Jika respon dari pasar sendiri menyambut baik dengan adanya helm bambu, kenapa tidak kita lakukan produksi besar-besaran untuk menunjang permintaan pasar. Selain itu, kan untuk meningkatkan pegiat anyaman kembali eksis dan tidak punah.
![Agus Hasanudin, pengrajin yang juga pendiri Komunitas Topi Bambu asal Tangerang, bersama produk-produk kerajinannya. [Dok. pribadi]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/04/12/35639-agus-hasanudin-pengrajin-yang-juga-pendiri-komunitas-topi-bambu-asal-tangerang.jpg)
Kesulitan apa yang Anda alami saat awal-awal memasarkan produk topi bambu?
Basically, saya kan dulu di marketing di salah satu perusahaan nasional di Jakarta, jadi secara keilmuan saya sudah punya. Saya hampir 15 tahun bekerja di perusahaan nasional, jadi sudah cukuplah untuk mengembangkan bagaimana strategi marketing, bagaimana penjualan, bagaimana meningkatkan profit.
Nah, salah satunya, karena saya juga suka menulis dan akhirnya kita banyak promosi, kebetulan blog kita juga banyak dan kita lebih sering memposting di blog-blog kita sendiri. Banyak orang yang menggunakan media lainnya, namun saya lebih fokus untuk ke blog dan meningkatkan berbagai macam produk dan kualitas, sehingga prepack.
Menurut saya, tidak ada kesulitan yang dialami saat memasarkan produk anyaman dari bambu. Di sisi lain, sejarah yang melekat di wilayah Kabupaten Tangerang identik dengan bambu, sehingga pasar pun sudah tahu. Kita hanya mempertahankan saja agar tidak punah budaya di Kabupaten Tangerang, dan topi bambu memang sebelumnya sudah punya nilai jual.
Untuk bahan baku sendiri, itu menggunakan bambu apa?
Pohon bambu ini kan di dunia ada 176 spesies jenis bambu. Di Tangerang ini untuk memproduksi topi bambu menggunakan bambu tali yang ada di masyarakat. Memang banyak manfaatnya, tapi kalau tidak bisa membuat teknik anyaman tradisi turun-temurun ini akan punah begitu saja.
Kondisinya itu, kelebihan anyaman topi bambu yang ada di Tangerang ada yang namanya minitiang, itu yang membendakan dengan topi-topi lain. Itu kelebihannya. Sehingga pasar pun bisa membedakan mana produk asli dari Kabupaten Tangerang, mana yang tidak asli.
Berapa harga topi bambu saat ini? Dan sebelumnya pula, seberapa besar potensinya?
Baca Juga: Wali Kota Cilegon Helldy Agustian: Ingin Lebih Bermanfaat bagi Orang Lain
(Tahun) 1984 (itu) topi bambu menjadi atribut anyaman seragam pramuka, sehingga pasarnya itu ada. Seluruh Indonesia menggunakan atribut topi bambu pramuka, dan (itu) dibuat di Tangerang.