Deasy Nurmalasari: UMKM Tetap Bisa Raup Untung dengan "Go Digital"

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 26 Januari 2021 | 20:16 WIB
Deasy Nurmalasari: UMKM Tetap Bisa Raup Untung dengan "Go Digital"
Deasy Nurmalasari, Ketua Tim Karya Nusantara, bicara tentang UMKM yang Go Digital. (Dok. Pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jika kita lihat tingkat produktivitas itu masih rendah, kenapa? Karena secara nasional tingkat produktivitas kita 5,4 sedangkan usaha itu masih 4,15 persen.

Kita harus melihat peluang lainnya, peluang lainnya adalah jumlah pemuda pengguna internet, media sosial dan e-commerce semakin meningkat. Apalagi semenjak pandemi, apa apa serba menggunakan digital. Sebagai contoh, ketika saya ingin membeli daging tapi saya agak takut kepasar, akhirnya saya membeli lewat online.

Sekitar 175 juta meningkat dan sekitar 160 juta pengguna. Ternyata dari 175 ini, 160 juta ini pengguna media sosial dan hampir 100 juta belanja di e-commerce. Sementara jumlah UMKM yang sudah aktif berjualan secara online itu masih rendah. Jadi yang tadi UMKM nya banyak ternyata yang berjualan di online itu masih rendah.

Sekitar 4-10 persen aktif berjualan setelah membuat akun. Jumlah UMKM yang sudah memiliki akun e-commerce sekitar 8-10 juta, tetapi yang aktif 4-10 persen. Sudah buat lapaknya di e-commerce, sudah buat di marketplace tapi tidak diurusin itu banyak juga.

Ada contoh UMKM yang sudah Go Digital dan sukses?

Di sini kita sempat bertanya kepada 237 pelaku usaha, bagaimana sih dampak pandemi bagi bisnis? Ternyata tidak semua omsetnya turun jadi ada beberapa berdampak positif, omsetnya meningkat. Mengapa hanya 8 persen mengapa tidak 10 persen? Kenapa sih meningkatnya tidak semakin besar? Di sini ternyata yang berdampak positif yang omsetnya meningkat itu adalah yang menjual produknya itu sudah mulai dengan Go Digital.

Hasil karya Pelaku UMKM di Kota Makassar. Sektor UMKM diharapkan menjadi penggerak ekonomi di tengah pandemi / Foto : Istimewa
Hasil karya Pelaku UMKM di Kota Makassar. Sektor UMKM diharapkan menjadi penggerak ekonomi di tengah pandemi / Foto : Istimewa

Di sini ada makanan sehat praktis, bumbu masakan, suplemen herbal, buah buahan, yang frozen atau tidak itu juga ada. Usaha besar sekarang jika kita lihat ini sangat sigap menangkap peluang pasar online dengan mengelola sosial media dan membuka official store, lalu kenapa UKM tidak? Padahal kita jika ingin meningkat kita harus menyesuaikan kebutuhan saat ini.

Belakangan ini mulai tren komunitas roaster coffee yang menawarkan berbagai ragam alternatif merek kopi lokal. Kita lihat, Brand brand kripik dan brand brand besar sudah tahu, sudah mulai aware pentingnya Go Digital. 32,2 juta dalam satu tahun. Bisa dilihat bahwa merek brand brand besar itu sudah mulai Go digital.

Kenapa butuh? Sebenarnya Go Digital itu bukan hanya sebagai tempat berjualan, jadi kita harus sama-sama memahami bahwa Go Digital sama saja sebagai data ekonomi. Kenapa data ekonomi? Karena, pertama dan kedua memudahkan UMKM tren pasar.

Baca Juga: Pemberdayaan Disabilitas untuk Mengelola Kedai Difabis Coffee & Tea

Kita tahu tren pasar membidik peluang dan juga sehingga ketika kita mengambil peluang bisnis menjadi tepat. Dengan memanfaatkan Go Digital, masyarakat jadi tahu apa yang harus dicari dan juga UMKM lebih tahu apa yang dibutuhkan melalui tren.

Itu adalah cara kita membaca tren pasar. Lalu ketiga, mungkin kita harus memutuskan mau buka toko langsung di E-commerce atau di media sosial? Atau mau semuanya? Biasanya kami mengajukan, bukan tidak boleh semuanya tapi jangan semuanya mau nantinya ga diurusin. Banyak akun tapi tokonya kosong, ada yang bertanya tidak ada tanggapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI