Temuannya apa? Jakarta (akan) tenggelam?
Ketika 1997 itu yang kita temukan hanya nilai penurunan tanah di Jakarta. Di beberapa tempat (penurunannya --Red) ada yang sekian centimeter per tahun. Tetapi waktu itu topografi Jakarta sepertinya masih di atas permukaan laut. Jadi hanya tahu bahwa Jakarta itu turun.
Di 2007, baru muncul rob di Jakarta.
Banjir rob muncul, kemudian setelah kita analisis, waktu itu sih kita menduganya karena ada kenaikan muka air laut akibat efek global warming. Jadi, "Oh, ini akibat global warming yang perubahan iklim; es mencair, kemudian air laut menjadi tinggi. Itu yang sebabkan banjir."
Baca Juga: Bukan Utara dan Barat, Ini Wilayah Terbanyak Banjir di Jakarta
Tetapi setelah kita teliti data sea level rise, itu kecil. Ternyata hanya sekitar 6 milimeter per tahun.
Nah, kemudian baru kita terbesit, "Ini kayaknya yang tanah turun, akhirnya topografinya di bawah laut." Baru dari situ sadar bahwa: "Wah! Ini ternyata efek penurunan tanah, signifikan terhadap banjir rob."
(Pada 2007 air laut naik ekstrem, banjir rob menerjang Jakarta Utara, merendam rumah-rumah --Red)
Pada 2010 baru saya coba modelkan, bagaimana pola dari banjir rob yang terjadi di Jakarta. Sehingga ketika diproyeksikan, barulah keluar kesimpulan: Jakarta bakal tenggelam. Model itu baru kita buat di 2010.
Saat itu fokus penelitian masih Jakarta? Atau sudah melihat pesisir pantai yang lain?
Baca Juga: Cerita Riswanto Warga Pluit yang Motor dan Perabotannya Teredam Banjir Rob
Waktu itu sudah dengan Semarang. Jadi 2006 itu Semarang sudah mulai. Di Semarang itu juga kira-kira hampir mirip. Di 2007-2008 rob-nya mulai ada. Mulai menjadi pusat perhatian waktu itu.