Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin

Kamis, 29 Oktober 2020 | 12:15 WIB
Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin
Ilustrasi wawancara. Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun. [Foto: Dok. KBRI / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pak Presiden kita itu luar biasa loh. Mau buat video untuk memperkenalkan product-product Indonesia.

Jadi begini, China ini kan pasar yang besar. Semua orang bersaing untuk masuk ke pasar sini atau untuk menggaet kerjasama. Karena diplomasi yang baik, hubungan kita dengan China itu semakin membaik.

Nah, bagaimana sekarang hubungan baik itu harus kita buat ke dalam bentuk angka. Selalu saya kalo ngomong sehari-hari, bahasa saya begini: kita ini dulu kan teman, sekarang kita jadi sahabat, mestinya sahabat itu mendapatkan perlakukan-perlakukan istimewa, khusus; mestinya itu terrefleksi di angka-angka. Angka-angka itu adalah perdagangan, investasi, pariwisata, dan digital ekonomi. Karena ini yang kelak akan men-drive ekonomi kita. Nah itu bahasa simple saya kepada mereka seperti itu.

Tapi pemahaman kita dengan mereka soal hubungan ini sama kan Pak? Artinya hubungan yang saling menghormati dan menguntungkan.

Oh iya. Mereka merasa dekat. Saya kan sudah menyaksikan bagaimana pertemuan menteri-menteri itu. Keakraban ada di situ. Begitu juga, jangan lupa, bahwa Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping itu kan dekat. Selama periode COVID ini saja, mereka telah melakukan pembicaraan per telepon kan tiga kali. Itu gak ada kepala negara lain, kepala negera Indonesia.

Ya semua ini kan yang kemudian terefleksikan dalam kerja sama ekonomi. Itu berkat kedekatan kedua pemimpin. Itu hasilnya adalah kerja sama di bidang ekonomi, kerja sama di bidang vaksin, kerja sama yang lain-lain juga. Begitu kira-kira.

Baik Pak Joe, saya kira sudah cukup banyak informasi yang saya dapat. Saya akhiri dulu percakapan kita ya. Terima kasih banyak waktunya.

Kontributor : Rin Hindryati

Baca Juga: Penelitian Awal Vaksin Sinovac Dilakukan di Luar Negeri, Ini Kata BPOM

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI