Jadi, saya lebih senang, lebih mendukung, lebih mendorong orang-orang ini buka jendelanya. Biarkan sinar matahari masuk. Semprot-semprot itu mungkin bisa dipakai pada setting-an di mana kamar itu tertutup, tidak punya ventilasi. Itu sebuah ruangan yang dingin, memang harus tertutup, enggak dapat sinar matahari, di situ tempatnya semprot-semprot itu.
Atau kalau orang, misalnya pulang dari rumah sakit ya. Petugas tenaga kesehatan ini, itu memang sebelum ganti baju bisa disemprot. Kan itu untuk sterilisasi. Tapi kalau sterilisasinya digunakan di rumah, saya rasa itu agak kurang pas ya. Mending buka jendelanya, biarkan sinar mataharinya masuk. Kurangi masuknya bahan kimia ke paru-paru.
Justru kalau kita nyemprot-nyemprot terus, ada (yang) namanya chemical pneumonia. Jadi radang parunya bukan karena virus, tapi karena menghirup bahan kimia dari disinfektan itu secara terus-menerus. Jadi malah justru berbahaya dan kontraproduktif. Kalau saran saya sih, bersihkan (rumah) seperti biasa, ngepel, nyapu, buka jendelanya, dan pastikan lebih banyak area yang lebih kering daripada yang basah.
Tapi kan, ada juga warga yang merasa parno kan, Dok?
Ya, kalau parno, mungkin semprotnya cuman sekali doang kan, ya? Cukup. Kalau dia semprot tiga kali sehari, yang ada nanti dia pneumonianya gara-gara zat kimia. Tetap masuk rumah sakit lagi jadinya, tapi bukan (karena) Covid-19 masalahnya yang terjadi, keracunan zat kimia nanti, keracunan disinfektan. Ingat, disinfektan itu juga membunuh mikro-organisme, termasuk sel-sel manusianya. Jadi kita pakai sesuai peruntukannya saja. Saya enggak mendorong tuh, kaya gedung-gedung disemprot, tembok disemprot. Enggak, jangan.
Ini menarik, karena saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya, banyak masyarakat yang bahkan rajin menyemprotkan disinfektan ke tubuh sebelum masuk ke suatu ruangan kan?
Tolong, jangan! Jadi, saya saja yang sudah tugas saja, "ah, enggak lah, saya enggak perlu". Mungkin ada jurnal yang mendukung, silakan disajikan ya. Tapi saya tidak pernah melihat adanya jurnal yang (mengatakan) orang-orang yang isoman itu harus melakukan disinfektan. I don't think so, dan saya enggak pernah baca. Tapi kalau ada, silakan dikirimkan deh.
Jadi enggak perlu ya, Dok, (disinfektan) disemprot ke seluruh tubuh?
No! Mandilah, cucilah bajunya, cucilah tangannya, buka jendelanya, pastikan sinar matahari masuk.
Baca Juga: Prof Sri Rezeki Hadinegoro: Ancaman DBD Saat Pandemi, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi
Ada enggak sih, paket isoman hemat atau paket obat alami yang diambil dari alam untuk isoman, khususnya buat yang OTG?