Prof Sri Rezeki Hadinegoro: Ancaman DBD Saat Pandemi, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 31 Juli 2021 | 07:32 WIB
Prof Sri Rezeki Hadinegoro: Ancaman DBD Saat Pandemi, Waspada Beban Ganda Penyakit Infeksi
Ilustrasi wawancara khusus. Prof Sri Rezeki Hadinegoro bicara ancaman DBD di tengah pandemi Covid-19. [Dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jadi banyak sekali, ya ini yang ngantri yang terakhir adalah rotavirus dan dengue. Ya insya Allah nanti kalau doain bahwa pemerintah duitnya ada gitu, hehehe jadi kita bisa memasukan (vaksinnya). Karena bisa dibayangkan ya, kalau anak-anak kita itu kan banyak , tiap tahun lahirnya 4,8 juta perbulan. Bayangin itu harus disuntik tiga kali, jadi 4,8 juta dikali 3 berapa sudah?

Itu baru 1 vaksin. Vaksinnya sekarang hampir 14 antigen, jadi memang anggaran vaksinasi itu bakal besar. Tentu saja benefitnya pun juga besar.

Terakhir, ada pesan dari Prof Sri terkait dengue di tengah pandemi Covid-19 untuk masyarakat?

Jadi dengue kita sebetulnya sudah kenal semua ya dengue itu ya. Jadi dengue itu juga berbahaya, karena bisa menimbulkan kematian. Apalagi kalau terlambat, karena dia itu kan rembes ya, pembuluh darahnya rusak, sehingga cairannya keluar dari pembuluh darah sehingga dia kemudian dan akhirnya berdarah. Nah itu jangan sampai terjadi. Jadi di dalam kita semuanya waspada Covid, tapi semua penyakit yang menimbulkan demam, ini yang penting, karena penyakit virus itu pasti ada demamnya, kalau demam lebih dari 3 hari itu sudah harus mencari pengobatan. Jadi jangan lebih dari tiga hari, karena (kalau) masuk tiga hari itu sudah ada komplikasi-komplikasi lain.

Lain dengan Covid, Covid itu komplikasinya setelah satu minggu, ada waktu untuk mendeteksi demam berdarah. Jadi sekali lagi kalau komplikasi penyakit lain, terutama dengue yang sudah didahului dengan demam, harus hati-hati. Ya flu, kaya kita masuk angin begitu juga hati-hati. Kalau sudah lebih dari 3 hari, lebih hati-hati.

Saya kira itu sekali lagi, kalau punya anak kecil jangan sampai banyak nyamuk. Ya itu tadi, tempat-tempat yang kira-kira sarang nyamuk itu yang seperti kaleng-kaleng di belakang rumah, biasanya itu yang menjadi sarang nyamuk. Saya kira itu pesannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI