Jadi model partisipatif itu seperti apa?
Sebuah proses itu elemennya banyak. Kalau ada yang misalnya ingin ikut sebagai tim research, bisa pergi ke lapangan. Ingin jadi volunteer, boleh-boleh saja. Kemudian ada yang ingin, "Saya kasih funding aja." Jadi, kita coba kumpulkan semua kontribusinya. Tentunya ketika semuanya mau jadi tim research, tidak ada yang kasih funding, ya tidak akan jalan.
Jadi memang nanti ya, modelnya karena partisipatif, ya didiskusikan bersama. Kalau ternyata, misalnya, ada yang, "Wah, saya mah males pergi-pergi, tapi saya punya uang. Udahlah ini saya kasih, nanti nama saya tolong disebut disitu." Itu bisa.
Saya lihat beberapa format ekspedisi seperti itu, pernah dilakukan teman-teman di Wanadri. Mereka bikin ekspedisi pulau-pulau terluar Nusantara dalam menjaga keutuhan NKRI, banyak juga yang mau jadi donatur.
Baca Juga: Bukan Utara dan Barat, Ini Wilayah Terbanyak Banjir di Jakarta
Bagaimana menjaga objektivitas penelitian?
Ya, tentunya kalau kita di research itu lebih enak. Ketika hasil risetnya seperti apa, funder juga kadang-kadang bilang, ya hasilnya seperti itu, ya seperti itu, meskipun sudah didanai.
Tetapi kita juga akan selektif. Misalnya kalau sudah ada conflict of interest, kita cari yang lain yang bisa sama-sama lebih objektif.
Selama ini kan saya tidak mau minta dana penelitian ke siapa pun, termasuk ke pemerintah. Saya hampir tidak pernah minta dana penelitian karena ingin menjaga objektivitas. Padahal kalau kita sebagai dosen peneliti, itu kalau mengajukan ke Dikti (Ditjen Pendidikan Tinggi), kita lumayan dapat dana penelitian.
Tetapi saya masih ada beberapa hal di dalam pemikiran saya yang "tidak dulu deh untuk minta ke mereka" karena ada satu dan lain hal. Salah satunya objektivitas.
Baca Juga: Cerita Riswanto Warga Pluit yang Motor dan Perabotannya Teredam Banjir Rob
Jadi Mas Heri masih belum mau terima dana penelitian dari pemerintah?