Cara Justinus Agus Satrio, Sumbang Ilmu Biomassa ke Indonesia dari AS

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 14:14 WIB
Cara Justinus Agus Satrio,  Sumbang Ilmu Biomassa ke Indonesia dari AS
Ahli biomassa Indonesia di AS, Profesor (teknik kimia) Justinus Agus Satrio, Phd. [Foto dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kenapa tidak diteruskan?
Udah masuk dulu, sampai sudah mulai kuliah. Tapi kemudian saya sadar saya tuh takut darah, haha. Jadi kalau ngeliat darah itu stress. Kemudian pada waktu yang bersamaan itu, saya iseng-iseng ikut..dulu baca di (harian) Kompas itu ada pembukaan untuk studi di luar negeri. Itu programnya Pak Habibie (BJ Habibie, presiden RI ke-3. Red) di akhir 80an. Kayaknya minjem dari Bank Dunia.

Saya iseng ikut tes. Ujiannya pada waktu itu di Senayan. Senayan penuh peserta yang ngambil program ini. Ujian tulis, lewat. Ternyata saya dipanggil untuk tes-tes berikutnya. Kok ya selalu lewat. Akhirnya dapat. Kemudian dapat tawaran, mau sekolah di mana? Saya waktu itu diminta memilih kuliah di Eropa: Inggris, Perancis, Belanda, Jerman; atau Jepang, Australia, dan Amerika. Kemudian kupikir Amerika kok kelihatannya menarik.

Itu program ikatan dinas ya?
Iya, ikatan dinas

Itu program BPPT? Nama programnya apa ya?
Iya, itu program BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Red), dulu namanya OFP (Overseas Fellowship Program. Red). Saya ikut, akhirnya memilih sekolah di Amerika

Baca Juga: Wawancara Hadi Pranoto, Anji Ingin Berbagi Kebaikan untuk Masyarakat

Itu untuk sekolah S1?
Iya, S1

Ambil jurusan apa?
Saya memilih jurusan teknik kimia. Dulu juga saya tidak mengerti. Boleh sekolah asal bidangnya itu engineering. Jadi teknik; ada teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia. Dulu kan saya suka chemistry, kimia.

Sejak SMA sudah minat kimia? Atau Fisika juga. Karena waktu SMA kayaknya jago banget fisika?
Dulu fisika... kalau untuk menjadi engineer itu musti fisika, matematika, musti kuat kan. Kemudian saya juga ditambah lagi, kimia, saya senang pelajaran kimia.

Saya memilih teknik kimia juga karena itu masih jarang. Saya pilih jurusan yang tidak banyak orang pilih. Kebanyakan orang kan mengertinya teknik mesin, teknik elektro. Saya cenderung memilih sesuatu yang unik. Jadi memilih teknik kimia, juga karena kok kelihatannya menarik. Kemudian saya memilih datang ke Amerika.

Di Amerika itu banyak negara bagian. Amerika kan luas banget. Dari Los Angeles ke New York itu, pantai barat ke pantai timur sama jaraknya dengan dari Sabang sampe Merauke.

Baca Juga: Amanda Septevani, Teliti Limbah Biomassa Jadi Layar Perangkat Elektronik

Saya memilih tinggal di negara bagian Iowa (sebuah negara bagian yang terletak di Barat Tengah (midwest) Amerika Serikat. Red).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI