak dan menentukan juga tentang pencegahan itu.

Sehingga dari kota dan pelosok sudah tervaksinasi?

Saya maksud bahwa culinary di sini tetap berjalan dan bagaimana berdampingan dengan ekonomi dan penanganan Covid. Karena kita ini termasuk salah satu tertinggi pertumbuhan ekonomi, kita di atas nasional 7,66. Artinya kami selalu menjaga ke bupati dan ibu kota untuk bagaimana melaksanakan penanganan pandemi tanpa melupakan ekonomi masyarakat harus tetap jalan.

Makanannya apa yang paling khas?

Ada Palubasa, ada coto dari kuda, ada juga Coto Serigala, pisang ijo, pokoknya manis-manis.

Bagaimana antisipasi pemerintah agar Sulsel tidak masuk zona merah lagi?

Secara nasional pintu masuk Jakarta ataupun Bali ataupun Gorontalo ini beberapa penerbangan dari luar yang seharusnya antigen kemudian isolasi. Jadi itu sebagai standar, sama dengan Sulawesi Selatan. Yang pertama melakukan PCR aktif itu Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur. Kami menerapkan bahwa ketika kami random check penumpang dari 50 kita cek dengan swab antigen ketika mereka melakukan penerbangan sebagai syarat itu rata-rata 20 persen positif. Begitu kami kasi PCR itu menahan laju case. Sehingga dengan begitu bahwa ternyata dari 10.000 penumpang di bandara Soekarno itu rata-rata turun menjadi 1.500 setelah ada pengurangan harga PCR jadi naik 5.000. Dari program ini bahwa dengan penurunan drastis begini mengurangi probability untuk masuknya reported case orang positif Covid. Ini yang membedakan tahun lalu dan tahun sekarang peringkat lalu selalu lima besar tahun ini 10 besar.

Peringkat lebih jauh lebih bagus ya sekarang ini, Pak?

Kami dulu selalu takut, karena di zona tiga dan zona dua. Tahun lalu itu selalu jadi sorotan. Setelah saya melihat poin yang pertama kita tutup bandara harus diperketat, karena dari sana ini saya sama seperti sebuah kebiasaan di jakarta akan menular, menjalar ke wilayah timur dan semakin ke timur, saya melihat seperti itu.Maka ketika terjadi peningkatan di sana seperti gelombangnya seperti gelombang laut, dia akan bergerak ke timur. Saya tidak pernah lihat bahwa covid itu meningkat di papua dulu baru masuk ke jakarta, tapi yang ada dari jakarta dulu baru ke timur.

Oke, ini ada pertanyaan, kalo masuk wisata di Sulawesi Selatan pake aplikasi peduli lindungi juga ga ya?

Ada, ya, orang-orang sini pakai aplikasi peduli lindungi dan bisa kita lihat orang di sekitar kita. Di sini juga lagi marak-marak nya aplikasi itu dan memang ada beberapa saya tidak tahu pengecekan nya hoax atau tidak tapi paling tidak itu sangat membantu sekali dan saya juga pernah mengecek diri saya sendiri pada peduli lindungi waktu bapak presiden mau datang, itu sangat membantu sekali saya rasa aplikasi ini memang penting untuk kita miliki selama itu resep bagi sistem pendataan kita.

Kita tau nih pak, ada beberapa isu kalau misalkan “amit-amit” ada prediksi tahun ini akan ada ledakan pasien covid di luar Jawa atau Bali, antisipasinya apa aja sih yang dilakukan pemprov dari pengalaman sebelumnya dari isu-isu tersebut?

Kita ini kalau masalah covid tidak perlu lagi terlalu panik ya, karna covid ini sudah pernah datang ya dan saya berpikir kita sudah semua memahami bagaimana karakter covid dan bagaimana penangananya, paling tidak kita tidak boleh percaya diri bahwa kita bisa survive menghadapinya tetapi paling tidak bagaimana di antara-antara nya kita tidak boleh terlalu berani, tidak boleh terlalu pesimis dalam keadaan seperti ini, artinya persiapkan segala sesuatu hal makanya di setiap pelaporan kami selalu mengontrol board death sired and di semua rumah sakit, yang kedua saya selalu mengecek oksigen, yang ketiga saya mengecek obat-obat yang tersedia, tidak lain karena 3 faktor ini lah selalu menjadi persoalan individu karena bukan persoalan orang terhadap covid yang kemudian menjadi menakutkan bagi masyarakat yang sebenarnya saat ini.

Tapi yang kemudian fatality dead virus ketika mengena kena kepada orang-orang yang sudah masuk rumah sakit ini. Nah ini selain terjadi, sekarang bagaimana menekan angka kematian dengan vaksinasi karena 95 persen yang meninggal itu memang belum tervaksin 90 persen. Artinya jakarta memang sangat baik sekali karna mereka diberikan vaksin dan banyak sekali, saya rasa mereka memang harus menjadi prioritas karna pintu masuk semua daerah tapi kami juga berpikir kami juga penting karena perlintasan hak indonesia timur adalah sudah satu.

Oke pak, tadi kan ada penutupan beberapa gerbang untuk masuk nya WNA, kalo di Sulsel sendiri ada ngga sih pak upaya penutupan akses WNA ke Sulawesi Selatan untuk menghindari covid-19 apalagi sekarang juga ada varian baru, gimana tuh?

Ya kita pada intinya itu saja sih bagaimana memperketat, kalau orang nya mau datang mungkin bukan adalah hal yang paling ini ya menurut kami dan saya merasa juga sistem penerbangan sekarang sedang kesulitan untuk menghadapi situasi pandemi sekarang ya. Tapi yang paling penting dari kita itu bagaimana tidak ada yang lolos dan dia adalah... untuk Covid, itu yang paling penting sebenarnya harus dijaga kalau perlu memang harusnya sudah ada standar baku bagaimana perlintasan masuk ke indonesia itu sudah ada standar SOP khusu untuk WNA atau pun warga indonesia yang kembali dari luar negri supaya dia betul betul tidak... masuk, pertama PCR kemudian bagaimana isolasi untuk melihat masa inkubasi mungkin... Kalau saya yang paling saya pentingkan sebenarnya itu bagaimana sebenarnya harus nya ada standar nasional bahwa kalau mau meningkatkan tingkat laju wisata nusantara dan lain nya tetapi tidak mengganggu covid itu bagaimana PCR yang seharusnya mendapat subsidi untuk sistem penerbangan supaya mereka bisa lebih baik, tapi tentu kita harus melihat juga dari sisi kesehatan.

Ngomongin soal PCR, ada berita kalau perbedaan harga tes PCR di kota Makassar ya terutama lebih cepat lebih mahal, ada penjelasan nya nggak pak?

Kita memang memiliki kombet-kombet PCR ada 2 unit, kombet PCR ini kalau saya PCR sekarang setengah jam sudah keluar hasil. Tapi dia kemampuannya cuma 15 sampai 10 kemampuan mentoring dan biaya nya memang bisa sampai 10 jutaan satu kali running, artinya tentu lebih mahal jatuhnya dibanding kami memiliki PCR juga sebenarnya 90 orang kapasitas nya dengan tentu harganya lebih murah karena satu kali putar mungkin dengan jumlah 96 biji, artinya memang ada perbedaan bukan perbedaan dari segi persoalan tapi dari segi mesin yang memproses itu, kami juga jarang menggunakan kombet PCR itu kecuali urgent untuk misalkan orang meninggal yang harus di kebumi kan kemudian kita masih tanda tanya dia positif atau tidak, maka kami menurunkan in kombet yang setengah jam itu, memang mahal tapi itulah hal-hal yang harus kami cover tapi tidak semua kami gunakan kecuali untuk hal-hal emergensi, tapi saat ini kami memiliki kekuatan tujuh ribu lebih per hari masih mampu.

Tapi untuk harganya juga pasti nya mengikuti yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan sebelumnya ya pak?

Kalau kita mah gratis kecuali untuk yang perjalanan, kalau kita kan standar rumah sakit sudah ada tapi tidak digunakan PCR itu kecuali berbayar untuk orang-orang yang melakukan perjalanan, karena di asumsi bahwa perjalanan itu tentu mereka untuk keinginan sendiri untuk jalan dianggap orang yang memiliki kemampuan untuk pendanaan. Kita tentu berharap dari kementrian juga mengalokasikan setidaknya free untuk orang yang melakukan perjalanan, saya rasa itu harus di dorong bagamana free PCR untuk perjalanan karena itu bisa meningkatkan juga sirkulasi mobilitas perekonomian kita.

Oke, betul sekali pak, jadi mungkin dengan penggratisan harga PCR itu juga bisa membantu masyarakat juga ya pak. Bagaimana untuk vaksinasi tadi sekarang sudah berjalan ya pak sambil targetnya itu 75% dan sekarang langkah-langkah bapak yang dilakukan dengan pelonggaran zona merah gitu, sekarang apa kegiatan bapak dengan masyarakat?

Masyarakat terutama di pedesaan mereka aktivitas seperti biasa, mereka hanya sebenarnya butuh ketika terkena gejala kemudian tahu umurnya di atas 40 atau 50 tahun dan ada potensi dalam hal itu segerakan isolasi di tempat isolasi terpadu ataupun di RS. Karena kejadian yang terjadi di dalam tiga jam bisa diteliti. Makanya, itulah yang terjadi di masyarakat, ketakutan bagaimana mereka ketika kena tidak mau untuk masuk RS karena meninggal dalam keadaan Covid tidak mau dikuburkan dalam kondisi Covid. Saya melihat itu dalam suatu budaya ditengok dan didoakan dalam sebagainya dengan acara ritual keagamaan mereka dan itu tidak berprotokol kesehatan. Sekarang sudah mulai diturunkan level untuk pemakaman dengan pakaian hanya menggunakan dulu hazmat sekarang sudah mulai level 2 jadi hanya menggunakan seperti daster dan masker.

Tetapi, kita juga membutuhkan analisis ke depan supaya mungkin ada lagi kelonggaran pemakaman jenazah karena kita pikir dengan berlapis-lapis jenazah itu dengan dicover box triplek kemudian ditaruh dan disemprot setiap lapisnya. Ini harusnya ada pelonggaran sehingga orang tidak terlalu takut. Karena, saya sering menghadapi orang di RS ketika terinfeksi virus dan ketika baru sesak baru mau ditolong. Pernah dapatkan satu orang bahwa mamah nya sesak dan mencari oksigen sampai sudah meninggal artinya ada kecenderungan akibat ini. Ini tantangan bagi kita untuk memberikan pelajaran kepada masyarakat bahwa masuk RS karena Covid itu normal dan sudah banyak yang sembuh.

Oke, jadi, mengambil cerita-cerita positif kepada masyarakat yang mungkin masih takut dengan kasus Covid sendiri. Nah, terakhir, harapan pak Andi untuk Sulawesi Selatan, untuk target vaksinasi, untuk berkurangnya angka Covid-19 di Sulawesi Selatan, bagaimana pak?

Harapan saya yang pertama kondisi ketat kita adalah menjaga protokol kesehatan terutama penggunaan masker, yang 5M lah ya, kemudian yang kedua paling penting adalah harus ada kesadaran masyarakat korban meninggal 90% sampai 95% belum ter vaksin, maka vaksin lah the best vaksin first you can get adalah vaksin yang terbaik pertama yang bisa anda dapatkan, kemudian yang berikutnya adalah harus menjaga diri dan post aktivitas ketika terkena ke RS ketika anda dalam terdampak karena kami selalu mendoakan pemakaman kita tidak terisi kita menjadi korban berikutnya. Kita bisa suntik segera dan herd immunity terjadi.

Q: Terima kasih untuk waktunya ya, Pak.

[Aulia Ivanka Rahmana]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI