Monica Nirmala: Protokol 3M dan 3T Jadi Kunci Kendalikan Pandemi Covid-19

Penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,Monica Nirmala, menyebut banyak masyarakt yang tidak tahun 3T.

Makanya lewat kesempatan ini ingin menekankan bahwa deteksi dini itu sangat penting, jangan nunggu banyak gejala muncul baru berobat. Misal kita kehilangan indera penciuman atau pengecapan itu kita harus memeriksakan diri. Karena gangguan pada indera penciuman dan pengecapan, karena itu indikator terkuat bahwa seseorang terkena Covid-19.
Oleh karena itu, walaupun terasa ringan, kita harus waspada, jangan jangan saya kena nih, makanya harus memeriksakan diri. Jadi itu, poin testing buat masyarakat umum adalah please deteksi dini jangan takut, malu, jangan, justru itu untuk keperluan kesehatan kita.
Bagaimana dengan tracing?
Lalu tracing, jadi ada yang bilang tracking ada yang tracing yang benar adalah tracing yang dalam bahasa indonesianya pelacakan kontak.
Jadi yang dimaksud dengan tracing adalah kalau ada seseorang positif Covid-19 yang akan dilakukan petugas puskesmas, akan nanya ke kita, akan menghubungi kita , lalu tanya dalam beberapa hari terakhir kita kemana aja sih kita ketemu saja, makan bareng siapa saja, dan dicatat riwayatnya, tentang kita ketemu siapa saja dalam beberapa hari terakhir itu dan orang yang berkontak erat akan dihubungi oleh petugasnya, dan untuk melakukan karantina.
Jadi kalau bisa memisahkan diri dulu dari orang lain. Misal kalau di rumah, di kamar sendiri jangan tidur dengan anggota keluarga lainnya, jadi selama 14 hari, dan juga jika semisal orang itu bergejala, dan kontak erat serumah, petugas kesehatan akan menjadwalkan tes. Jadi saya menjelaskan konsep itu dulu. Jadi orang yang berpotensi memiliki virus ini dipisahkan dulu dengan yang sehat, agar bisa memutus rantai penularan.
Kalau treatment, apa maksudnya?
Yang ketiga adalah treatment atau perawatan treatment atau perawatan ini bisa berupa isolasi diri baik di rumah maupun di fasilitas yang telah disediakan pemerintah itu. Ya tujuannya caranya dengan konsepnya adalah dengan memisahkan yang memiliki virus dari populasi yang sehat begitu. Nah tadi memang pak yulianto sempat singgung ya karena saya juga ngomong di jawa tengah bahwa risiko penularan terhadap orang yang satu rumah itu 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kontak erat yang ada di luar rumah.
Ya sebenarnya logika aja kan kalau satu rumah ya sehari-hari kan ketemunya dia. Dan kita bisa bayangkan bahwa orang indonesia banyak keluarga yang di indonesia tinggal satu rumah nya itu multigenerasi dari kakek nenek sampai anak bayi dalam satu rumah yang sama. Padahal kita tahu nih kakek nenek ini adalah kelompok yang rentan kalau misalnya dia karena dia lebih parah gitu ya. Nah sedangkan kalau bercampur dengan kelompok misalnya yang usia kerja begitu yang mobilitasnya tinggi ke mana-mana begitu bisa yang kemudian pulang akhirnya membawa virus dan keluarkan ke orang rumahnya.
Dan kita juga sudah melihat bahwa dalam kasus pertama di indonesia yang terjadi adalah cluster keluarga. Jadi kita lihat nih dari awal cluster keluarga dan ternyata selama 9 bulan ini pandemi ada di indonesia itu kan klaster keluarga yang mendominasi itu klaster keluarga mendominasi.