Monica Nirmala: Protokol 3M dan 3T Jadi Kunci Kendalikan Pandemi Covid-19

Bimo Aria Fundrika
Monica Nirmala: Protokol 3M dan 3T Jadi Kunci Kendalikan Pandemi Covid-19
Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarinvest), Monica Nirmala. (Dok: Instagram/healthinharmonyngo)

Penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,Monica Nirmala, menyebut banyak masyarakt yang tidak tahun 3T.

Artinya orang yang terkena karena anggota keluarga rumahnya gitu dan cukup banyak yang kemudian akhirnya meninggal tidak tertolong. 

Itu sebetulnya orang tua orang tua kita yang tidak begitu banyak mobilitasnya yang tidak begitu tinggi mobilitasnya dibandingkan dengan mereka yang lebih muda. Oleh karena itu, dari Kemenkomarves kami sangat mendorong kalau ada orang yang positif bisa mungkin dia dipisahkan saja di fasilitas yang memang sudah disediakan pemerintah. 

Selain tujuannya untuk mencegah penularan di dalam rumah, tujuannya juga agar orang ini bisa dipantau oleh petugas kesehatan dari awal sampai dia sembuh begitu sampai dia selesai menjalankan isolasi. 

Dibandingkan kalau dia isolasi mandiri kadang-kadang susah dipantaunya kalau misalnya jogo tonggo nya atau tugas-tugasnya RWnya jalan tapi kalau di konteks- konteks urban yang tidak begitu jalan tidak begitu saling mengenal begitu maka akan susah untuk memantau maka itu kami mendorong isolasi terpusat tadi.

Bagaimana dengan risiko penyebaran di dalam ruangan?

Dalam kesempatan ini saya juga ingin menggarisbawahi selain 3 M dan 3 T tentang indoor tentang kumpul-kumpul di dalam ruangan tertutup ber-ac. Iya jadi ini saya mau kasih satu data lagi bahwa resiko penularan di ruang tertutup itu 18,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan outdoor dibandingkan dengan di luar ruangan. 

Jadi begitu, gampangnya begitu membayangkan seperti ini bayangan penularan itu seperti asap rokok. Jadi dalam ruangan tertutup ber-ac ada orang merokok per satu jam dia merokok di dalam ruang tertutup itu. Lalu ketika ada orang lain masuk dia pasti langsung tercium sekali begitu asapnya pekat sekali. 

Padahal kalau dalam konsep Covid-19 tentu kita tidak bisa mencium ya tapi kita menghirup udara tersebut. Bayangkan lagi kalau ini ada di lapangan terbuka di lapangan bola begitu ada orang perokok misalnya satu  jam merokok di lapangan bola orang mungkin lewat di dekat dia tidak kecium. 

Bisa membayangkan penularan Covid-19 itu seperti itu tapi tentu Covid-19 tidak kelihatan seperti asap dan juga bukan asap juga. Tapi kurang lebih seperti itu membayangkan konsep indoor jadi bisa dibayangkan kalau ruangan indoor berhasil dan tidak ada ventilasi yang baik terus orang ngobrol-ngobrol gitu ya selama berjam-jam itu akan menjadi sumber penularan dan kalau teman-teman berpikir juga konteks seperti itu yang paling dekat adalah sebenarnya adalah kantor.

Mengapa klaster keluarga dan kantor tinggi?

Komentar