Prof Cissy: Bukan Prioritas Utama, Tapi Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Perlu

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 03 Juni 2021 | 07:49 WIB
Prof Cissy: Bukan Prioritas Utama, Tapi Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Perlu
Ilustrasi wawancara. Guru Besar Kedokteran Unpad, Prof Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita. [Foto: Covid19.go.id / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dan masih dijalankan untuk sejumlah kelompok, mulai dari lansia hingga pekerja publik. Meski demikian, vaksin Covid-19 sendiri hingga saat ini masih belum diberikan untuk anak. 

Hal itu lantaran penelitian terkait dengan vaksin Covid-19 untuk anak masih sangat terbatas. Di kalangan peneliti sendiri masih menjadi perdebatan, terkait apakah vaksin yang ada saat ini cukup aman untuk diberikan atau perlu penyesuaian dosis. 

Padahal, seperti diketahui, dengan memberikan vaksinasi pada anak bukan hanya bermanfaat untuk mereka. Tetapi juga melindungi orang lain yang berada di sekitar agar tidak terinfeksi virus corona Covid-19. 

Dalam webinar Suara.com yang bertajuk "Menyongsong Vaksin Covid-19 untuk Anak" baru-baru ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD) Prof. Dr. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita, Sp.A., M.Sc, mengulas berbagai hal mengenai vaskin Covid-19 untuk anak. 

Prof Cissy memaparkan sejumlah informasi mengenai pengembangan vaksin Covid-19 untuk anak, hingga efek samping yang mungkin ditimbulkan dari vaksin Covid-19 tersebut. Berikut ini kutipan wawancaranya. 

Apakah vaksin Covid-19 untuk anak dan dewasa berbeda?

Komposisi vaksin dewasa dan anak tidak berbeda. Yang berbeda mungkin dosisnya dan jaraknya. Mungkin 12 hari atau mungkin 14 hari. Kalau AstraZeneca kan tiga bulan. Remaja kemungkinan butuh dosis yang sama seperti dewasa. Oleh karena itu makanya cepat, sekarang sudah tersedia. 

Pada anak usia muda, peneliti mulai dengan dosis 1/4 dosis reguler. Bila hasilnya baik dan aman, dosis dapat dinaikkan, untuk kelompok umur atau lanjut ke kelompok usia lain. Hal ini dilakukan agar tidak ada efek samping pada anak. Untuk anak usia muda mungkin cukup dosis kecil. 

Kenapa uji klinis vaksin Covid-19 tidak dilakukan bersama dewasa?

Baca Juga: Orangtua Wajib Waspada, Malaysia Konfirmasi Kasus Covid-19 Pada Balita

Uji klinis vaksin pada anak lebih rumit karena ada isu etik. Diperlukan data uji klinis pada dewasa terlebih dahulu untuk tahu derajat keamanan dan khasiat vaksin sebelum uji klinis pada remaja dan anak yang lebih muda. Para pakar menyatakan bahwa uji klinis pada anak tidak akan lama seperti dewasa, jumlah subjek tidak perlu sebanyak uji klinis fase 3 pada dewasa. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI