Astronom Tri L Astraatmadja: Perjalanan Antariksa Baru Sebatas Tepi Pantai

Senin, 12 Oktober 2020 | 20:17 WIB
Astronom Tri L Astraatmadja: Perjalanan Antariksa Baru Sebatas Tepi Pantai
Ilustrasi wawancara. Tri L Astraatmadja, astronom Indonesia di Amerika Serikat. [Foto: Dok. Carnegie / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Oh ya, masyarakat kita sangat relijius, saking relijiusnya bahkan melihat science itu juga sebagai bagian dari agama. Tidak bisa melihat science sebagai hal lain. Jadi itu harus menjadi bagian dari agama tidak bisa melihat science sebagai hal lain. Tapi mungkin itu juga ada kaitannya dengan bagaimana cara kita mengajarkan atau memperkenalkan science. Ya seperti kita belajar agama: sebagai sesuatu yang tidak boleh keliru. Jadi kalo kamu salah ya kamu bego haha. Nah kayak gitu.

Padahal science itu senantiasa berubah. Banyak sekali pengetahuan-pengetahuan science yang gagal karena tidak berhasil menjelaskan fenomena yang ada. Science yang diajarkan di sekolah adalah science yang berhasil bukan yang gagal. Kalo gagal gak diajarkan di sekolah.

Mungkin itu. Jadi cara memandang science itu.

Dan science juga menjadi lahan pertempuran untuk melegitimasi kepercayaan atau untuk mendelegetimasi kepercayaan tertentu: oh science ini juga ada di dalam kitab kami. Itu juga salah satu problem yang ada.

Tri sendiri dibesarkan di keluarga yang relijius meski moderat. Bagaimana orang tua menerapkan pendidikan di rumah?

Kalo kami dulu gak diarahkan untuk mempelajari sesuatu misalnya: ‘kamu harus belajar teknik supaya dapat duit.’ Atau ‘kamu harus masuk tentara supaya nanti hidupmu stabil.’ Itu di keluarga kami gak ada seperti itu. Jadi kami bebas aja.

Biasanya mereka tanya balik. Mereka juga kasih informasi saja sehingga kami bisa bikin keputusan. Misalnya aku dulu bilang,’ ayah aku mau menjadi astronom.’ Ayah hanya bilang,’ nanti kamu cari uang gimana, itu agak susah loh.’ Saya jawab: ‘ya gak apa-apa. Yang penting buat pengatahuan.’

Jadi mereka hanya kasih realitasnya begini. Biar tahu aja. Jadi tidak pernah ada larangan atau didorong untuk ke sana. Biar aja kita cari tahu sendiri, bikin keputusan sendiri itu yang ada di keluarga.

Kalo ada beda pendapat, bagaimana cara mengatasinya?

Baca Juga: Kepala LAPAN: Kiamat Bisa Terjadi di Bumi Jika Satelit Terganggu

Ya kita terus argumen aja, sampe salah satu mengalah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI