Tapi di Provinsi Yunnan industri juga berkembang pesat seperti geothermal?
Iya, betul. Di sana memang [industri] berkembang pesat, juga industri pariwisata.
Apakah dalam pertemuan kemarin dibahas secara khusus kerja sama ekonomi antara Yunnan dengan Indonesia?
Oh, ndak, hanya dengan RRT [Republik Rakyat Tiongkok --Red]. Khusus dengan Yunnan, saya sudah janji dengan pemerintah di sini bahwa saya akan kembali lagi untuk bahas secara detil apa yang bisa dilaksanakan [dalam] kerja sama antara Yunnan dengan Indonesia.
Mereka sudah punya sister province di Indonesia. Dengan Bali kalo gak salah. Dan di sini kota yang berpotensi juga. Ada hal-hal atau sektor-sektor yang punya potensi untuk bisa dibuat kerja sama dengan Indonesia. Saya sudah janji dengan pemerintah di sini, nanti saya akan buat kunjungan khusus saja ke sini.
Apakah akan mem-follow up hasil pertemuan Menko Maritim & Investasi dengan Menlu China?
Gak juga. Enggak. Karena yang kita bahas kalo antara menteri itu kan secara keseluruhan, China. Sedangkan kalo nanti yang mau saya jadwalkan berkunjung ke sini itu, bagaimana Yunnan dan tentunya provinsi-provinsi yang bisa kita identifikasi sesuai dengan apa yang menjadi kekuatan di Yunnan. Misalnya sektor seperti yang sudah dibilang tadi, geothermal, pariwisata, dan pertanian. Mereka kuat di sini. Tapi untuk itu, saya akan adakan kunjungan khusus ke sini.
Setelah pertemuan di Yunnan, media di tanah air menyoroti rencana pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai terbesar di dunia. Apakah topik ini dibicarakan khusus? Bagaimana timeframe mewujudkan itu?
Atau sebelum ke situ Mbak, mungkin saya gambarkan dulu hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok secara keseluruhan dulu, baru nanti kita masuk ke yang khusus-khusus.
Baca Juga: Penelitian Awal Vaksin Sinovac Dilakukan di Luar Negeri, Ini Kata BPOM
Oke.