Andi Khomeini Takdir: Isolasi Mandiri Harusnya Terpantau dengan Baik, Biar Lebih Aman

Senin, 09 Agustus 2021 | 20:56 WIB
Andi Khomeini Takdir: Isolasi Mandiri Harusnya Terpantau dengan Baik, Biar Lebih Aman
Ilustrasi wawancara, dr. Andi Khomeini Takdir SpPD-KPsi. [Foto: Dok. pribadi / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Yang jadi masalah kan yang enggak dicuci, kaya sikat gigi. Apa lagi sih, perabotan dan perkakas di rumah yang enggak dicuci, yang bisa dipakai bersama? (Nah) Itu yang saran kita dipisah. Tapi kalau piring, sendok, garpu, ini kan habis dipakai, (bisa) cuci pakai sabun dan bisa digunakan lagi sama yang lain.

Kalau misalkan seperti kursi atau remote TV gitu?

Ya, remote TV kan kering ya. Orang enggak dengan keringat-keringatan kemudian menggunakan remote, ya? Saya juga pikir, enggak semua orang juga nonton TV saat isoman. Sebagian malah pegang HP masing-masing kok.

Sebaiknya kapan waktu yang tepat untuk melakukan swab ulang setelah isolasi mandiri. Dan apakah wajib swab ulang, atau bisa hanya dengan menyelesaikan durasi isolasi mandiri sesuai ketentuan saja?

Kalau gejalanya ringan, kita tidak anjurkan untuk swab. Hitungannya, 10 hari isoman tambah 3 hari bebas gejala, sudah. Enggak perlu swab, PCR kontrol. Kecuali pada setting-an pasien itu kok bergejala lagi, nah itu kita minta diperiksa. Kecuali kalau dia kemarin gejalanya sedang, gejalanya sedang-berat di rumah sakit, nah sebelum pulang biasanya kita akan minta untuk PCR kontol.

Jadi, enggak perlu swab. Selesaikan sesuai timeline. Acuannya di 3 hari bebas gejala itu. Kalau masih ada gejala, kontrol ke Puskemas, klinik, dokter atau rumah sakit, biar dicari tahu apa sebenarnya yang terjadi.

Bagaimana meyakinkan masyarakat awam, yang meskipun sudah menyelesaikan sesuai timeline tapi masih takut akan menularkan?

Ya, apa yang kita lakukan ini termasuk sosialisasi kan? Jadi kalau (ke) semua orang sudah sampai pesan itu, ya harapan kita sih, mengerti. Harapan kita, dari Satgas Penanganan Covid-19, dari KPC-PEN, dari Kementerian Kesehatan, semua unit itu bergerak, (juga) dari teman-teman media.

Kalau perlu, bikin flyer, ditempelin di masing-masing rumah, (ini) isoman hari ke-10, ke-9, ke-8 (dan seterusnya). Jadi, menginformasikan ke masyarakat bahwa di dalam sini sudah 8 hari, sudah 7 hari. Dan tempelin peraturan Kemenkes, jadi semua baca. Karena sakit ini siapa pun bisa kena. Jadi memang semuanya juga harus paham. Meskipun yang awalnya tadinya ada yang nge-bully, tapi kalau dia sekarang yang sakit, dia juga perlu dipahami.

Baca Juga: Prof Sri Rezeki Hadinegoro: Ancaman DBD Saat Pandemi, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi

Tapi, masih banyak juga kan, Dok, (orang) yang tidak percaya dengan Covid-19?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI