Iya, jadi itu memang dua sisi. Kayak sisi mata uang. Satu sisi kita tidak boleh pasrah, tapi di satu sisi setelah berusaha, boleh saja pasrah. Saya lihat kondisi masyarakat yang menjadi korban ini, tidak menambah masalah bagi pemerintahnya.
Pemerintah kan sekarang lagi pusing-pusing, tapi masyarakat masih memaklumi. "Oh, pemerintah belum kasih bantuan... ya sudah." Beda halnya kalau misalnya pemerintahnya lagi kesusahan, tapi masyarakatnya sudah nuntut banyak. "Pokoknya mau nggak mau, besok saya nggak mau rob lagi. Kalo gak, ya udah..." Misalnya akan berbuat semena-mena. Nah, itu kan pemerintah bebannya jadi dobel.
Meski kalau ada pressure dari masyarakat, kan pemerintah bisa bertindak lebih cepat?
Nah, sebenarnya complicated juga ya. Tapi ya, pemerintah juga jangan pasrah. Masyarakat untuk sementara pasrah, mungkin itu akan jadi win-win solution. Jadi, pemerintah dan stakeholders, "Kamu speed-up dong!" Sementara masyarakat yang terdampak sabar dulu. Nah, kombinasi ini kelihatannya menarik. Begitulah yang berlaku di kita.
Baca Juga: Bukan Utara dan Barat, Ini Wilayah Terbanyak Banjir di Jakarta
Kalau di luar negeri kan dengan pola pikir yang berbeda, ya udah... Jangankan itu, ada tetangga yang bikin satu kerusakan di rumah kita, bisa langsung tuntut, sue.
Kebayang kan (kalau) misalnya korban-korban di Pekalongan menuntut pemerintah. Rob-nya, ada banjir dituntut. Ya, nggak akan beres-beres. Nah, ini kalau saya melihat unik. Jadi itu menambah optimisme bahwa kita pasti bisa.
Orang luar negeri juga surprised. Ketika datang ke Pantura, mereka tanya "Orang-orang kenapa tidak angry? Padahal ini ulah siapa sudah jelas. Pemerintahnya seharusnya bisa berbuat lebih banyak."
"Cariin dong air. Ini kok pemerintahnya juga nyari air kayak setengah-setengah," kata peneliti luar negeri itu.
Jadi orang luar negeri sudah gemas, tapi yang di sini santai?
Baca Juga: Cerita Riswanto Warga Pluit yang Motor dan Perabotannya Teredam Banjir Rob
Iya. Mereka yang dari luar negeri udah bilangnya scarry! "Wah, ini sangat menakutkan!" Tapi yang bikin bingung, termasuk ketika mereka nanya ke saya, kok peneliti masih bisa bercanda tawa dengan teman-teman di pesisir.